*Spoiler Alert: Review film Catatan Harian Menantu Sinting mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Sudah ada dua tahun setelah Ariel Tatum tampil di film Sayap-sayap Patah (2022), yang mana dia beradu akting dengan Nicholas Saputra di film tersebut. Setelah tidak tampil di layar lebar selama 2023, Ariel bakal comeback lewat film komedi terbarunya, yang diberi judul Catatan Harian Menantu Sinting.
Catatan Harian Menantu Sinting digarap oleh Sunil Soraya, sosok yang juga menyutradarai Apa Artinya Cinta? (2005) dan Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (2013). Di film ini, Ariel Tatum beradu akting dengan Raditya Dika, yang sudah lima tahun tidak tampil di layar lebar. Selain mereka berdua, Catatan Harian Menantu Sinting juga dibintangi oleh Lina Marpaung, Robby Purba, Raline Shah, dan aktor lainnya.
Diadaptasi dari novel berjudul sama, Catatan Harian Menantu Sinting berkisah tentang Minar, yang terpaksa tinggal di rumah mertuanya karena dia dan suaminya, Sahat, belum menemukan rumah yang tepat. Selama tinggal di sana, sang mertua selalu ikut campur urusan rumah tangganya Minar dan Sahat, apalagi mengenai Minar yang tidak kunjung hamil.
Review film Catatan Harian Menantu Sinting
Film komedi yang tidak maksa dengan perkembangan cerita yang menarik
Film yang menampilkan karakter dan kebudayaan Batak bisa dibilang jumlahnya semakin banyak dalam beberapa tahun belakangan, ditambah lagi dengan kehadiran Catatan Harian Menantu Sinting. Yap, film ini diambil dari perspektif keluarga Batak, yang mana kamu akan menemukan bahasa Batak, istilah Batak, bahkan proses adat Batak, yang membuat nuansa Batak yang ditampilkan film ini terasa autentik.
Catatan Harian Menantu Sinting mengangkat konflik antara menantu dan mertua, yang dibalut dengan cerita komedi. Kamu pastinya pernah menemukan film komedi yang terlalu berusaha menjadi lucu dengan ekspresi karakter yang terlalu berlebihan dan cerita yang terlalu mengada-ada. Kabar baiknya, hal tersebut tidak akan kamu temukan di Catatan Harian Menantu Sinting karena film ini menampilkan momen komedi dengan cara yang mengalir saja dengan konfliknya.
Konflik utama film ini adalah bagaimana ibunya Sahat mendesak Sahat dan Minar segera mempunyai anak. Nah, kekepoan ibunya Sahat dalam mengetahui kehidupan seksual anak dan menantunya inilah yang menimbulkan banyak momen lucu di film ini, ditambah dengan ibunya Sahat yang kolot, sok paling tahu, dan terkadang bertingkah polos karena sebenarnya banyak hal yang dia tidak tahu. Untuk film dengan rating 13+, komedi yang ditampilkan Catatan Harian Menantu Sinting sebenarnya lebih cocok ditujukan untuk penonton 18+.
Enggak hanya sekadar lucu-lucuan saja, Catatan Harian Menantu Sinting juga menampilkan perkembangan hubungan karakter yang menghangatkan hati, antara ibunya Sahat dengan Minar. Dengan durasi filmnya yang cukup panjang untuk ukuran film komedi, yaitu 2 jam 2 menit, segala konflik serta penyelesaian antara para karakter di film ini bisa tersampaikan dengan baik, tanpa terasa bertele-tele atau dengan pace yang terburu-buru.
Pemilihan para aktor yang tepat
Film yang dibintangi Raditya Dika biasanya naskahnya ditulis oleh Radit atau filmnya sekaligus disutradarai oleh Radit. Menariknya di Catatan Harian Menantu Sinting, Radit hanya berperan sebagai aktor saja, tanpa terlibat sebagai penulis naskah atau sutradara. Dipasangkan dengan Ariel Tatum, Radit dan Ariel menciptakan chemistry yang cukup baik dalam memerankan karakter suami-istri di film ini.
Selain Ariel Tatum dan Raline Shah, sebagian besar aktor yang membintangi Catatan Harian Menantu Sinting memang merupakan keturunan Batak, sehingga logat Batak yang diucapkan terasa alami. Itulah sebabnya, saya bisa bilang bahwa para aktor yang tampil di film ini benar-benar dipilih dengan tepat.
Radit dan Ariel memang bintang utama filmnya. Namun, penampilan yang paling mencuri perhatian di Catatan Harian Menantu Sinting adalah Lina Marpaung yang berperan sebagai ibunya Sahat. Sebagai orang keturunan Batak, Lina begitu mudahnya dalam memerankan mamak-mamak Batak yang kolot, tetapi tetap bisa terlihat lucu tanpa memaksakan ekspresi yang berlebihan.
Tampilkan pesta adat Batak yang sangat niat
Berhubung mengangkat kebudayaan Batak, kamu bisa menemukan beberapa pesta adat Batak di sepanjang film ini. Enggak hanya sekadar memeriahkan filmnya, pesta adat yang ditampilkan film ini bisa dibilang sangat niat, bahkan terlihat mirip dengan pesta adat sesungguhnya, mulai dari desain setnya, wardrobe-nya, tata riasnya, bahkan para aktornya juga diperlihatkan melakukan beberapa prosesi adat yang cukup menantang. Pemilihan lagu-lagunya juga begitu tepat dalam mendukung nuansa tiap momen di filmnya.
***
Catatan Harian Menantu Sinting mengangkat konflik antara menantu dan mertua, yang dikemas dengan cerita komedi. Tanpa menampilkan ekspresi karakter yang berlebihan dan konflik yang terlalu dibuat-buat, komedi yang ditampilkan film ini terasa mengalir saja dengan konfliknya dan tidak terasa maksa. Enggak hanya sekadar lucu-lucuan, film ini juga menampilkan perkembangan hubungan karakter antara menantu dan mertua yang heartwarming.
Setelah baca review film Catatan Harian Menantu Sinting, apakah kamu jadi tertarik menonton film komedi ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!