Review Film Anatomy of a Fall (2023)

*Spoiler Alert: Review film Anatomy of a Fall mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Oppenheimer (2023) telah resmi dinyatakan sebagai pemenang “Best Picture” Oscar 2024. Untuk memenangkan penghargaan tersebut, Oppenheimer harus bersaing dengan sembilan film lainnya, salah satunya adalah Anatomy of a Fall. Walau Anatomy of a Fall gagal memenangkan “Best Picture”, film tersebut tetap membawa pulang piala Oscar dengan memenangi penghargaan “Best Original Screenplay”.

Jika sebagian besar film yang masuk nominasi “Best Picture” adalah produksi Hollywood atau Amerika Serikat, Anatomy of a Fall ternyata merupakan produksi Prancis. Film ini digarap oleh Justice Triet, sosok yang juga menyutradarai Sibyl (2019) dan In Bed with Victoria (2016). Anatomy of a Fall dibintangi oleh Sandra Huller, Swann Arlaud, Milo Machado-Graner, Antoine Reinartz, dan aktor lainnya.

Anatomy of a Fall berkisah tentang keluarga yang terdiri dari pasangan suami-istri dan satu anak, yang tinggal di pegunungan Prancis. Pada suatu hari, sang kepala keluarga, yaitu Samuel Maleski, ditemukan tewas akibat jatuh dari lantai 3 rumahnya. Berhubung tidak ada orang lain di sekitar rumah keluarga Maleski yang terpencil, sang istri, yaitu Sandra Voyter, pun dicurigai sebagai pembunuh suaminya.

Review film Anatomy of a Fall

Film drama persidangan yang sebenarnya mengupas konflik rumah tangga

Jika melihat premis yang dijelaskan di atas, kamu mungkin berpikir bahwa Anatomy of a Fall merupakan film misteri pembunuhan. Walau dibuka dengan momen mengejutkan yang memperlihatkan kematian Samuel Maleski yang tragis dan misterius, jalan cerita Anatomy of a Fall justru berfokus pada konflik rumah tangga yang terjadi antara Samuel, istrinya (Sandra Voyter), dan anak mereka (Daniel Maleski).

Segala konflik rumah tangga yang terjadi di keluarga Maleski diungkapkan dalam proses persidangan yang dihadapi Sandra untuk membuktikan dia tidak membunuh suaminya. Menariknya, sutradara Justine Triet dan penulis naskah Arthur Harari menyajikan momen persidangan dengan cara yang realistis, seperti kita benar-benar sedang menonton persidangan secara langsung.

Namun, bukan berarti persidangan di film ini tidak mampu memainkan emosi kamu. Berhubung momen persidangannya Sandra mendominasi Anatomy of a Fall, jangan heran jika film ini disajikan dengan banyak dialog. Nah, setiap dialog yang diucapkan tiap karakter inilah yang membangun permainan emosinya. Setiap dialog, khususnya dialog selama persidangan, menimbulkan berbagai reaksi dari para karakter yang terasa begitu nyata.

Tidak hanya fokus pada konflik pasangan suami-istri yang sudah tidak harmonis saja. Anatomy of a Fall juga membahas bagaimana trauma bisa memengaruhi seseorang dan orang-orang di sekitarnya. Yap, film ini turut membahas kesehatan mental pasangan menikah yang jelas relate dengan kehidupan nyata. Menariknya lagi, tidak ada hal dramatis yang bakal kamu temukan pada ending filmnya, tetapi entah kenapa ada rasa kelegaan ketika filmnya berakhir.

Tidak heran Sandra Huller bisa masuk nominasi “Best Actress” Oscar 2024

Anatomy of a Fall tidak hanya masuk nominasi “Best Picture” dan mendapatkan penghargaan “Best Original Screenplay” saja. Pemeran utama di film ini yang memerankan Sandra Voyter, yaitu Sandra Huller, turut masuk nominasi “Best Actress” Oscar 2024, walau tidak menang. Setelah menonton Anatomy of a Fall, saya akhirnya mengerti kenapa Huller bisa masuk dalam nominasi “Best Actress” Oscar 2024.

Aktingnya Huller di film ini benar-benar brilian! Mengingatkan saya dengan aktingnya di The Zone of Interest (2023), yang juga masuk ke nominasi “Best Picture” Oscar 2024. Ia tampil natural. Setiap ekspresi dan reaksi ketika ia memerankan Sandra pun seperti bukan orang yang sedang berakting. Saking briliannya, Huller bahkan bisa mengeluarkan detail kecil yang terasa alami pada setiap ekspresinya.

Aktor cilik yang memerankan anaknya Sandra, yaitu Milo Machado-Graner, juga menampilkan akting yang tidak kalah menarik. Bahkan pada beberapa momen, Machado-Graner mampu mengeluarkan luapan emosi yang begitu meyakinkan dan mengena. Gilanya lagi, anjing yang bernama Messi, terlihat lihai memainkan perannya sebagai peliharaan keluarga Maleski.

Visual dan audio yang sederhana tetapi tepat dalam membangun suasana filmnya

Pada poin pertama, saya sempat menyebutkan bahwa Anatomy of a Fall menampilkan momen persidangan yang terlihat realistis. Hal tersebut didukung karena film ini menampilkan visual dan audio yang sederhana. Bahkan di sepanjang adegan persidangan, tidak ada penggunaan scoring sehingga kita bisa fokus pada dialognya. Musik-musik dramatis pun muncul ketika anaknya Sandra Voyter memainkan piano untuk menghilangkan kegelisahannya.

Untuk menampilkan visual yang realistis, sutradara Justine Triet dan sinematografer Simon Beaufils menggunakan gaya kamera yang cenderung “berantakan” tetapi dalam arti positif. Jadi pada bagian interogasi anaknya Sandra, film ini menampilkan visual yang seperti direkam oleh kamera handycam. Lalu pada beberapa momen, kamera tiba-tiba melakukan zoom kasar yang memperjelas suasana adegannya.

***

Kematian misterius yang ada di bagian awal Anatomy of a Fall bisa dibilang hanya sebagai “kulit” dari layer tema atau cerita yang sebenarnya ingin disampaikan film ini. Sebagai film tentang persidangan, film ini dipenuhi dialog yang punya peran penting dalam permainan emosi pada ceritanya. Akting Sandra Huller sebagai pemeran utama begitu mulus, sampai kita bisa dibuat lupa bahwasannya ia sedang berakting!

Setelah baca review film Anatomy of a Fall, apakah kamu jadi tertarik menonton film drama ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!