review drakor the worst of evil

Review Serial The Worst of Evil, Episode 1 – 3 (2023)

The Worst of Evil
Genre
  • kriminal
  • thriller
Actors
  • Ji Chang-wook
  • Lim Se-mi
  • Wi Ha-joon
Director
  • Han Dong-wook
  • Park Geum-beum
Release Date
  • 27 September 2023
poster the worst of evil
Rating
4 / 5

*(SPOILER ALERT) Review serial The Worst of Evil ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.

Disney+ Hotstar semakin gencar merilis drama Korea orisinal. Setelah sukses dengan drakor Moving, Disney+ Hotstar pun kembali merilis drakor orisinal terbaru pada akhir September 2023 ini, yaitu The Worst of Evil. Serial yang merilis tiga episode perdananya pada 27 September lalu pun dibintangi sejumlah aktor Korea ternama, seperti Ji Chang-wook, Wi Ha-joon, dan juga Lim Se-mi.

Sinopsis drama Korea The Worst of Evil berkisah tentang Park Jun-mo (Ji Chang-wook), seorang polisi detektif yang bekerja di pedesaan. Pada suatu hari, Jun-mo pun mendapat tugas untuk menyamar dan menyusup ke organisasi kriminal pimpinan Jung Gi-cheul (Wi Ha-joon) yang beroperasi di Seoul. Namun, ternyata Gi-cheul memiliki hubungan di masa lalu dengan istrinya Jun-mo, yaitu Yu Eui-jeong (Lim Se-mi) yang juga bekerja sebagai polisi.

Nah, sebelum kamu nonton drama Korea The Worst of Evil di Disney+ Hotstar, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!

Review drama Korea The Worst of Evil

Drakor gangster yang terasa semakin menegangkan dengan tambahan konflik cinta segitiga

Istimewa

Berdasarkan sinopsisnya, mungkin banyak dari kamu yang sudah menebak kalau The Worst of Evil adalah drakor yang bertema gangster. Yap, lewat drakor ini kita akan dibawa ke dunia kriminal di Seoul, tepatnya di wilayah Gangnam yang dipimpin oleh Jung Gi-cheul pada era 1990-an. Keterlibatan Jun-mo sebagai polisi yang menyamar di gengnya Gi-cheul pun menambah ketegangan dari konsep cerita tersebut.

Jalan cerita dalam drakor ini pun semakin terasa intens setelah Yu Eui-jeong yang merupakan istrinya Jun-mo turut terlibat secara tidak sengaja dalam operasi penyusupan tersebut. Pasalnya, Eui-jeong pernah menjalin hubungan spesial dengan Gi-cheul sewaktu SMA, dan bahkan merupakan cinta pertama sang gangster yang masih ia sukai sampai sekarang. Hal inilah yang membuat cerita The Worst of Evil jadi menarik.

Soalnya, kita enggak cuma mendapatkan ketegangan dari genre kriminal dan thriller-nya, melainkan juga dari elemen romantis yang tampaknya bakal jadi kunci untuk konflik utamanya. Hal ini pun berhasil membuat KINCIR tertarik buat melihat bagaimana reaksi Gi-cheul saat tahu tentang hubungan asli Jun-mo dan Eui-jeong.

Satu-satunya kekurangan dari plotnya adalah pembangunan ceritanya yang agak lambat di episode pertama. Namun, hal tersebut berhasil diatasi pada dua episode berikutnya.

Akting karismatik dari tiap pemain

Istimewa

Rasanya kualitas akting dari setiap pemain dalam drama Korea ini sudah enggak perlu diragukan lagi. Terlebih Ji Chang-wook yang bisa dibilang jadi aktor paling berpengalaman di antara dua pemain utama lainnya. Wi Ha-joon yang bisa dibilang jadi pemeran antagonis di drakor ini juga berhasil tampil karismatik, sehingga sulit rasanya bagi penonton buat membenci karakternya.

Lim Se-mi yang tampil tidak begitu banyak ketimbang Chang-wook dan Ha-joon juga tetap berhasil bersinar dengan karismanya sendiri. Oh ya, pemilihan pemain versi muda dari beberapa aktor tersebut juga terbilang sangat pas. Bahkan, KINCIR sempat mengira kalau Ha-joon atau Se-mi sendiri yang memerankan versi muda dari karakter mereka saking miripnya.

Hanya saja, sejauh ini belum ada adegan dengan nuansa yang sangat emosional untuk menonjolkan kemampuan akting dari para pemain tersebut. Namun, kita tunggu saja performa mereka pada sejumlah episode berikutnya.

Visual dan scoring yang terasa kelam

Istimewa

Dunia kriminal yang ada di The Worst of Evil dibuat semakin terasa kelam lagi lewat visual dan juga scoring-nya. Pewarnaan di sejumlah adegannya terlihat sangat kelam untuk menambah kesan ‘jahat’ pada dunia gangster-nya Gi-cheul, terlebih latar waktu adegannya sebagian besar berlangsung saat malam hari. Belum lagi sejumlah adegan pertarungannya yang terlihat sangat brutal.

Scoring dan soundtrack khas era 1990-an juga terbilang berperan dalam menambah ketegangan selama menonton drakor ini, khususnya saat momen klimaks di hampir setiap episode. Sayangnya, sampai saat episode ketiganya belum ada scoring yang terasa melekat di telinga, karena mungkin kurang sering diperdengarkan.

***

Secara garis besar, tiga episode perdana The Worst of Evil berhasil memikat penonton untuk mengikuti ketegangan di sejumlah episode berikutnya lewat cerita dunia kriminal bercampur cinta segitiga yang kelam. Jika kamu tertarik, tiga episode pertama drakor ini sudah bisa disaksikan lewat layanan Disney+ Hotstar, dan sejumlah episode berikutnya akan rilis secara mingguan setiap Rabu.

Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review drakor tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.