7 Rekomendasi Film dengan Bromance yang “Romantis”

Chemistry dalam film kerap dikaitkan dengan pasangan yang menjalin cinta. Namun, ada jenis relationship lain yang juga enggak kalah romantis daripada pasangan biasa di film-film: bromance. 

Bromance adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan persahabatan yang sangat dekat dan intim antara dua pria heteroseksual. Walaupun ada unsur  “romance” dalam istilah ini, hubungan tersebut enggak bersifat romantis dalam konteks seksual. Bromance sendiri merujuk kepada hubungan dengan kedekatan emosional, saling mendukung, dan saling percaya antara dua pria.

Dalam film, hubungan ini dihiasi dengan hal-hal bersifat maskulin seperti saling mengejek, kerap bertengkar, bahkan mengeluarkan gurauan-gurauan yang sangat menyinggung –pokoknya jauh dari romantisme manis ala pasangan di film. Namun, inilah yang bikin bromance jadi terasa menyenangkan.

Nah, film apa saja sih yang menggambarkan bromance dengan cara yang asyik bahkan bikin kita pengin banget punya persahabatan semacam ini? Mari simak di sini.

Rekomendasi Film dengan kisah bromance

Greg Jenko dan Morton Schmidt – 21 Jump Street

Film kisah bromance
Jenko & Schmidt via Istimewa

Bromance yang satu ini memang enggak pernah berhenti untuk membuat kita terbahak-bahak. Channing Tatum dan Jonah Hill memang terasa banget punya chemistry buat ngebanyol di dalam 21 Jump Street.

Diadaptasi dari serial berjudul serupa yang dibintangi oleh Johnny Depp, dalam 21 Jump Street, Channing Tatum berperan sebagai Greg Jenko yang atletis dan alfa. Sementara itu, Jonah Hill menjadi Morton Schmidt yang lebih pendiam dan kerap melakukan hal-hal bodoh.

Pada saat SMA, mereka berdua bermusuhan. Namun, setelah masuk ke kepolisian, mereka berdua justru menjadi rekan sekaligus sahabat. Persahabatan mereka berdua semakin lekat lantaran kerap ditugaskan buat melakukan penyamaran, mulai dari di sekolah menengah sampai di kampus.

Persahabatan mereka kerap diwarnai kecerobohan, pertengkaran, dan saling mengejek satu sama lain. Saat Schmidt dimarahi bosnya karena berpacaran dengan anaknya, alih-alih membela, Jenko malah menertawai Schmidt dan membocorkan hal itu ke rekan-rekan lain.

Namun, kendati pertemanan kerja ini dipenuhi dengan celaan, sesungguhnya mereka saling punya hubungan erat bak saudara cowok dan saling menyayangi. Mereka bahkan rela mati demi satu sama lain.

Brennan dan Dale – Step Brothers

Step Brothers via Istimewa

Step Brothers adalah film yang kacau, bahkan entah dari mana ide semacam ini bisa didapatkan untuk membuat sebuah film. Namun, di sepanjang film, kita bakal dibuat terpingkal-pingkal dengan aksi komedi dari Will Ferrell serta John C. Reilly. Gurauan dan chemistry mereka berdua dalam film ini lebih kocak daripada saat mereka beradu dalam Talladega Nights.

Will Ferrel berperan sebagai Brennan dan John C. Reilly berakting sebagai Dale. Keduanya adalah pria yang berusia hampir 40 tahun, tetapi bertingkah seperti anak kecil. Ayah Dale, yang merupakan dokter sukses, menikah dengan ibu Brennan yang merupakan wanita karier. Brennan dan ibunya pun pindah ke rumah Dale, dan awalnya Dale serta Brennan enggak akur.

Namun, kedatangan adik Brennan yang sombong, Derek, membuat Brennan dan Dale menjadi sahabat karib. Sayangnya, bromance mereka ini justru menyebabkan orang tua mereka bercerai. Kelakuan mereka yang bak anak kecil menyebabkan banyak masalah. Mereka pun terpaksa grown up dan mencari pekerjaan layaknya orang dewasa.

Bromance antara Brennan dan Dale ini benar-benar absurd dan di luar nalar. Keduanya mampu menciptakan joke demi joke yang bikin terpingkal-pingkal lantaran bertingkah seperti anak kecil dengan tubuh orang dewasa. Mulai dari bikin tempat tidur tingkat yang hancur, berpura-pura jadi Chewbacca, sampai dengan mengerjai Derek pakai baju NAZI dan Ku Klu Klan, baik Railly dan Ferrel mampu menyajikan chemistry bromance yang konyol, bodoh, tetapi membuat kita terhibur.

Lee dan Carter – Rush Hour

Rush Hour via Istimewa

Rasanya sulit untuk enggak memasukkan Rush Hour ke dalam karya dengan bromance yang “romantis”. Chemistry antara Jackie Chan dan Chris Tucker dalam Rush Hour benar-benar terbangun dengan smooth dan punya prosesnya sendiri.

Rush Hour bercerita tentang dua polisi yang bekerja sama dengan enggak sengaja. Inspektur Lee (Jackie Chan), diminta oleh diplomat Tiongkok untuk menyelesaikan kasus Juntao sekaligus menemukan anaknya yang diculik. Namun, karena perbedaan pendapat dengan LAPD, akhirnya Detektif James Carter ditugaskan buat “mengawasi” dan menjauhkan Lee dari kasus. Keduanya jelas punya latar belakang dan sifat yang berbeda. Lee, yang merupakan orang Hong Kong, sangat fokus dan enggak banyak bicara. Sementara itu, Carter adalah detektif Afro-Amerika yang banyak bicara dan impulsif. Pertemuan dan interaksi keduanya di awal enggak mulus, bahkan terkesan kayak musuh. Lee kerap terganggu sama Carter, dan Carter pun kerap enggak sabaran sama sikap Lee yang cenderung tertutup.

Namun, lama-kelamaan, persahabatan dan kenyamanan terjalin di antara mereka berdua. Dalam Rush Hour 3, Lee bahkan menyadari kalau bagaimana pun menyebalkannya Carter, dia adalah sahabat yang sangat setia, bisa dipercaya, bahkan rela mengorbankan nyawanya.

Sherlock dan Watson – Sherlock

Sherlock via Istimewa

Persahabatan antara Sherlock Holmes dan Dr. Watson memang terbilang unik. Sherlock Holmes –yang sangat jenius dan kerap diduga mengidap asperger, kerap mengabaikan perasaan orang lain saat berbicara, enggak hangat, dan sulit berempati. Sementara itu, Watson yang notabene adalah dokter berpengalaman, terlihat senantiasa “mengekor” Sherlock dengan sabar dan menjadi pencatat kisah-kisahnya. 

Ada beberapa adaptasi dari Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle dan salah satu karya adaptasi visual yang menggambarkan hubungan keduanya dengan cukup dalam adalah serial Sherlock dari BBC. Sherlock sejak awal terlihat seenaknya bahkan kerap menyombongkan kepintarannya pada Watson. Watson, seolah sadar diri kalau dia enggak sepintar Sherlock, selalu mengikutinya ke mana saja, mendengarkan berbagai opininya, dan membantu Sherlock memecahkan kasus dan melarikan diri dari penjahat meskipun buah pikirannya sebetulnya enggak diperlukan bagi Sherlock yang jenius. 

Namun, mereka saling menyayangi satu sama lain, bahkan hubungan mereka seperti saudara kandung. Sherlock yang seolah terlihat enggak membutuhkan orang lain, sebetulnya kesepian saat Watson enggak ada di sisinya dan menikah. Watson sendiri, membutuhkan Sherlock untuk memuaskan jiwa petualangannya dan membuka insight baru bagi dirinya. Hubungan itu bukan sekadar tuan dan pelayannya saja. Secara intelektual, Watson membutuhkan Sherlock, dan dari sisi hubungan yang tulus dan penuh kehangatan, Sherlock membutuhkan Watson.

Mike Lowrey dan Marcus Burnett – Bad Boys

Marcus & Mike via Istimewa

Bad Boys, waralaba cop-buddy yang legendaris sejak 1995 ini menampilkan dua detektif narkotika Mike Lowrey dan Marcus Burnett yang kerap dihadapkan pada situasi hidup-dan-mati yang menegangkan serta penuh unsur komedi.

Keduanya jelas punya karakter dan latar belakang yang berbeda. Burnett adalah detektif yang berhati-hati, fobia tikus, serta family man. Sementara itu, Lowrey adalah detektif lajang yang agak playboy dan nekat.Namun, kesamaan visi misi, keberanian, sekaligus kejujuran satu sama lain membuat persahabatan mereka berkembang menjadi seperti saudara.

Mereka enggak segan-segan untuk saling mengkritik sekaligus mendukung satu sama lain dalam situasi apa pun. Bahkan, dalam sekuel yang baru saja dirilis, Ride or Die, mereka bersama-sama melarikan diri untuk membersihkan nama mereka serta mencari dalang dari konspirasi jahat.

Saking sudah seperti saudara, Lowrey menyayangi anak-anak Burnett seperti keponakannya sendiri. Bahkan, Lowrey juga enggak segan-segan merundung dan mengetes Reggie, kekasih dari anak Burnett, Megan, untuk membuktikan bahwa ia adalah pria sejati yang enggak akan menyakiti anak Burnett.

Deadpool dan Wolverine – Deadpool & Wolverine

Deadpool & Wolverine via Istimewa

Sejarah hubungan Deadpool dan Wolverine, terutama dalam komik, sungguhlah merupakan sesuatu yang rumit. Keduanya jelas bertolak belakang. Deadpool adalah antihero eksentrik yang doyan bercanda, impulsif, dan banyak omong. Sementara itu, Wolverine adalah mutan yang cenderung serius dan dingin.

Keduanya kerap bertengkar, saling menusuk (literally) satu sama lain, dan pakai cara yang berbeda buat menyelesaikan masalah. Nah, dalam film Deadpool & Wolverine (2024) ini, kompleksitas hubungan mereka terlihat. Saat Deadpool pensiun bersama teman-temannya di Earth-10005 (6 tahun setelah ia ditolak masuk Avengers di Earth-616), ia tiba-tiba diculik oleh Time Variance Authority (TVA) dan dibawa ke Mr. Paradox. Ia ditawari tempat di Earth-616 karena Earth-10005 akan hancur akibat kematian Logan yang merupakan jangkar waktu.

Alih-alih menurutinya, Deadpool malah mencuri Tempad untuk menelusuri semesta-semesta paralel buat menemukan varian Logan yang bisa membantunya memperbaiki keadaan. Logan yang ia bawa adalah versi Wolverine terburuk di semesta.

Deadpool sendiri menganggap kalau mereka itu bisa bersahabat walaupun dari luar Logan kelihatan “jengah”. Jangan lupakan juga perseteruan dan pertengkaran di antara mereka. Meskipun hubungan ini dipenuhi dengan ketidakharmonisan, mereka mampu team up buat tujuan yang besar. Bahkan, di akhir cerita, Logan pun menjadi sosok yang bisa bikin Deadpool balikan sama mantannya.

Captain America & Winter Soldier – Captain America

Rogers & Barnes via Istimewa

Hubungan bromance antara Steve Rogers (Captain America) dan James Buchanan “Bucky” Barnes memang betul-betul manis dan akur. Keduanya sudah kayak kakak-adik yang saling melindungi sejak kecil. Apalagi, Barnes dan Rogers sama-sama berperang di Perang Dunia II. Tentu ini agak berbeda dengan kebanyakan bromance pada film yang biasanya diawali pertengkaran dan ketidakcocokan.

Sayangnya, Steve Rogers kemudian jatuh dan membeku kemudian baru ditemukan pada masa modern oleh Nick Fury. Sementara itu, Bucky Barnes, dianggap mati tetapi sebetulnya ditemukan oleh HYDRA dan dijadikan human weapon. Ia diubah menjadi Winter Soldier yang akan menuruti perintah saat dibacakan mantra khusus.

Hal ini tentu membuat Rogers menjadi bimbang. Di satu sisi, ia harus menyelamatkan sahabat baiknya. Di sisi lain, sahabat baiknya ini telah menjadi senjata berbahaya. Bahkan, gara-gara hal ini, hubungannya dengan Iron Man dalam Civil War pun memburuk.

Relasi antara Captain America dan Winter Soldier ini betul-betul definisi dari friends in good times and bad times. Rogers enggak sekali pun meninggalkan Barnes dan persahabatan mereka berdualah yang juga menggerakkan Barnes untuk “pulih”.

***

Relasi bromance mungkin enggak semanis relasi persahabatan antarcewek pada umumnya di karya-karya visual atau relasi antarpasangan. Namun, hubungan mereka yang cenderung minim drama dan menjunjung kesetiaan benar-benar bisa menginspirasi.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.