*Spoiler Alert: Review Series Kupu-Kupu Malam episode 3 mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum nonton.
Episode serial Kupu-Kupu Malam kali ini enggak sekadar menonjolkan hal-hal sensual nan steamy, tetapi justru lebih menegangkan dan bikin kita cemas. Namun, kita juga lega karena ternyata, serial ini lebih dari sekadar cinta panas kacangan ala 365 dni atau 50 Shades of Grey yang seolah membius banyak khalayak perempuan buat mengabaikan red flag dari seorang cowok, selama dia keren dan kaya.
Review serial Kupu-Kupu Malam episode 3
Sinopsis Kupu-Kupu Malam episode 3
Penggambaran semacam ini adalah validasi terhadap kekerasan dalam hubungan dan tentunya enggak baik kalau dijadikan contoh bagi banyak anak muda. Orang seperti Pak Arif enggak layak diidolakan, enggak layak dicontoh, bahkan merupakan bahaya yang wajib diwaspadai.
Untungnya, serial ini enggak sedangkal itu. Buktinya ada pada episode 3A dan 3B, di mana setelah Doni, sang adik meninggal dunia, Laura memutuskan untuk kabur. Ya, awalnya Laura akan mengembalikan cek tersebut, tetapi ditolak Mami dengan alasan bahwa semua sudah telanjur.
Tentu saja, sang Mami takut akan ancaman Pak Arif. Pak Arif bahkan enggak pernah mempermasalahkan nominal yang akan ia keluarkan, yang penting ia mendapatkan apa yang ia inginkan. Mami Rachel tentu takut kehilangan klien kakap sekaligus terjadi hal buruk kepada dirinya.
Hidup baru Laura yang enggak lepas dari masa lalunya
Menghindari kejaran dari Mami Rachel, Laura pun pergi ke Bali. Di sana, ia bekerja menjadi pelayan di sebuah hotel. Namun, sepertinya nasib yang lebih baik berpihak kepadanya. Ia tinggal bersama bibinya, memulai kehidupan yang lebih menyenangkan dan damai. Selain itu, ia juga bertemu dengan pemilik hotel, Raffi, yang jatuh cinta kepadanya.
Meski sudah meninggalkan semua dunia gelap di Jakarta, tetapi masa lalu masih menghantui dirinya. Apalagi, Mami Rachel dan anak-anak buahnya enggak akan berhenti untuk mengejarnya. Disinyalir, hal ini akan menjadi konflik terbesar yang dialami oleh Laura pada episode-episode selanjutnya.
Selain konflik fisik, konflik batin juga dialami Laura. Laura tahu bahwa Raffi adalah pria penyayang yang baik-baik. Laura juga ingin menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru di Bali. Namun, bagaimana jika Raffi tahu masa lalunya? Jika Laura jujur, apakah Raffi mau menerima?
Formula klise yang digarap cukup apik
Secara umum, Kupu-Kupu Malam enggak meletakkan dirinya di dalam ranah drama kacangan, setidaknya sampai sejauh ini. Kupu-Kupu Malam mengeksplorasi kisah Laura yang dihimpit oleh kondisi ekonomi, cinta, trauma, tetapi enggak punya banyak pilihan.
Namun, bagaimana Laura menjadi atraktif bagi banyak orang kaya adalah sebuah formula klise. Seolah-olah, Laura enggak punya value sendiri tanpa kehadiran para pria kaya. Hidupnya harus bergantung pada banyak pria mapan, termasuk pada Raffi yang baru ia temui.
Seolah-olah juga, Laura seperti Mary Sue ala Bella Swan, yang bahkan bisa membius banyak cowok meskipun dia enggak ngapa-ngapain. “Cantik” aja sebetulnya enggak menjadi alasan yang cukup, begitu pula “baik”. Alasan terkuatnya, tentu saja karena Laura adalah tokoh utama.
***
Namun, kalau ke depannya ramuan cerita menjadi lebih baik, drama ini bisa menjadi kritik sosial. Ia dapat menjadi pengingat bahwa ada banyak perempuan yang telanjur terjerumus ke lubang hitam prostitusi dan hidupnya hanya bergantung pada pria-pria kaya yang brengsek atau setidaknya para pria yang haus akan cinta.
Nah, seperti apa kelanjutan Kupu-Kupu Malam episode berikutnya? Tonton terus episode-episode terbarunya setiap hari Jumat dan Sabtu.