Film Kraven the Hunter baru saja dirilis dan langsung mencuri perhatian, bukan hanya karena cerita dan karakter utamanya, tetapi juga karena keputusan Sony untuk tidak menyertakan adegan post-credit.
Langkah ini menjadi perbincangan hangat, karena selama ini, adegan post-credit adalah elemen khas film superhero yang kerap mengisyaratkan kelanjutan cerita atau memperkenalkan karakter baru. Nah, kalaiu tidak ada post credit, apakah ini jadi isyarat Sony Spider-Man Universe (SSU) tidak memiliki kelanjutan cerita…
… mengingat eksperimen Sony Spider-Man Universe yang belum kunjung berhasil?
Sejak kemunculan Venom pada 2018, Sony berambisi menciptakan semesta filmnya sendiri yang terpisah dari MCU. Mereka mencoba memperkenalkan berbagai karakter dari dunia Spider-Man, seperti Venom, Morbius, Madame Web, dan kini Kraven the Hunter, dengan tujuan membangun waralaba yang berfokus pada penjahat atau anti-hero yang kurang dikenal.
Film pertama dalam seri ini pernah mencetak rekor pembukaan Oktober pada tahun 2018 dengan USD 80,2 juta, sebelum diambil alih oleh The Joker (2019) dengan USD 96,2 juta.
Dari kaca mata kritikus, dua film Venom sebelumnya menerima skor B+ di CinemaScore. Kendati demikian, film pertamanya mendapatkan 30% ulasan negatif di Rotten Tomatoes, sementara sekuel kedua meningkat menjadi 57% negatif.
Venom (2018) menghasilkan USD 213,5 juta di domestik dan USD 856 juta secara global, sementara Let There Be Carnage (2021) juga mencapai USD 213,5 juta domestik dan USD 506,8 juta di seluruh dunia. Sementara, Venom: The Last Dance harus puas dengan pendapatan USD 472,9 juta.
Meskipun Venom berhasil meraih sukses komersial, film-film lainnya seperti Morbius dan Madame Web justru menemui kegagalan di box office dan menuai kritik buruk.
Salah satu kesulitan yang dialami Sony adalah untuk membangun cerita karakter di sekitar Spider-Man, setelah karakter Spider-Man yang diperankan oleh Tom Holland jadi bagian dari Marvel Cinematic Universe (MCU). Coba pikirin deh, bagaimana Sony bisa mengembangkan cerita dan plot yang menarik untuk Spider-Man dalam semesta mereka sendiri?
Tanpa Spider-Man, rasanya sulit untuk menarik peminat untuk melihat film tentang karakter seperti Venom, Morbius, atau Kraven, yang dalam komik sangat terkait dengan sang manusia laba-laba.
Keputusan Kraven The Hunter tanpa post-credit: Apakah jadi strategi marketing atau pertanda mereka juga buta arah?
Kebiasaan film superhero menyertakan adegan post-credit bikin kita berspekulasi. Soalnya, menunggu adegan post credit itu jadi ibadah para fans superhero. Biasanya, adegan post credit mengarah pada kelanjutan cerita atau memperkenalkan karakter-karakter baru yang akan muncul di film-film mendatang.
Kraven the Hunter memilih untuk tidak mengikuti tradisi ini. Tidak ada petunjuk yang mengarah ke film lain atau hubungan dengan Venom, Morbius, atau bahkan Spider-Man itu sendiri. Adegan terakhir hanya menunjukkan Kraven yang diperankan oleh Aaron Taylor-Johnson mengenakan rompi kepala singa—penampilan ikonik dari komiknya. Enggak ada sesuatu yang bisa diklaim tentang masa depan semesta tanpa ada klaim tentang masa depan semesta SSU ini?
Tapi, perlu kamu ingat bahwa Kraven The Hunter tidak membangun koneksi langsung dengan film-film SSU lainnya. Bisa jadi, salah adegan post-credit justru enggak sejalan dengan cerita, atau bikin rusak pengalaman menonton Atau bisa jadi Sony mau tahu respons penonton soal absennya adegan post credit Kraven The Hunter ini.
Dengan skor kritikus yang rendah, mirip dengan Madame Web dan Morbius, kayaknya Sony harus berpikir dua kali untuk melanjutkan eksperimen mereka dengan film penjahat atau karakter-karakter lain yang terhubung dengan Spider-Man. Toh Studio kini tengah meramu proyek-proyek yang sudah terbukti populer, seperti Spider-Man 4 yang akan melanjutkan kisah Tom Holland di MCU, dan Spider-Man: Beyond the Spider-Verse, kelanjutan dari kesuksesan Spider-Man: Into the Spider-Verse.
Sony juga lagi mengembangkan serial Spider-Man Noir yang dibintangi oleh Nicolas Cage, sebuah spin-off dari Spider-Verse. Proyek-proyek ini lebih berpotensi terhubung dengan sang manusia laba-laba.
***
Tidak adanya adegan post-credit di Kraven the Hunter ini bikin kita serba bertanya. Sebenarnya apa langkah Sony? Apakah mereka sebenarnya mereka juga menyadari bahwa masa depan SSU masih belum ada hilalnya?
Kita tunggu saja! Lebih jelasnya, kita mungkin akan dapat banyak pencerahan dari film Spider-Man 4, Beyond the Spider-Verse, dan serial Spider-Man Noir yang akan datang. Kita juga hanya bisa berdoa, semoga Kraven the Hunter bukan jadi akhir dari proyek coba-coba Sony.