Setelah penantian yang cukup panjang, Netflix akhirnya merilis serial live action One Piece yang diadaptasi dari manga dan anime karya Eiichiro Oda. Di luar dugaan, proyek live action ini mendapatkan respons yang terbilang positif dari kritikus dan juga penonton. Bahkan, banyak yang menganggap One Piece berhasil mematahkan ‘kutukan’ adaptasi anime versi live action oleh Hollywood yang selama ini kerap dicap buruk.
Meski begitu, serial live action One Piece masih belum bisa dikatakan sebagai sebuah proyek yang sempurna. Pasalnya, masih ada beberapa kekurangan di serialnya yang cukup mengganggu, walau enggak terlalu merusak pengalaman menonton.
Nah, berikut ini KINCIR akan membahas deretan hal yang cukup mengganggu dalam serial live action One Piece. Yuk, simak!
Hal mengganggu di live action One Piece
1. Pacing yang terasa cukup cepat
Serial live action One Piece memiliki total delapan episode yang memiliki durasi hampir satu jam pada setiap episodenya. Namun, total episode adalah rangkuman dari puluhan episode yang ada dalam versi anime-nya. Makanya, enggak mengherankan kalau laju penceritaan atau pacing dari serial ini terasa berlangsung dengan cukup cepat.
Pacing yang berlangsung cukup cepat tersebut pun memiliki dampak yang cukup besar terhadap penceritaannya. Pasalnya, hal ini membuat banyak elemen cerita yang ada di versi anime-nya jadi dihilangkan untuk membuat plot dari versi live action-nya lebih ringkas.
Buat orang yang enggak menyaksikan anime-nya, hal ini mungkin jadi suatu hal yang baik karena bisa memahami garis besar awal cerita dunia One Piece dengan lebih ringkas. Namun, bagi penggemar garis keras anime-nya, pace penceritaan live action-nya tentunya menjadi suatu kekurangan yang cukup mengganggu sewaktu menonton.
2. Adegan pertarungan yang berlangsung agak kaku
One Piece terkenal sebagai salah satu anime yang memiliki banyak adegan pertarungan yang berlangsung dengan epik. Deretan momen pertarungan di anime-nya tersebut pun berhasil dieksekusi dengan karena menggunakan format animasi, sehingga bisa menampilkan pergerakan yang enggak realistis sekalipun.
Versi live action-nya pun mencoba menghadirkan sejumlah momen pertarungan tersebut dalam format yang lebih ‘nyata’. Beberapa adegan pertarungan di live action-nya pun terbilang berlangsung dengan epik, khususnya yang melibatkan Zoro. Meski begitu, sebagian besar adegan bertarung dalam live action-nya justru terasa agak kaku.
Para aktor yang terlibat dalam adegan pertarungan terlihat terlalu menghafal koreografi. Hal inilah yang membuat pergerakan mereka saat bertarung jadi terasa enggak natural. Namun, faktor lain yang menyebabkan hal ini terjadi adalah karena memang hampir mustahil mewujudkan momen pertarungan di anime ke adegan pertarungan yang berlangsung di proyek live action.
3. Villain yang kalah dengan mudah
Pada musim pertamanya, live action One Piece menghadirkan beberapa villain ikonis dari versi anime-nya. Mulai dari Axe-Hand Morgan, Buggy the Clown, Kuro, hingga Arlong. Penampilan mereka sebagai villain pun terbilang cukup badass dan sukses bikin para protagonis ketar-ketir. Hanya saja, momen mereka dikalahkan oleh para protagonis berlangsung dengan cukup mudah.
Hal ini tentunya membuat momen pertarungan melawan villain dalam serial live action-nya jadi enggak terlalu berkesan. Apalagi, pembangunan atau build up cara Luffy sehingga bisa mengalahkan para villain tersebut dengan mudah juga terjadi secara tiba-tiba.
Faktor yang menyebabkan ini terjadi juga kemungkinan besar berkaitan dengan pace penceritaannya yang cepat. Sebab, serial ini seolah ingin cepat-cepat menyelesaikan konflik dengan satu villain di satu episode agar bisa lanjut ke masalah dengan villain lain di episode berikutnya. Padahal, di versi anime-nya, pertarungan Luffy dengan suatu villain bisa berlangsung selama beberapa episode.
4. Minim unsur komedi
Selain momen pertarungannya yang seru, ada satu alasan lagi yang membuat anime One Piece digemari oleh banyak orang, yaitu komedi. Yap, meski merupakan anime bertema bajak laut, One Piece juga terkenal sebagai anime yang memiliki unsur komedi cukup kental. Sepanjang menonton anime-nya, kita akan bisa tertawa ketika melihat tingkah konyol atau ekspresi kocak dari para kru Bajak Laut Topi Jerami.
Nah, elemen komedi inilah yang terbilang cukup absen dalam versi live action-nya. Memang, sih, versi live action-nya masih menghadirkan sejumlah lelucon, tapi enggak selucu yang ada di anime-nya. Celetukan polos dan konyol yang jadi ciri khas Luffy juga enggak se-nendang seperti pada anime-nya.
Malahan, menurut KINCIR versi live action-nya memiliki nuansa yang terasa cukup dark. Para anggota kru Bajak Laut Topi Jerami jauh lebih sering berada dalam momen yang serius, ketimbang menyenangkan ketimbang pada versi anime-nya.
5. Akting yang terkadang terasa aneh
Salah satu pujian yang datang seputar live action One Piece umumnya berkaitan dengan pemilihan para pemain utamanya yang dianggap sesuai dengan karakternya. Harus diakui, performa para pemeran anggota kru Bajak Laut Topi Jerami memang berhasil mencuri perhatian sepanjang menonton serial ini. Namun, ada juga beberapa pemain yang performa aktingnya terlihat aneh.
Akting yang aneh tersebut umumnya datang dari pemain pendukung, dan juga para aktor cilik di adegan flashback. Faktor yang mungkin membuat akting mereka terasa aneh kemungkinan adalah karena mereka terlalu mencoba meniru ekspresi di versi anime-nya yang hampir mustahil untuk dipraktikan di dunia nyata. Hasilnya, ekspresi mereka saat berakting jadi tidak terlihat natural.
***
Nah, itulah sejumlah hal yang mengganggu di live action One Piece. Apakah kamu sepakat dengan sejumlah poin di atas? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk artikel menarik lainnya, ya!