Film drama romantis, dengan kisah cinta manis yang biasanya berakhir happy ending, ditaburi bumbu-bumbu berupa sentuhan fisik atau obsesi yang menggetarkan jiwa. Bumbu-bumbu ini dikemas sedemikian rupa supaya membuat kita meleleh dan berkata “oh, so sweet!”. Sayangnya, tanpa kita sadari, hal-hal semacam itu justru merupakan sexual harassment atau pelecehan seksual yang sebaiknya enggak dimaklumi di dunia nyata.
Bentuk aktualisasi cinta antarkarakter dalam film romantis ini memang dibalut dengan rapih. Bahkan enggak banyak orang yang sadar kalau romantisme yang dibawa oleh mereka mengarah ke pelecehan.
Mana saja film drama romantis yang terlihat manis tetapi sebetulnya memiliki muatan sexual harassment? Ini dia.
5 Film Romantis yang Berisi Sexual Harassment
1. Wedding Crashers (2005)
Kombinasi akting antara Owen Wilson dan Vince Vaughn memberikan sajian bromance yang kocak dan penuh chemistry, enggak terkecuali di Wedding Crashers (2005).
Film komedi romantis ini bercerita tentang dua sahabat bernama John Beckwith (diperankan oleh Owen Wilson) dan Jeremy Gray (diperankan oleh Vince Vaughn). Profesi mereka memang mediator perceraian, tetapi entah mengapa di balik profesi yang “mulia” itu, mereka punya hobi aneh, yakni pergi ke berbagai resepsi orang tak dikenal cuma supaya bisa bertemu dan merayu wanita. Mereka menjalankan aksinya dengan memalsukan nama serta identitas mereka supaya bisab menarik perhatian perempuan dan supaya bisa “kabur” dengan lebih mudah.
Hobi mereka berjalan lancar sampai mereka menyusup ke pernikahan putri seorang politisi berpengaruh, Sekretaris Cleary (Christopher Walken). Di pernikahan ini, John malah jatuh cinta beneran sama saudara perempuan mempelai wanita, Claire Cleary (Rachel McAdams).
Akhir kisahnya manis. Mereka berdua bertaubat dari hobi itu dan menjalin hubungan serius. Sayangnya, ending yang bagus ini justru malah dijadikan jembatan buat memvalidasi perilaku mereka. Membohongi dan merayu cewek di resepsi privat orang lain adalah bentuk penipuan sekaligus perilaku seksual yang menyimpang. Tentu, hobi mereka berdua hampir enggak ada bedanya sama predator seksual yang kerap cari mangsa di aplikasi kencan atau di tempat lainnya.
2. Bridget’s Jones Diary (2001)
Bridget’s Jones Diary memang rom-com yang menyenangkan. Apalagi, tokoh utamanya enggak digambarkan sebagai miss perfect yang kaya, punya tubuh sempurna, dan wajah yang sangat cantik. Bridget Jones justru ditampilkan sebagai sosok perempuan overweight yang keuangannya pas-pasan, ceroboh, kariernya biasa-biasa saja, dan juga mengalami kegalauan asmara.
Fokus utama dalam film ini adalah tentang hubungan rumit Bridget Jones dan pengacara serius Mark Darcy serta bagaimana perempuan ceroboh itu menyelesaikan masalah-masalah di dalam kehidupan sehari-harinya.
Sebetulnya Bridget Jones juga menampilkan banyak sexual harassment (yang sayangnya dibungkus dengan nuansa humoris). Di media tempatnya bekerja, Bridget Jones punya bos yang bernama Daniel Cleaver yang playboy dan sangat brengsek. Ia kerap melecehkan Bridget, terutama secara verbal. Bukan cuma itu, ada pelecehan seksual yang lebih enggak enak dilihat.
Di rumah orang tuanya, Bridget juga kerap dilecehkan oleh Paman Geoffrey, salah satu kerabat, saat acara pertemuan keluarga digelar. Paman Geoffrey kerap memegang bokong Bridget dan menggoda Bridget. Bahkan, waktu Bridget salah kostum dan mengenakan baju Playboy’s bunny di pesta, Paman Geoffrey berkali-kali memegang ekor bunny pada kostum. Melihat pria tua melakukan hal ini pada perempuan muda yang usianya jauh di bawahnya terasa bikin risih.
3. 50 Shades of Grey (2015)
Kekayaan, kekuasaan, ketampanan, kecerdasan, hingga tubuh atletis Christian Grey adalah bahan jualan paling ampuh dari 50 Shades of Grey. Terlebih, sepaket kesempurnaan itu ditawarkan kepada mahasiswi biasa saja bernama Anastasia Steele, memberikan mimpi manis kepada para perempuan yang merasa bahwa dirinya enggak istimewa, tetapi ingin mendapatkan perhatian dari pria yang secara fisik dan harta nyaris sempurna.
50 Shades of Grey adalah komedi romantis nan erotis yang tentu saja bukan Oscar material, bahkan skornya pun rendah di portal resensi film mana pun. Namun, baik novel mau pun adaptasi filmnya laris dan digilai banyak perempuan. Siapa sih, yang enggak mau didekati Christian Grey, CEO tampan nan muda ini?
Sayangnya, Christian Grey adalah sosok red flag. Christian Grey adalah sadomasokis dan dia menjebak Anastasia Steel untuk menikmati seks dengan cara itu bersamanya. Sebetulnya, apa yang dilakukan oleh Grey itu berbahaya dan termasuk sexual harassment. Ada relasi kuasa kuat juga antara dia yang kaya dan Steel yang biasa saja. Christian Grey, dengan semua kekuasaannya, memanipulasi Steel dan membuatnya seolah diperlakukan istimewa. Yap, film ini adalah karya komedi romantis erotis yang sebaiknya enggak dijadikan bahan pegangan buat mencari pasangan di dunia nyata!
Love Actually (2003)
Sebagai omnibus kisah cinta romantis di Inggris, Love Actually memang bikin kita tersenyum manis. Setting latar tempat dan waktunya menyenangkan, begitu pula kisah-kisahnya yang sederhana. Love Actually juga masih sering diputar di VOD pada momen-momen Natal dan Valentine.
Meski begitu, kalau kita cermati lagi, sebetulnya ada bagian yang sedikit mengusik, walaupun enggak terlalu parah. Salah satu kisah di dalam omnibus ini bercerita tentang Juliet yang merasa kesal karena sahabat dari suaminya, Matt, enggan memberikan video pernikahan. Juliet mengira-ngira bahwa Matt membencinya lantaran Matt adalah gay yang menyukai sang suami.
Saat Juliet memaksa datang ke tempat Matt dan melihat sendiri video itu, ia menyadari bahwa video itu hanya berfokus pada dirinya. Ya, selama ini Matt ternyata diam-diam menyimpan rasa kepadanya.
Kisah ini sedikit tragis sekaligus manis di waktu yang sama. Banyak perempuan yang merasa tersanjung jika ada pria yang diam-diam memujanya. Namun, sebetulnya perilaku Matt ini agak mengerikan, seperti penguntit. Apalagi, Juliet sudah berstatus istri orang.
The Wrong Missy (2020)
Pelecehan dalam hubungan asmara enggak cuma bisa terjadi kepada perempuan. Hal itu juga bisa terjadi kepada lelaki, seperti apa yang sebetulnya ditampilkan The Wrong Missy.
The Wrong Missy bercerita tentang Tim Morris, seorang eksekutif perusahaan, yang awalnya mau berkenalan sama gadis menarik bernama Missy. Sayangnya, dia salah chatting dan berakhir bertemu sama Missy yang enggak ia harapkan. Missy yang satu ini sangat obsesif terhadap Morris dan enggak punya sopan santun. Jelas saja awalnya Morris jijik dengan Missy yang salah tersebut. Namun, lama kelamaan, ia justru jatuh cinta kepada Missy.
Tentu saja, apa yang kita harapkan dari karya besutan Happy Madison, rumah produksi milik Adam Sandler yang banyak mengeluarkan film-film kocak dengan plot amburadul. Namun, The Wrong Missy ini benar-benar semakin menurunkan standar dari Happy Maddison. The Wrong Missy punya segudang komedi slapstick yang sulit dinikmati. Karakter Missy pun bikin risih dan sebetulnya melakukan sexual harassment serta pemaksaan terhadap Morris. Di dunia nyata, Missy mungkin sudah dilaporkan atas penguntitan dan perbuatan tidak menyenangkan.
***
Film-film romantis di atas memang diproduksi untuk menyenangkan hati penonton dan melepas lelah. Namun, enggak semua hal di dalam film bisa dipercaya. Seringkali, kita juga harus memakai nalar kritis supaya bisa membedakan yang baik dan yang enggak perlu ditiru di dalam film.