Enggak ada yang salah dari menargetkan sebuah pencapaian, target tersebut dapat memicu setiap orang untuk lebih bekerja keras demi mewujudkan apa yang diinginkan. Dalam dunia film, menargetkan jumlah penonton juga sah-sah saja. Hanya saja ada beberapa film Indonesia yang jauh dari target jumlah penonton.
Beberapa film tersebut mencoba memancang target hingga jutaan penonton. Tapi apa daya yang terjadi jauh panggang dari pada api, filmnya jauh dari target. Nah film Indonesia apa saja yang jauh dari target? ini dia rangkumannya.
Film Indonesia yang jauh dari target jumlah penonton
1. Milea Suara dari Dilan : target 7 juta penonton – mendapat 3.1 juta penonton
Sukses dengan film pertama dan kedua, semesta Dilan begitu optimis menyongsong film ketiga sekaligus menjadi penutup triilogi. Film Milea Suara dari Dilan adalah film yang mengambil sudut pandang Dilan terhadap yang dia lakukan ke Milea. Film ini pun ditargetkan bisa merengkuh 7 juta penonton dan menasbihkan diri jadi film terlaris sepanjang masa kala itu.
Hal ini enggak berlebihan karenan film Dilan pertama dan kedua mendapatkan penonton 6.3 juta orang dan 5.2 juta orang. Bahkan di hari pertama penayangan film Milea: Suara dari Dilan pecahkan rekor dengan datangkan 404 ribu penonton. Tapi ternyata setelahnya pergerakan film ini enggak terlalu baik, filmnya mulai turun ketika sentuh angka 2 juta penonton dan akhirnya berhenti di 3.1 juta penonton. Akhirnya film Milea termasuk ke dalam film Indonesia yang jauh dari target jumlah penonton
2. Soekarno: target 5 juta penonton – mendapat 900ribu penonton
Orang Indonesia siapa yang enggak kenal Presiden Sukarno. Dia adalah presiden pertama Indonesia sekaligus bapak proklamator. Film biopik Sukarno sudah digadang-gadang sejak lama namun baru terlaksana dan tayang di bioskop pada tahun 2013 lalu. Menghadirkan sejumlah bintang dan memiliki durasi 137 menit membuat film Soekarno memancang target 5 juta penonton.
Saat diputar, angkanya terlihat baik meski ternyata penambahan jumlah penontonnya enggak sesuai yang di harapkan. Selama berminggu-minggu film ini tayang, Soekarno akhirnya mendapatkan jumlah penonton 900ribu. Tentu film ini jadi film Indonesia yang jauh dari target jumlah penonton karena berharap dapat mencapai 5 juta penonton.
3. Pendekar Tongkat Emas : target 1.7 juta penonton – mendapat 200 ribu penonton
Tahun 2014, film Pendekar Tongkat Emas terlihat seperti sebuah film menjanjikan yang akan dikerubuti penonton. Gimana enggak film ini ditulis oleh Riri Riza yang sudah terkenal kiprahnya. Filmnya juga dibintangi oleh nama-nama besar seperti Reza Rahadian, Tara Basro, Eva Celia, Nicholas Saputra dan sejumlah nama tenar lain.
Dengan nama-nama besar itu, Miles sebagai rumah produksi enggak terlalu muluk miliki target, mereka hanya memancang mendapatkan target 1.7 juta penonton. Target yang cukup ideal dan enggak terlalu tinggi sebetulnya. Tapi ternyata film ini enggak berhasil mendatangkan banyak penonton filmnya hanya disaksikan oleh 2000ribuan orang saja. Film ini pun jadi film Indonesia yang jauh dari target jumlah penonton.
4. Di Bawah Lindungan Ka’bah : target 7 juta penonton – mendapat 520 ribu penonton
Dari sebuah novel legendaris karya Buya Hamka, film ini dibuat dengan budget yang fantastis. Apalagi filmnya juga mendatangkan nama besar sebagai pemeran utama. Herunot Ali dan Laudya Cynthia Bella. Tentu film ini berharap balik modal dengan raihan jumlah penonton yang banyak. 7 juta penonton adalah target yang dipancang.
Untuk sebuah film keluaran tahun 2011, 7 juta penonton adalah angka yang fantastis mengingat rata-rata film laris pada kurun waktu tersebut hanya berkisar ratusan ribu sampai satu jutaan penonton. Benar saja, jumlah penonton dari film ini jauh dari harapan, dari 7 juta yang ditargetkan, filmnya hanya ditonton oleh 520ribu orang.
5. Rudy Habibie : target 10 juta penonton – mendapatkan 2 juta penonton
Film Habibie Ainun tahun 2012 berhasil membuat banyak orang tersentuh dengan kisah romansa mantan Presiden Indonesia BJ Habibie dan istrinya Ainun Besari. Film ini pun ditonton hingga 4.5 juta orang. Melihat banyaknya orang yang menyukai film ini, enggak heran jika sekuelnya ditarget dapat melampaui film pertamanya.
Enggak tanggung-tanggung, film Rudy Habibie yang jadi sekuel dari film Habibie Ainun ditargetkan dapat menyentuh angka 10 juta penonton. Melampaui film Habibie Ainun bahkan film Laskar Pelangi yang kala itu duduk di posisi pertama sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa. Bercerita tentang kisah hidup Habibie di Jerman, ternyata film ini enggak sanggup memenuhi ekspektasi target.
Alih-alih mendapat 10 juta penonton, film ini mendapatkan 2 juta penonton. Tentu film ini jadi film Indonesia yang jauh dari target jumlah penonton
6. Naga Naga Naga : Target 9 juta kurang – mendapatkan 56 ribu penonton
Dedy Mizwar kembali lanjutkan film Naga Bonar ke bioskop dalam negeri. Setelah sukses dengan film pertama dan kedua, film ketiganya disambut dengan target tinggi dan penuh optimisme. Mantan wakil Gubernur Jawa Barat itu menargetkan film Naga Naga Naga mendapatkan jumlah penonton 9 juta kurang.
Dalam sebuah wawancara, pemeran Naga Bonar ini mengungkap sulit menandingi jumlah penonton 9 juta milik KKN di Desa Penari. Karena itu ia menargetkan filmnya dapat ditonton dekat-dekat dari 9 juta penonton milik KKN di Desa Penari. Sayangnya jumlah penontonnya sangat jauh dari harapan. Naga Naga Naga hanya ditonton oleh 56ribu orang saja.
7. Tasbih Kosong : target 10 juta penonton – mendapatkan 90ribu penonton
Terakhir ada film yang tayang pada awal tahun2023 lalu. Film Tasbih Kosong secara terbuka berharap filmnya bisa ditonton oleh jutaan orang. Enggak tanggung-tanggung film buatan sutradara Arie Achmad Buang ini berani memancang target mendapatkan 10 juta penonton. Sebuah target yang begitu fantastis.
Tapi sayang sekali, film ini ternyata hanya bertahan enggak begitu lama di bioskop. Tentu saja waktu yang sebentar ini membuat potensi mendatangkan jumlah penonton yang banyak jadi terhalang, pada akhirnya film ini hanya ditotnon oleh 90ribuan orang. Sangat jauh dari target 10 juta orang.
Jadi itu tadi sederet film Indonesia yang jauh dari target penonton. Selain tujuh film di atas ada juga film-film lain yang mengalami hal serupa. Memiliki target memang enggak ada salahnya selama punya perencaan yang matang dalam memasarkan filmnya.