Bukan Cuma Jumpscare, 5 Film Horor Ini Sarat Kritik Sosial

Elemen jumpscare telah jadi perekat premis horor yang menciptakan kejutan bagi penonton. Untuk membalut horor yang terjadi dalam alur ceritanya, sang sutradara memasukkan jumpscare untuk mendapatkan momen tegang.

Film horor yang berkualitas akan mengambil langkah lebih jauh daripada sekadar bikin jantung penonton hampir copot atau menyajikan gore yang bikin muntah. Beberapa film horor menyelipkan pesan atau isu sosial dan bikin sajian karya ini menjadi lebih bernilai.

Apa saja film horor yang akan dibahas? Yuk, simak!

Film Horor sarat kritik sosial, enggak cuma jual jumpscare

Kereta Berdarah (2024)

Film Horor Indonesia
Kereta Berdarah via Istimewa

Kereta Berdarah bukan sekadar bercerita tentang kereta yang dihantui. Lebih dari itu, film yang kini ada di Netflix tersebut menyindir kelas sosial dan ketidakpedulian masyarakat.

Film besutan sutradara Rizal Mantovani itu bercerita tentang Purnama yang baru saja menyelesaikan pengobatan kanker yang menyita waktu dan tenaga. Sebagai bentuk refreshing, ia mengajak adiknya, Kembang, untuk liburan ke sebuah resor. Nah, resor itu cuma bisa dijangkau dengan kereta api Sangkara.

Kereta ini punya kelasnya masing-masing. Ada kelas ekonomi untuk rakyat biasa, ada kelas VIP untuk mereka yang kaya raya. Perjalanan ke resor itu memang lebih mudah dengan adanya kereta tersebut, tetapi benarkah demikian?

Dalam perjalanan, gerbong satu per satu terlepas saat melewati terowongan dan nyawa mereka terancam. Entitas ratu jin yang menghantui terowongan menyimpan dendam kepada manusia-manusia yang merusak alam dengan membuat jalur terowongan tersebut.

Selain menyentil isu ketidakpedulian sama alam atas nama proyek, film ini juga menyentil ketidakpedulian pejabat kepada rakyat kelas bawah serta perang antarkelas. Beberapa adegan dan ide memang mengingatkan kita kepada Snowpiercer, tetapi sentuhan horor dan isu yang disampaikan memang berbeda.

Get Out (2017)

Get Out via Istimewa

Film yang bisa kamu saksikan di Prime Video ini bukan film horor Indonesia biasa. Enggak ada hantu-hantuan atau gore yang berlebihan. Namun, siksaan mental dan isu sosialnya memang bikin bergidik ngeri.

Seorang fotografer afro-american, Chris, diajak untuk menemui keluarga kekasihnya yang merupakan gadis kulit putih, Rose. Pertemuannya ini bertepatan dengan momen kumpul keluarga rutin tahunan. Awalnya memang terasa biasa saja, hanya ada ketidaknyamanan-ketidaknyamanan wajar yang dirasakan oleh Chris layaknya pria lain yang diajak menemui keluarga kekasihnya. Namun, setelah melalui sesi hipnoterapi yang dipraktikkan oleh keluarga Rose untuk menghilangkan adiksi Chris pada rokok, Chris merasa bahwa ada hal-hal janggal dalam keluarga ini. 

Rupanya, keluarga Rose adalah keluarga yang kerap memanfaatkan para kulit hitam untuk diambil raganya agar ketidaksempurnaan fisik mereka bisa dilengkapi. Jiwa-jiwa mereka dibuat terdampar di sunken place (semacam limbik) dan helpless di sana.

Get Out menyindir isu rasisme di Amerika Serikat terhadap kaum kulit hitam. Orang kulit hitam kerap dimanfaatkan, sebagai efek dari politik apartheid, dan bahkan suka enggak dianggap setara. Orang kulit hitam yang hilang atau dibunuh kerap enggak mendapatkan perhatian yang sama dari aparat layaknya orang kulit putih.

Pasar Setan (2024)

Pasar Setan via Istimewa

Pasar Setan sebetulnya memiliki beberapa catatan dari kritikus, terutama tentang karakterisasi dan plot yang kurang dieksplorasi dengan baik. Namun, terlepas dari itu, film horor Indonesia ini punya sudut pandang berkualitas dan enggak asal-asalan dibikin. 

Pasar Setan berfokus pada hilangnya beberapa kreator konten dan hanya menyisakan satu orang saja, yakni Tamara. Tamara sendiri diamankan oleh warga di desa karena mereka yakin bahwa telah terjadi sesuatu yang gaib. Mereka percaya bahwa hal ini harus diselesaikan dengan cara adat.

Sementara itu, Rani, seorang polisi yang sangat ambisius, menginginkan penyelesaian yang realistis. Inilah yang kemudian menjadi konflik dan membuka tabir mengenai keberadaan pasar setan yang nekat ditantang oleh para kreator konten ini.

Pasar Setan mengangkat banyak isu sosial, mulai dari cancel culture yang berdampak sama psikologis, ketergantungan dan obsesi anak muda sama virality, sampai masyarakat adat yang kurang dihargai, padahal, mereka sendiri lebih paham soal daerah mereka daripada orang lain.

The Platform (2019)

The Platform via Istimewa

The Platform adalah film horor berkonsep psychological thriller di Netflix yang menyimbolkan kritik sosial terkait kelas dan masyarakat. Film ini mengambil tempat di sebuah penjara distopia di mana para narapidana diletakkan secara berpasangan di platform yang bertingkat dan posisi mereka akan diacak dalam kurun waktu tertentu. 

Yang jadi masalah adalah, makanan didistribusikan dari platform teratas dan setiap lantai diberikan waktu terbatas untuk makan. Pada akhirnya, mereka yang berada di platform teratas makan sebanyak-banyaknya, membuat yang di platform bawah mendapatkan sedikit bahkan enggak mendapatkannya sama sekali.

Dengan tokoh utama, Goreng, yang masuk ke penjara itu untuk mendapatkan gelar diploma, kita diajak untuk melihat enggak hanya bagaimana Goreng memperjuangkan hidupnya dan terus “dihantui” oleh beberapa yang sudah mati di penjara itu, tetapi juga bagaimana sistem kapitalisme membuat mereka yang berada di bawah terinjak-injak.

Selain itu, bukan cuma mengkritik “kalangan atas”, film ini juga menyorot bagaimana orang bisa menjadi jahat, kehilangan sifat manusiawi (disimbolkan salah satunya lewat kanibalisme), dan sulit diajak berdiskusi saat mereka terbelit kesulitan di kasta sosial yang rendah.

Perempuan Tanah Jahanam (2019)

Perempuan Tanah Jahanam via Istimewa

Perempuan Tanah Jahanam atau Impetigore adalah film horor besutan Joko Anwar yang berkisah tentang kutukan dan framing. Elemen horornya campuran antara mistis dan gore. 

Kisah film ini bergulir dari tokoh Maya dan Dini, dua perempuan yang harus berjuang mencari uang di Jakarta. Setelah diserang orang misterius saat menjadi penjaga tol, Maya dan Dini kemudian berjualan baju di pasar grosir. Namun, mereka enggak kunjung bangkit dari kesulitan finansial.

Maya ternyata memiliki warisan tanah di kampung. Melihat potensi cuan dari hal tersebut, mereka berdua pun bertolak ke kampungnya Maya. Namun, keadaan di sana enggak sesuai yang mereka bayangkan. Di kampung itu, setiap bayi lahir tanpa kulit dan harus dikuburkan. Kutukan itu dikabarkan ada hubungannya sama Maya dan kematian Maya adalah kunci untuk menghilangkan kutukan itu.

Namun, rupanya semua keyakinan mereka adalah sesuatu yang berasal dari manipulasi Nyi Misni, dukun yang merupakan ibu dari dalang yang dihormati di desa.

Film Perempuan Tanah Jahannam mendasarkan terornya dari isu fitnah dan framing dari orang yang punya kuasa serta family issues yang mendasari lahirnya rasa iri hati serta dendam berkepanjangan.

***

Meskipun teror-teror yang dibuat di dalam film horor hampir enggak mungkin terjadi di dunia nyata, tetapi apa yang mereka kritik adalah masalah-masalah yang sering terjadi di dalam kehidupan dan bisa jadi…lebih horor daripada penampakan-penampakan di dalam film.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.