5 Fakta Sejarah Oppenheimer yang Belum Diceritakan dalam Filmnya

Kisah asli dan fakta sejarah terkait Bapak Bom Atom, Oppenheimer yang belum diceritakan dalam filmnya.

Oppenheimer (2023) akhirnya memecahkan rekor sebagai film biopik dengan penghasilan tertinggi. Hingga kini, film garapan sutradara kawakan Christopher Nolan tersebut sudah berhasil meraup hingga 500 juta dolar atau sekitar Rp 7.6 triliun.

Memang, film drama-historikal yang menghadirkan Cillian Murphy sebagai Robert J. Oppenheimer alias sang “Bapak Bom Atom” ini jadi salah satu film yang paling dinantikan tahun ini. Film bertema perang dunia kedua ini pun dibanjiri pujian, baik para kritikus maupun penonton. Mulai dari segi narasi dan alur cerita yang detail dan runut, pengarahan sutradara yang tepat, akting yang memukau dari para bintangnya, skoring yang megah, hingga sinematografi epik.

Dalam film berdurasi tiga jam ini, Nolan menceritakan kisah perjalanan dari fisikawan muda brilian hingga menjadi tokoh penting pencipta bom atom yang menghentikan perang dunia kedua. Namun, tentu enggak semua fakta dapat tersampaikan dalam film yang sudah terasa intens dan padat ini. Masih terdapat beberapa fakta sejarah yang enggak terjawab atau terceritakan dalam film dan membuat penonton yang belum membaca kisah asli Oppenheimer pun penasaran.

Fakta sejarah yang tak diungkap dalam film Oppenheimer

1. Oppenheimer akhirnya menerima tawaran Strauss untuk jadi kepala institusi Princeton
Fakta Sejarah dalam film Oppenheimer
Via Istimewa

Dalam salah satu adegan hitam-putih, terdapat percakapan antara Lewis Strauss dengan Oppenheimer. Strauss yang ternyata menyimpan dendam ini sebelumnya pernah menawarkan Oppenheimer menjadi direktur dalam Institusi Princeton.

Di situ Oppenheimer pun hanya menjawab, “Akan saya pikirkan,” dan sepanjang film, kita enggak diberi tahu apakah sang fisikawan genius ini benar-benar menerima penawaran Strauss. Faktanya, Oppenheimer akhirnya menerima tawaran tersebut pada 1947, dua tahun setelah meninggalkan Los Alamos dan bertahan hingga 20 tahun dalam posisi tersebut.

2. Selain Los Alamos, ada tiga kota lain yang jadi tempat uji coba bom atom
Via Istimewa.

Dalam film biopik garapan Nolan ini, kota buatan untuk Proyek Manhattan ini hanya berfokus pada Los Alamos di Meksiko Baru. Namun, sebenarnya ada dua kota lain yang enggak dibahas dalam film, yaitu Oak Ridge di Tennessee dan Hanford di Washington. Oak Ridge menjadi tempat tambang uranium yang melibatkan dua belas ribu pekerja. Sementara itu, Hanford menjadi tempat plutonium diproduksi.

3. Menjadi seorang lesbian di masa itu adalah hal yang sulit, inilah yang jadi salah satu alasan Jane Tatlock bunuh diri
Via Istimewa.

Salah satu hubungan yang di-highlight dalam Oppenheimer adalah hubungan sang fisikawan dengan Jane Tatlock, jurnalis komunis yang bertemu dengannya di sebuah acara komunis. Berhubungan selama tiga tahun lebih, Oppenheimer pun jadi dekat dengan karakter jurnalis yang dalam filmnya diperankan Florence Pugh ini.

Meski putus-nyambung, keduanya sempat berbagi intimasi hingga kematian Tatlock yang membuat Oppenheimer sempat frustrasi. Dalam filmnya, Tatlock diceritakan bunuh diri akibat depresi. Memang benar, Tatlock mengalami depresi, tetapi film Oppenheimer enggak mengungkapkan bahwa salah satu alasannya depresi adalah karena seksualitasnya.

Tatlock sempat bercerita ke temannya bahwa dia sebenarnya tertarik pada perempuan. Menjadi lesbian pada masa itu begitu menakutkan karena tentunya masyarakat enggak akan menerima keberadaannya.

4. Faktanya, Oppenheimer enggak hanya konsultasi ke Albert Einstein, melainkan ilmuwan lain soal perhitungan bom atom
Via Istimewa.

Salah satu adegan penting yang ditampilkan dalam Oppenheimer adalah ketika sang fisikawan mengunjungi Albert Einstein untuk menanyakan dirinya tentang kalkulasi bom atom. Menurut Teller, terdapat kemungkinan mereka akan memulai rantai reaksi yang bisa menghancurkan seluruh dunia ketika bom tersebut diledakkan.

Adegan ini pun jadi referensi penting karena di akhir film, Oppenheimer kembali membahas adegan tersebut dengan Einstein dan mengatakan bahwa dia percaya sebenarnya mereka telah “menghancurkan dunia.”

Nah, fakta aslinya, sang Bapak Bom Atom enggak hanya konsultasi ke Einstein. Soal kalkulasi tersebut, dirinya menghampiri ilmuwan lain, yaitu Arthur Compton, sosok yang menciptakan reaktor nuklir untuk mengonversi uranium ke plutonium.

5. Alasan asli para pemimpin militer memilih kota Hiroshima dan Nagasaki sebagai target bom
Via istimewa.

Pernahkah terbersit di benak kalian, mengapa Hiroshima dan Nagasaki yang dipilih para pemimpin militer Amerika sebagai target dijatuhkannya bom atom? Seperti dalam Oppenheimer, para petinggi militer dan ilmuwan berkumpul untuk menentukan kota apa yang jadi target. Awalnya terdapat empat nama, yaitu Kokura yang jadi pusat produksi pesawat dan militer Jepang, Yokohama yang jadi area urban dan industri, Hiroshima yang jadi markas tentara dan pusat komunikasi, serta Kyoto yang jadi pusat industri dan penelitian di Jepang.

Namun, seperti yang ditampilkan dalam film, nama Kyoto akhirnya dicoret oleh Henry Stimson karena kota tersebut juga menjadi pusat budaya Jepang. Akan tetapi, fakta aslinya Stimson enggak mencoret kota tersebut karena alasan “nostalgia” akan kota tempat bulan madunya.

Akhirnya, kota yang terpilih adalah Hiroshima yang jadi markas militer serta punya lanskap alam yang membuat efek bom atom semakin dahsyat, dan Nagasaki yang jadi pelabuhan penting juga terpilih untuk menggantikan Kyoto.

***

Itulah deretan fakta sejarah terkait kisah sang “Bapak Bom Atom” yang belum diceritakan dalam film biopik Oppenheimer. Di antara daftar tersebut, manakah yang paling menarik menurut kalian? Bagikan pendapat kalian pada kolom komentar di bawah, ya! Jangan lupa juga ikuti terus KINCIR buat dapatin informasi seru seputar film atau serial lainnya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.