Enggak semua film langsung menjadi primadona yang memuaskan rumah produksi. Beberapa menjadi sleeper hit, istilah yang dipakai untuk film yang enggak mencapai angka tinggi saat perilisannya atau enggak diniatkan sebagai film besar, tetapi selanjutnya malah memberikan peraihan finansial yang sangat memuaskan.
Film-film ini tentu awalnya bikin cemas, namun fakta bahwa beberapa waktu kemudian mereka meraih penghasilan besar tentu bikin kaget dan serasa surprise bagi pembuatnya. Apa saja film-film yang termasuk ke dalam sleeper hit dan berapa peraihan mereka? Cari tahu di sini, yuk!
Deretan film sleeper hit yang telat laris
Elemental: Forces of Nature (2023)
Film dengan konsep unik dan promosi menarik ini ternyata sempat dikira enggak laku, lho! Berdasarkan data dari Box Office Mojo, film ini menghasilkan $11,8 juta pada hari pertama, jauh dari perkiraan US$40 juta.
Setelahnya, film ini memberikan pendapatan $29,5 juta, menjadi salah satu film dengan pendapatan terendah kedua yang pernah diproduksi Pixar, sedikit mengungguli pembukaan Toy Story yang bernilai $29,1 juta pada tahun 1995. Kemudian, pada akhir pekan kedua, film ini menghasilkan US$18,4 juta saja.
Dari perkembangan pendapatan yang lesu ini, Variety bahkan menulis bahwa meskipun film tersebut bertahan dengan baik beberapa minggu setelah pembukaan, tidak ada harapan untuk balik modal dari US$ 200 juta yang sudah dikeluarkan.
Namun, pada bulan Agustus, Elemental tiba-tiba meraup $400 juta di seluruh dunia! Hal ini mematahkan apa yang ditulis berbagai media bahwa film tersebut enggak akan bertahan.
Elemental: Forces of Nature sendiri mengambil kisah unik empat elemen, air, api, udara, dan tanah, di Element City. Ember, seorang anak imigran dari elemen api, hidup untuk meneruskan toko sang ayah. Namun, suatu hari ia bertemu dengan Wade, inspektur pembangunan kota, menyebabkan kebocoran pipa di toko ayahnya, dan pada akhirnya jatuh cinta dengan Wade yang merupakan elemen air. Kisah cinta mereka sulit terwujud karena perbedaan elemen di antara keduanya.
Nuansa yang penuh sinar dan warna serta penceritaan yang hangat dan unik tentang crash antargenerasi bikin film ini asyik buat ditonton.
Paranormal Activity (2009)
Dengan konsep horor CCTV, Paranormal Activity adalah film yang memang diproduksi dengan bujet rendah dan sama sekali enggak diharapkan untuk bisa meledak. Bujet produksinya sendiri hanya US$15.000 saja. Selain itu, pada awal pemutarannya, ia “hanya” mendapatkan US$500.000 saja. Namun, berapa yang didapatkan oleh film ini pada akhirnya? US$108 juta!
Oleh karena kesuksesan yang enggak disangka-sangka ini, Paranormal Activity pun dilanjutkan menjadi waralaba dengan banyak installments yang berkonsep found footage. Terlihat alamiah, Paranormal Activity membangkitkan rasa takut lewat fenomena supranatural yang mungkin aja bisa terjadi di dekatmu, bahkan di tempat yang kamu anggap aman dan familiar seperti rumah.
The Blair Witch Project (1999)
Rasanya, banyak film horor yang dibuat dengan konsep apa-adanya, enggak menampilkan bintang-bintang A-list, tetapi nyatanya booming dalam perjalanannya. The Blair Witch Project adalah salah satunya.
Film ini cuma dirilis di 27 teater pada bulan Juli tahun 1999. Efeknya juga enggak spesial. Namun, ternyata, peminatnya sangat banyak. Pada bulan selanjutnya, karena permintaan yang besar, film ini kemudian dirilis ke 1.100 teater dan mendapatkan US$29 juta pada perilisannya.
Kesuksesan itu enggak terlepas dari marketing dan konsep yang digunakan. Sebelumnya, santer terdengar kabar kalau semua hal yang terjadi di The Blair Witch Project nyata adanya. Lalu, footage yang disiarkan adalah footage yang berasal dari handycam pemiliknya yang hilang betulan karena mencari adalah penyihir jahat di tengah hutan. Bahkan, di Internet banyak beredar poster tiga muda-mudi yang hilang, yang kemudian muncul sebagai pemeran dari The Blair Witch Project. Rupanya, itu adalah trik pemasaran supaya film ini bisa mendapatkan perhatian. Para aktornya pun sebelumnya “disembunyikan” agar mereka dipercayai betul-betul meninggal dunia dalam perjalanan mencari penyihir.
The Blair Witch Project, yang hanya dibuat dengan bujet US$30.000-US$60.000, pada akhirnya berhasil sukses meraup US$240 juta di seluruh dunia, menjadikannya salah satu urban legend Internet yang paling fenomenal.
Scream (1996)
Pada saat Scream dirilis, sebetulnya minat masyarakat Amerika Serikat akan film slasher sedang rendah. Mereka cenderung menyukai film romansa atau aksi yang seru. Maka dari itu, saat Scream dirilis, banyak orang yang meramal bahwa film ini akan menjadi film yang gagal dan merugikan.
Saat opening pada bulan Desember, Scream memang mendapatkan peraihan finansial rendah, yakni cuma US$6 juta saja. Beruntung, film ini diselamatkan oleh libur Natal dan Tahun Baru, di mana orang-orang mulai merekomendasikannya untuk ditonton saat berlibur. Pada pemutaran-pemutaran selanjutnya, pendapatan Scream naik hingga US$ 10 juta dan mendapatkan peraihan finansial dunia sampai US$103 juta.
Hasilnya? Scream menjadi film slasher legendaris yang memiliki banyak sekuel, menjadi budaya populer, bahkan Ghostface, identitas yang dipakai pembunuh berantai dalam Scream, menjadi sebuah sosok legendaris yang hampir selalu ada dalam setiap acara Halloween.
Scream sendiri berkisah tentang pembunuhan berantai Woodsboro yang menimpa anak-anak muda dengan tokoh serial killer Ghostface. Misteri dan warisan Ghostface inilah yang membuat Scream tetap hidup dan seru sampai sekarang.
A Nightmare on Elm Street (1984)
A Nightmare on Elm Street terasa seperti film slasher biasa. Pada saat pembukaan pada bulan November 1984, pendapatan finansialnya juga cukup besar, yakni US$1,2 miliar, tetapi enggak ada yang menyangka bahwa pendapatan selanjutnya akan jauh lebih fantastis dan film ini akan dikenang sebagai film yang legendaris.
Pada saat dirilis secara domestik di Amerika, pendapatannya sangat fantastis, yakni mencapai US$25 miliar!
A Night on Elm Street dianggap sebagai sebuah film slasher kompleks yang enggak cuma menawarkan kengerian aja, tetapi plot yang apik dan karakter tokoh-tokoh yang kuat. Maka dari itu, sampai sekarang ia dinobatkan sebagai film berkelas yang sulit untuk tergantikan.
Fenomena sleeper hit dalam film-film di atas membuktikan kalau kesuksesan mungkin membutuhkan waktu. Boleh dibilang, kualitaslah yang membuat film-film di atas tiba-tiba mendadak sukses dan membuat mereka menjadi film yang disukai oleh banyak orang. Bahkan, film-film sleeper hit ini biasanya memiliki rating baik, membuktikan bahwa rekomendasi orang-orang sangat berpengaruh dalam larisnya sebuah karya.