5 Waralaba Film Terburuk Sepanjang Masa (Bagian 1)

Para kritikus film hadir untuk enggak segan-segan ngasih komentar pedas. Hollywood pun termasuk industri perfilman dengan kritikus yang siap berkomentar sadis. Meski begitu, enggak jarang penilaian kritikus berbeda jauh sama movie goers. Soalnya, mereka pada dasarnya bakal menilai sebuah film bagus selama masih bisa dinikmatin. Jadi, jangan heran kalau lo nemuin film terburuk yang dikritik pedas oleh para kritikus, tapi tetap mencetak Box Office.

Hal ini juga yang bikin beberapa waralaba film tetap bertahan menghasilkan film-film baru. Padahal, film-film seri ini enggak ada satu pun yang dapat penilaian memuaskan dari para kritikus. Meski begitu, karena masih laku dijual, film-film selanjutnya pun kembali dibuat dan jadilah waralaba film yang sukses dan bertahan bertahun-tahun.

Nah, penasaran waralaba film apa aja? Berikut, lima waralaba film terburuk tapi sukses di pasaran. Lo boleh setuju, boleh enggak. Soalnya, bisa jadi film favorit lo ada di dalam daftar ini.

 

1. Resident Evil (2002—2016)

Via Istimewa

Diadaptasi dari game PlayStation keluaran developer asal Jepang, Capcom, film Resident Evil bisa dibilang udah seenaknya sejak awal. Memang, sih, enggak ada keharusan sebuah film harus sama persis kayak game adaptasinya, tapi, ya, ada batasnya juga. Sejak awal, film yang dibintangi sama Milla Jovovich udah dianggap melenceng jauh dari game-nya. Seperti ngejadiin karakter Alice sebagai karakter utama dalam film dan karakter-karakter penting malah jadi karakter sampingan.

Buat sebuah adaptasi dari game yang sukses, film ini cukup ngecewain banyak pihak, baik itu dari penggemar game-nya maupun kritikus film. Sebagian besar kekecewaan disebabkan oleh kebiasaan film ini yang ngebiarin karakter yang udah muncul hilang begitu aja di film selanjutnya tanpa ada kejelasan soal apa yang terjadi sama mereka.

Di situs Rotten Tomatoes aja, keenam film dari waralaba ini enggak ada yang dapat skor melampaui 40%. Rata-rata audience score-nya juga enggak sampai 60%. Film Resident Evil: Apocalypse jadi film dengan skor terendah, yaitu 21% dari 125 ulasan. Di CinemaScore yang merupakan situs rating film terpercaya berdasarkan survei penonton, cuma film pertama, kedua, dan keenam yang dapet rating B. Film ketiga dan keempat dapet rating B-, sedangkan skor terendah C+ diraih film kelima, Resident Evil: Retribution.

 

2. The Twilight Saga (2008—2012)

Via Istimewa

Edward Cullen dan Bella Swan mungkin merupakan salah satu pasangan paling romantis sepanjang masa yang kisah cintanya bikin mupeng. Dimulai dengan Twilight (2008), kisah cinta segitiga manusia, vampir, dan werewolf ini langsung jadi hit. Film pertamanya aja mencetak total pendapatan sampai 393 juta dolar di seluruh dunia. Jumlah ini langsung melonjak jauh saat film selanjutnya dirilis.

Jelas, kesuksesan ini enggak lain juga terjadi karena Robert Pattinson dan Kristen Stewart yang sempat terjerat cinlok. Namun, chemistry mereka ternyata enggak cukup buat memuaskan selera para kritikus. Terbukti, di situs Rotten Tomatoes aja, skor tertinggi yang diraih oleh film pertama dan ketiga cuma 49% dari 210 dan 239 ulasan. Dari kelima film ini, skor rata-ratanya juga cuma 39,8%.

Edward dan Bella termasuk dalam 6 Pasangan Film Hollywood yang Ikonis pada Masa Kini

Sebenarnya, The Twilight Saga cukup banyak dapat pujian karena kisahnya yang merupakan drama pop klasik yang diadaptasi dari novel Meyer. Namun, seiring dengan film selanjutnya dirilis, kritikan negatif semakin banyak didapat karena film ini dianggap enggak lebih dari opera sabun yang terlalu manis. Selain itu, kisah yang gampang ditebak dan adegan-adegan yang statis dan enggak menarik juga bikin film-film setelah film pertama dianggap ngebosenin. Namun, biar bagaimana pun, penonton suka banget sama opera sabun macam ini.

 

3. Saw (2004—2017)

Via Istimewa

Sebetulnya, film ini diawali dengan premis yang cukup menjanjikan. Sekelompok orang yang enggak saling kenal menemukan diri mereka ada di sebuah fasilitas yang enggak mereka ketahui. Fasilitas yang dibuat semacam permainan escape room itu ternyata diisi sama orang-orang yang selama ini enggak mensyukuri kehidupan mereka. Mereka ini jadi korban eksperimen Jigsaw yang belakangan diketahui sebagai John Kramer, seorang pasien yang hidupnya enggak lama lagi karena menderita kanker otak.

Film pertamanya sendiri disebut-sebut sebagai gaya baru film horor thriller yang akhirnya kembali mengerikan dengan cerita yang menarik. Film pertamanya yang berjudul Saw merupakan proyek debut James Wan sebagai sutradara. Meski dikritik karena terlalu mengerikan dan berdarah-darah alias gore, Saw mencetak Box Office.

Sayangnya, film-film selanjutnya ngebawain ide yang udah enggak segar lagi dan enggak ada perkembangan dari segi cerita. Hasilnya, film pertamanya dapat rating 49% dari 183 ulasan di Rotten Tomatoes. Bahkan, dari delapan filmnya, skor rata-ratanya pun cuma 28%. Meski dinilai sebagai waralaba film terburuk sama kritikus dan movie goers, film ini tetap sukses di pasaran, kok!

 

4. Scary Movie (2000—2013)

Via Istimewa

Scary Movie adalah waralaba film horor komedi yang nampilin parodi dari film-film horor populer. Waralaba ini disutradarai dan diproduseri oleh The Wayans Brother. Film pertamanya memparodikan film Scream (1996) dan I Know What You Did Last Summer (1997). Komedinya yang gelap namun segar bikin film ini mencetak Box Office.

Meski mencetak Box Office di setiap filmnya, waralaba ini sama sekali enggak memuaskan selera kritikus film. Skor rata-ratanya di Rotten Tomatoes cuma 32% dengan skor terendahnya 4% dari film terakhirnya. Lelucon yang gagal menggugah dan kecenderungan untuk sekadar nampilin parodi bikin film-film selanjutnya lemah dari segi cerita.

Waralaba Scary Movie juga termasuk 7 Film Horor Komedi yang Gagal Ngeri

Puncaknya, film terakhirnya pun dianggap sebagai upaya terakhir waralaba ini untuk tetap bertahan. Sayangnya, tetap gagal karena kehilangan kelucuannya. Meski begitu, Scary Movie menunjukkan bahwa waralaba film terburuk belum tentu benar-benar enggak laku.

 

5. Friday the 13th (1980—2009)

Via Istimewa

Friday the 13th bisa dibilang sebagai salah satu waralaba film terburuk dengan film terbanyak, yaitu mencapai 12 film. Film pertamanya mendapat sambutan positif dari para kritikus dan movie goers karena ngasih unsur horor yang original dengan karakter ikonis.

Sayangnya, kesuksesan film pertama enggak diikuti sama perkembangan cerita yang signifikan. Akhirnya, film-film selanjutnya jadi cuma ngulang formula yang sama. Skor rata-rata dari 12 film di situs Rotten Tomatoes aja cuma 28,9%. Namun, waralaba ini tetap mencetak hit dengan total pendapatan 12 film mencapai 687,1 juta dolar.

Bertahan lebih dari 30 tahun, film ini emang enggak bisa move on dari karakter Jason. Sayangnya, semakin hari sekuelnya semakin konyol. Tapi, Alih-alih berhenti, waralaba ini film crossover antara Jason dan Freddy Krueger pada 2003. Lalu, berharap bisa memperbaiki citra yang udah jatuh, pada 2009 dirilislah remake yang kembali gagal merebut hati kritikus dan juga penonton. Pendapatannya pun, meski bukan yang terendah, masih di bawah film sebelumnya.

***

Sebuah film memang enggak bisa serta-merta memuaskan banyak pihak. Film-film favorit penonton belum tentu jadi pilihan para kritikus. Namun, keberadaan kritikus juga enggak bisa dikesampingkan karena kritik yang membangun bikin keberadaan film-film keren tetap ada sampai sekarang. Coba kalau semua film dibilang bagus, pasti enggak bakal ada persaingan sehat di bidang perfilman dan semua film bakal jadi B aja. Kalau semua film B aja, enggak ada film bagus, dong?

Lihat lima waralaba film terburuk lainnya di daftar selanjutnya, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.