– Apa saja dialog Bu Tejo di film Tilik yang bikin penonton geleng-geleng kepala?
– Dialog di bawah ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Nama Bu Tejo tiba-tiba viral di sosial media. Bu Tejo adalah karakter yang muncul dalam film pendek garapan Wahyu Agung Prasetyo berjudul Tilik yang dapat ditonton gratis di YouTube Ravacana Films.
Karakter Bu Tejo memang bikin geregetan penonton. Begitu mudah baginya meluncurkan pergunjingan yang bikin penonton tersulut. Namun, di situ titik nagihnya. Karakter yang dimainkan Siti Fauziah begitu luwes melontarkan dialog-dialog yang tajam.
Bu Tejo memang bukan tanpa lawan, ada Yu Ning yang terus menerus menetralisir ucapannya. Bu Tejo pun seakan selalu punya celah untuk berceloteh. Bahkan celotehnya beberapa kali memulai topik pergunjingan.
Nah, berikut ini beberapa dialog Bu Tejo yang bikin penonton geregetan, bahkan sampai ada meme dan stiker obrolannya.
1. “Dian ini kerjanya apa, ya? Kok, ada yang bilang kerjaanya enggak bener.”
Pergunjingan dalam film Tilik dimulai dari kalimat di atas. Ketika Bu Tejo menyambut perkataan dari Yu Sam yang membuka percakapan. Dengan satu kalimat awalan itu, penonton seakan sudah diberi tahu bahwa percakapan selanjutnya hanyalah gosip. Apalagi setelah kalimat itu, Bu Tejo lantas memaparkan bahwa pekerjaan Dian ini sering keluar-masuk hotel dan pergi bareng om-om ke mal.
2. “Makanya kalau punya HP jangan cuma buat mejeng doang, tapi buat cari informasi.”
Bu Tejo memang pandai berkamuflase. Walau apa yang dia katakan ini kadang enggak berdasar. Bu Tejo bisa dengan mudah berkata pada ibu-ibu yang lain untuk bisa menggunakan ponsel supaya dipakai mencari informasi, bukan cuma untuk gaya. Kerennya lagi, dia bisa membungkus opininya dengan bukti-bukti yang mendekati. Penonton makin dibuat geleng-geleng.
3. “Baru kerja, tapi kok sudah punya banyak barang baru. ‘Kan jadi pertanyaan kalau begitu.”
Kadang, Bu Tejo ini enggak to-the-point menyampaikan maksud. Dia berhasil menjadi orang yang pintar memberi umpan supaya pendengarnya menyimpulkan sendiri. Nah, itu yang terjadi ketika Bu Tejo menyampaikan kalimat di atas. Tentu, ibu-ibu di truk itu langsung berpikiran ke mana-mana.
4. “Itu kalau bukan muntah gara-gara hamil, kenapa juga dia harus pergi.”
Dialog di atas terjadi ketika Bu Tejo dengan tiba-tiba bercerita bahwa dia sempat memergoki Dian yang muntah-muntah di pinggir jalan. Tanpa kroscek lebih jauh, Bu Tejo langsung mengklaim kalau yang dialami Dian adalah muntah-muntah karena hamil. Siapa yang makin enggak geregetan denger dialog begini.
5. “Kasihan Bu Lurah, sudah sakit-sakitan. Punya anak enggak jelas begitu juga.”
Bukan cuma Dian yang jadi sasaran pergunjingan dari Bu Tejo. Bu Lurah yang lagi sakit dan Fikri pun terkena sapuan kata-kata pedasnya. Ketika truk sempat berhenti di masjid. Bu Tejo yang rupanya berharap jadi suaminya jadi lurah selanjutnya ini sempat bilang kalau Bu Lurah sudah harus diganti karena sering sakit-sakitan. Namun, sekali lagi, kata pedas itu dibungkus dengan nada bicara yang tak terlalu meletup.
6. “Orang udah seumurannya, kok, belum nikah.”
Kalau kalimat ini memang seakan jadi template bagi banyak ibu-ibu ketika bicarakan anak orang. Seakan memasuki usia tertentu adalah sudah jadi kewajiban untuk segera menikah. Masalahnya karena yang bicara ini Bu Tejo, maka template kalimat di atas ini disambung-sambungkan dengan pekerjaan Dian yang menurut Bu Tejo enggak beres. Makin kompleks, ’kan, jadinya?
7. “Kira-kira, Dian itu pakai susuk, enggak?”
Ucapan Bu Tejo makin menjadi-jadi. Mungkin di titik ini, penonton akan habis kesabarannya setelah bilang: Dian perempuan enggak beres, pergi dengan om-om, hamil padahal belum nikah. Puncaknya, dia menuduh Dian pakai susuk. Bola opini ini makin bikin siapa pun yang nonton pasti geleng-geleng kepala.
8. “Apa mau saya teleponkan saudara saya yang polisi saja?”
Mulut Bu Tejo yang kadang serampangan itu enggak hanya dipakai buat bergunjing saja. Namun juga berhasil buat mengancam polisi. Adegan ketika mobil truk milik Gotrek ditilang polisi, dengan lantang Bu Tejo ini meneriaki polisi supaya tidak ditilang.
Bahkan sampai bawa-bawa saudaranya yang polisi berpangkat bintang lima. Meski polisi tak menghiraukan. Nyatanya lewat ‘gerakan’ yang diawali Bu Tejo ini, Gotrek dan truknya terhindar dari tilang.
9. “Jadi orang itu yang solutif gitu, lho!”
Ini adalah celotehan Bu Tejo yang paling banyak dibahas dan jadi meme material. Ketika Yu Ning ternyata salah kabar tentang kondisi Bu Lurah dan Bu Tejo memutuskan supaya rombongan jalan-jalan ke Pasar Gede Beringharjo.
Perasaan Yu Ning pasti makin bersalah dan Bu Tejo seolah memenangkan segala perdebatan yang tadi dilaluinya dengan Yu Ning. Sementara, penonton pasti makin geram dengan aksinya Bu Tejo di akhir-akhir film Tilik.
10. Jadi, nyebarin kabar yang enggak jelas itu termasuk fitnah enggak, ya?
Ini jadi ‘gong’ sekaligus dialog ending yang bikin penonton merenungi 30 menit film Tilik. Sejak awal, penonton kesal dengan gosip yang diucapkan Bu Tejo. Apalagi, setelah ucapan ini, kita ditunjukkan fakta tentang Dian sekaligus ending yang tak terduga.
***
10 celoteh Bu Tejo di atas bikin kita geleng-geleng. Yang bikin relate, yakni apa yang dilakukan Bu Tejo ini memang biasa kita lihat di sekeliling ketika ibu-ibu berkumpul. Dari 10 dialog di atas mana yang paling nyelekit menurutmu?