– Kehadiran tata rias dalam perfilman ternyata memiliki cerita tersendiri untuk dipandang sebagai unsur penting bahkan dalam ajang penghargaan.
– Ketika teknologi CGI berkembang pesat, apakah tata rias masih jadi andalan untuk memperkuat tampilan karakter?
Seorang aktor tentunya dituntut untuk selalu siap dalam memerankan berbagai karakter di sepanjang karier mereka. Enggak hanya memerankan karakter dengan tampilan rupawan, seorang aktor juga harus siap jika diharuskan untuk memerankan karakter yang tampilannya jauh berbeda dari fisik mereka. Nah, di sinilah gunanya keberadaan tata rias di perfilman.
Dengan “sentuhan ajaib” dari penata rias, seorang aktor bisa bertransformasi menjadi sosok yang benar-benar berbeda, bahkan sampai enggak bisa dikenali. Penampilan yang bikin pangling tersebut tentunya bakal semakin mendukung karakter yang akan diperankan oleh seorang aktor dalam suatu film.
Pernah, enggak, sih, kalian penasaran dengan sosok di balik kerennya penampilan pangling para aktor di film? Sebagian dari kalian mungkin enggak pernah kepikiran buat mencari tahu sosok mereka. Nah, kali ini, KINCIR bakal memperlihatkan betapa pentingnya tata rias di industri perfilman. Yuk, simak!
Tata Rias, Penguat Tampilan Karakter
Ada pertanyaan untuk kalian yang belum pernah nonton Tropic Thunder (2008). Apakah kalian bisa menebak siapa aktor yang memerankan dua karakter di atas? Buat yang belum pernah menonton filmnya, kalian mungkin enggak bakal menyangka bahwa sosok lelaki botak berkacamata pada gambar di atas ternyata diperankan oleh Tom Cruise!
Kaget? Eits, kejutannya enggak hanya sampai di situ. Apakah kalian percaya bahwa karakter yang terlihat seperti orang ras kulit hitam pada gambar di atas diperankan oleh Robert Downey Jr.? Yap, karakter yang ada di samping Cruise ternyata diperankan oleh sang pemeran Iron Man, loh. Pangling? Yap, itulah kehebatan tata rias yang bisa bikin aktor terlihat begitu berbeda dari wajah aslinya.
Karakter Cruise dan Downey di Tropic Thunder bisa dibilang masih masuk dalam kategori “normal”. Walau bikin pangling, mereka seenggaknya masih punya penampilan layaknya manusia normal. Keajaiban tata rias tentunya bisa melakukan transformasi yang melebihi penampilan normal manusia. Aktor pun bisa berubah menjadi makhluk lain dengan menggunakan tata rias.
Penggemar film Marvel Cinematic Universe pastinya enggak asing dengan keragaman karakter yang ada di semesta ini. Selain karakter dengan tampilan manusia, kalian juga bakal menemukan berbagai karakter nonmanusia, termasuk Gamora dan Nebula. Kedua aktris yang memerankan Gamora dan Nebula, yaitu Zoe Saldana dan Karen Gillan, harus rela tubuhnya dibuat menjadi hijau dan biru demi kebutuhan film.
Berbagai karakter unik juga bisa kalian temukan di beberapa film garapan Guillermo del Toro, salah satunya adalah seri Hellboy. Di film tersebut, Ron Perlman dan Doug Jones disulap menjadi sosok dari dunia lain, yaitu Hellboy dan Abe Sapien. Untuk mendapatkan penampilan sempurna, Perlman dan Jones rela berjam-jam ditempeli tata rias prostetik di tubuh mereka.
Selain dapat menyulap penampilan aktor menjadi karakter tertentu, tata rias juga bisa menjadi efek kejutan untuk pendukung cerita. Fungsi tata rias ini biasanya sering dijumpai di berbagai film horor, khususnya di adegan yang memperlihatkan bagaimana tubuh korban dicabik-cabik oleh sang peneror. Tata rias menjijikkan ini bisa kalian temukan di seri Saw, Hostel (2005), dan film-film bernuansa gore lainnya.
Bagaimana Aktor Bertransformasi Jadi Sosok yang Berbeda?
Di balik penampilan pangling para aktor Hollywood, mereka tentunya harus siap dirias selama berjam-jam untuk mendapatkan penampilan yang diinginkan. Penata rias yang turun tangan pun tentunya punya keahlian “menyulap” yang enggak main-main.
Jake Garber adalah orang yang berperan besar dalam penampilan sangar Perlman di Hellboy. Untuk mendapatkan penampilan tersebut, Garber dan Perlman menghabiskan waktu empat jam dalam sehari hanya untuk tata rias.
Menurut Garber, dia bisa saja menyelesaikan tata rias Hellboy dalam waktu dua setengah jam. Namun, Garber memberikan kesempatan buat Perlman beristirahat di tengah-tengah proses merias. Alhasil, total waktu yang dibutuhkan Garber menyulap Perlman menjadi empat jam.
Riasan yang diterapkan ke Perlman mayoritas terbuat dari potongan prostetik yang berbahan foam. Potongan foam tersebut ditempelkan pada punggung, dada, kepalanya, hingga wajahnya. Setelah tertempel, Garber pun melakukan proses pengecatan untuk menambahkan detail pada tubuh Hellboy. Untuk melakukan berbagai hal rumit ini, Garber juga dibantu oleh tiga atau empat orang asisten.
Garber tentunya adalah orang yang sangat berpengalaman di bidangnya. Selain Hellboy, dia juga mengerjakan tata rias di Star Trek: First Contact (1996), Scream 3 (2000), seri Kill Bill, Inglourious Basterds (2009), dan film ternama lainnya. Garber bahkan pernah masuk nominasi “Best Makeup” Oscar 1997 berkat karyanya di Star Trek: First Contact.
Tata rias Downey di Tropic Thunder dikerjakan dan dirancang oleh salah satu penata rias legendaris di Hollywood, yaitu Rick Baker. Riasan Downey di film ini terdiri dari hidung dan bibir bawah palsu, rambut palsu, serta foundation yang membuat Downey mendapatkan warna kulit gelap layaknya orang ras kulit hitam. Untuk pengerjaannya, Baker dibantu dengan John Blake dan Greg Nelson dalam mempertahankan riasan Downey di lokasi syuting.
Baker telah berkecimpung di dunia tata rias Hollywood sejak 1973, tepatnya dimulai dari keterlibatannya di Schlock (1973). Karya terakhir Baker sebelum dia memutuskan untuk pensiun adalah Maleficent (2014).
Dia bahkan telah memenangkan tujuh penghargaan “Best Makeup” Oscar lewat karyanya di An American Werewolf in London (1981), Harry and the Hendersons (1987), Ed Wood (1994), The Nutty Professor (1996), Men in Black (1997), How the Grinch Stole Christmas (2000), dan The Wolfman (2010).
Elemen Penting dalam Perfilman yang Kurang Mendapat Sorotan
Tata rias terbukti menjadi elemen penting dalam mendukung penceritaan yang ada di film. Sayangnya, butuh waktu lama bagi seorang penata rias untuk mendapatkan pengakuan di Academy Awards atau Oscar. Ajang penghargaan bergengsi ini baru memberikan penghargaan “Best Makeup” sejak 1982. Padahal, Oscar telah berlangsung sejak 1929.
Tanpa kecaman, Oscar mungkin enggak bakal kepikiran buat menambahkan kategori “Best Makeup” di daftar penghargaannya. Yap, Oscar baru membuat penghargaan “Best Makeup” setelah mereka dianggap enggak menghargai karya para penata rias yang bekerja di The Elephant Man (1980). Walau kategori tersebut akhirnya dibuat, ironisnya, penata rias The Elephant Man tetap enggak mendapatkan penghargaan apapun dari Oscar.
Orang pertama yang akhirnya mendapatkan penghargaan “Best Makeup” Oscar 1982 adalah sang jenius di balik penampilan pangling Downey di Tropic Thunder, yaitu Rick Baker. Dia mendapatkan Oscar pertamanya atas karyanya di An American Werewolf in London.
Di film tersebut, Baker berhasil menyulap David Naughton menjadi manusia serigala. Ditambah lagi tampilan karakter Jack yang begitu mengerikan setelah dicabik-cabik manusia serigala.
Setelah Oscar memberikan apresiasi kepada penata rias, masalah enggak langsung berhenti begitu saja. Kemenangan Baker pun menimbulkan perdebatan di antara penata rias. Baker mengaku dirinya sampai mendapatkan surat kebencian karena kemenangan pertamanya di Oscar.
Menurut Baker, beberapa pihak mengatakan bahwa apa yang dia lakukan bukanlah tata rias. Bagi pelaku tata rias versi “cantik”, mereka bakal sulit bersaing di Oscar jika harus disandingkan dengan penata rias versi prostetik seperti Baker.
Pada akhirnya, kekhawatiran orang-orang yang sempat membenci Baker pun enggak terbukti. Jika kalian lihat daftar pemenang “Best Makeup” setelah Baker, Oscar memenangkan jenis tata rias yang variatif. Buktinya, Amadeus (1984) bisa memenangkan “Best Makeup” Oscar 1985 dengan menampilkan tata rias yang menawan.
Persaingan penata rias di Oscar terbilang cukup ketat karena keterbatasan slot yang tersedia untuk nominasi “Best Makeup”. Dua tahun pertama keberadaan kategori “Best Makeup”, Oscar hanya menyediakan dua slot nomine. Lalu pada Oscar 1985, Oscar baru meningkatkan kesempatan dengan menyediakan tiga slot nomine.
Tiga slot tentunya masih sangat kurang jika melihat banyaknya karya tata rias mengagumkan yang muncul di berbagai film. Setelah sekian lama penata rias berjuang untuk mendapatkan lebih banyak apresiasi di dunia perfilman, Oscar akhirnya melakukan peningkatan dengan memberikan lima slot untuk nomine “Best Makeup” di Oscar 2020. Keputusan Oscar menambah slot tentunya disambut sukacita oleh para penata rias Hollywood.
Julie Socash, Presiden Make-Up Artists and Hair Stylist Guild, berkata, “Ini bakal memberikan kami lebih banyak kesempatan untuk menunjukkan hasil kerja kami. Lalu, lebih banyak anggota kami yang bakal diakui oleh seluruh dunia. Ada begitu banyak film (dengan tata rias menarik) yang terlewatkan begiitu saja. Kami berterima kasih kepada petinggi Oscar karena telah membuat ini terjadi.”
Tata Rias Mulai Tergeser oleh CGI?
Siapa yang pernah nonton salah satu film Planet of the Apes yang dirilis sebelum Rise of the Planet of the Apes (2011)? Sejak film pertamanya yang dirilis pada 1968 hingga Planet of the Apes (2001) versi Tim Burton, tim produksi selalu menggunakan tata rias prostetik untuk para kera di film ini. Begitu waralaba ini di-reboot lewat Rise of the Planet of the Apes, penampilan kera di trilogi reboot-nya akhirnya digantikan dengan CGI.
Alasan sutradara dan produser Rise of the Planet of the Apes enggak menggunakan tata rias prostetik karena mereka ingin mendapatkan tampilan kera yang lebih realistis. Dengan sentuhan Weta Digital dan akting memukau Andy Serkis yang ditangkap menggunakan teknologi motion capture, kalian bisa menyaksikan kera yang begitu nyata di film tersebut. Enggak heran film ini masuk nominasi “Best Visual Effects” Oscar 2012.
Selama hampir 20 tahun belakangan, pemandangan film yang menggunakan CGI bukanlah hal yang langka lagi. Apakah ini menandakan bahwa jasa penata rias di industri perfilman bakal semakin tergeser dengan CGI? Sedihnya lagi, Baker mengumumkan pensiunnya pada 2015 karena CGI perlahan-lahan mulai mengambil alih bagian tata rias.
“Pertama-tama, CGI mulai menghilangkan bagian animatronik yang biasa saya lakukan. Setelah itu, CGI mulai mengambil alih bagian tata rias. Mungkin inilah waktunya, saya kini berusia 64 tahun dan bisnis perfilman mulai menggila. Saya ingin melakukan hal yang seharusnya, namun mereka ingin yang murah dan cepat. Bukan itu yang ingin saya lakukan jadi saya memutuskan inilah saatnya untuk keluar,” ujar Baker mengenai alasan pensiunnya.
Keberadaan CGI memang bisa jadi hal yang menguntungkan buat para petinggi studio film karena teknologi ini dapat menekan bujet dan enggak menghabiskan banyak waktu saat proses syuting. Tim produksi enggak perlu repot-repot mencari banyak figuran karena CGI dapat membuat efek kerumunan atau aktor enggak perlu duduk berlama-lama untuk sesi merias demi menjadi karakter tertentu.
Walau tim produksi film terlihat mulai bergantung dengan CGI, penata rias The Texas Chainsaw Massacre 2 (1986), yaitu Tom Savini, tetap optimis jika penata rias masih bakal dibutuhkan di waktu yang mendatang. Menurut Savini, penata rias masih dibutuhkan untuk mendesain makhluk dan dari situlah bagian CGI dapat meneruskannya.
Penggabungan tata rias dan CGI juga dilakukan Marvel Studios untuk membuat Captain America terlihat tua di Avengers: Endgame (2019). Marvel Studios tetap merias Chris Evans menjadi tua untuk keperluan adegan akhir film tersebut. Nah, supaya Evans benar-benar terlihat seperti orang yang berusia 106 tahun, Marvel Studios menyempurnakan riasan sang aktor dengan menggunakan CGI.
Bagaimanapun, Evans masih punya badan yang terlalu bugar untuk ukuran lelaki berusia 106 tahun. Dengan CGI, tim produksi dapat menggabungkan badan aktor lain yang benar-benar tua dengan wajahnya Evans. Ini membuktikan bahwa CGI dan tata rias masih melengkapi satu sama lain.
***
Secanggih apapun teknologi di dunia perfilman, tentunya hal yang berbau tradisional masih tetap dibutuhkan. Baik CGI maupun tata rias, keduanya punya kekurangan dan kelebihan yang dapat saling melengkapi jika dipadukan.
Menurut kalian, apakah peran tata rias dalam perfilman tetap bisa bertahan dengan perkembangan CGI yang semakin pesat? Kasih tahu pendapat kalian di kolom komentar dan jangan lupa ikuti terus KINCIR biar enggak ketinggalan informasi seputar film lainnya, ya!