Slender Man, Sosok Legenda yang Meneror Layar Lebar

Tinggi, putih, perutnya rata, serta tampil rapi dengan setelan jas. Mendengar empat kriteria ini, para cewek jomblo kemungkinan besar akan ngiler dan segera bertanya bisa kenalan di manakah mereka dengan sosok cowok ini. Namun, ketika ketemu sama sosoknya, mungkin lo akan lebih milih buat jadi jomblo seumur hidup. Pasalnya, apa yang disebutin di atas adalah kriteria dari sosok legenda bernama Slender Man.

Yap, Slender Man bukan karakter cowok yang cocok dijadiin pendamping hidup. Bahkan, sosoknya mungkin mengingatkan lo pada Hollowgast-nya Miss Peregrine's Home for Peculiar Children (2016). Ditambah lagi, Sony Pictures baru aja ngerilis cuplikan pertama film Slender Man. Cuplikan ini mencekam dan membangkitkan ketakutan di masa kecil. Kalau udah ngelihat, lo pasti jadi takut pergi sendirian ke tempat sepi malam-malam.

Slender Man jelas-jelas bukan cowok yang menyenangkan buat jadi sandaran hidup. Namun, lo tahu, enggak, sih, dari mana sebenarnya kisah Slender Man bermula? Mengapa dia bisa eksis, bahkan sampai diangkat ke layar lebar? Berikut fakta-faktanya!

1. Sosok Legenda Urban yang Lahir di Internet

Via istimewa

Slender Man adalah sosok urban legend alias legenda urban yang beredar di internet. Yap, Slender Man jauh lebih muda daripada legenda urban lain semacam Nenek Gayung, Boogyman, atau pun Drakula. Slender Man baru "lahir" pada 2009.

Eksistensi Slender Man berawal dari unggahan foto Victor Surge (Eric Knudsen) pada dalam Something Awful Internet Forum. Foto tersebut diunggah dalam kontes Photoshop foto dengan tema hantu dan hal-hal supranatural lain. Nah, foto Knudsen berisi gambar anak-anak yang sedang main di taman dan berwarna hitam-putih.

Via istimewa

Sekilas, gambar ini terlihat kayak gambar lawas biasa. Namun, kalau lo amatin, di bagian belakang ada sosok aneh berbadan kurus, gundul, dan memiliki tentakel. Yap, dialah Slender Man. Dia lagi nungguin anak-anak lengah untuk diculik, disiksa hingga meninggal, dan kepalanya digantung di pohon-pohon sebagai hiasan. Ngeri? Ngebayanginnya aja udah enggak tega!

2. Teror yang Penuh Ambiguitas

Via istimewa

Foto unggahan Knudsen jadi viral dan banyak orang meyakini bahwa Slender Man itu nyata. Bersembunyi di dalam hutan yang jadi habitatnya, dia sesekali keluar buat mencari mangsa di ruang publik. Lalu, kenapa, sih, Knudsen memutuskan buat bikin sosok ini dalam kompetisi tersebut? Kenapa bukan sosok pembunuh bayaran atau sosok arwah penasaran sekalian?

Usut punya usut, dilansir Vanity Fair, Knudsen punya alasan yang cukup filosofis. Sosok Slender Man digambarkan sangat misterius—enggak jelas apa motivasinya untuk melakukan kejahatan—supaya masyarakat merasa terteror. Yap, semua orang enggak berdosa bisa jadi korban Slender Man.

Karena kebenaran sesuatu di internet dianggap ambigu, orang-orang ragu akan kepalsuan Slender Man. Mereka pun mulai mempertanyakan, jangan-jangan Slender Man bukan sekadar buatan, melainkan cerita asli yang kemudian ditutup-tutupi sebagai suatu cerita buatan dalam kontes foto.

3. Pengaruh dari Berbagai Literatur

Via istimewa

Sosok Slender Man sejatinya bukan murni gagasan Knudsen karena udah pernah ada di berbagai literatur. Dilansir Heavy.com, Knudsen mengatakan bahwa sosok Slender Man terinspirasi dari beberapa tokoh fiksi seperti That Insidious Beast-nya Zack Parsons, Tall Man dalam film Phantasm, The Gentleman dalam Buffy the Vampire Slayer, dan superhero Victor Sage dalam DC Comics (yang juga menginspirasi Knudsen buat bikin nama alias Victor Surge).

Internet juga mencatat bahwa "Slender Man" bukanlah sosok baru. Dilansir Creepypasta Wiki, Sosok Slender Man udah ada bahkan pada zaman kuno dalam lukisan gua di Serr da Capivara National Park di Brasil. Lukisan tersebut diperkirakan berumur 9.000 BC.

Via istimewa

Sosok serupa Slender Man juga ada dalam hieroglif Mesir Kuno berjudul Thief of Kuk. Dilihat dari dua hal ini, kayaknya Slender Man memang bukan sesuatu yang baru. Makanya, enggak mengherankan kalau kita jadi curiga: kalau manusia zaman kuno aja pernah mencatat keberadaan sosok ini, jangan-jangan, Slender Man benar-benar ada?

Jawabannya, dua pernyataan tadi adalah bualan alias hoax. Yap, enggak semua yang lo baca di internet itu benar. Makanya, orang pun jadi ragu karena ambiguitas itu. Padahal, hieroglif Thief of Kuk pun merupakan buatan dari forum yang sama.

Jadi, bisa dibilang, pengaruh Knudsen dalam menciptakan sosok Slender Man bukanlah mitologi lawas, melainkan pengaruh-pengaruh literatur yang cukup modern. Makanya, sosok Slender Man pun terlihat modern. Dari tampilan formalnya, Slender Man kayak orang kaya raya yang mau main judi di Las Vegas.

4. Eksistensi di Dunia Nyata

Via istimewa

Setelah sosok Slender Man jadi viral, beberapa orang ngaku bahwa mereka pernah melihat Slender Man. Sosok yang mereka gambarkan juga enggak jauh dari figur tinggi-gundul-tak berwajah tersebut. Misalnya aja, seperti yang dilansir Metro, warga di Cannock Chase, Staffordshire, Inggris, pada 2014, dikejutkan dengan penampakan bayangan tinggi dengan mata merah darah dan baju khas Victorian di hutan yang enggak jauh dari rumah mereka. Pye Green, seorang penduduk setempat, mengaku pernah melihat bayangan tinggi, berwajah putih, dan bertaring taring lewat di kamar tidurnya tengah malam. Ada pula penduduk lain yang ngaku ditindihin Slender Man.

Kalau dilihat dari kacamata ilmiah, kejadian itu terbilang janggal. Memang belum tentu mereka semua berbohong. Namun, bisa aja isu tentang Slender Man di hutan dekat rumah mereka itu memengaruhi pikiran mereka dan bikin mereka jadi paranoid sendiri. Hal itu menimbulkan validasi subjektif dalam pemikiran mereka.

Validasi subjektif bisa dijelasin salah satunya dalam bentuk cherry picking. Ini adalah kondisi saat manusia hanya membenarkan apa yang mereka yakini. Yap, sama kayak saat lo membaca ramalan bintang. Misalnya, Libra punya stereotipe sebagai sosok yang labil dan peragu. Padahal, semua orang punya fase labilnya masing-masing.

Dilansir, NYMag, pernah ada laporan percobaan pembunuhan nyata yang (katanya) dilakukan oleh Slender Man pada 2014 di Wisconsin, Amerika Serikat. Dua remaja cewek berusia 12 tahun menusuk teman mereka sebanyak 19 kali di dalam hutan. Untungnya, sang korban berhasil lolos. Nah, ketika dua kriminal ini ditangkap, mereka mengaku bahwa mereka ngelakuin hal itu karena bisikan Slender Man. Salah satunya bilang apabila mereka enggak ngelakuin itu, keluarga mereka bakal diburu Slender Man.

Keduanya divonis mengidap gangguan jiwa dan dirawat di rumah sakit jiwa. Payton Leutner, sang korban, udah sembuh dari luka-luka tusukan itu. Namun, trauma yang dia rasakan sangat dalam. Bahkan, ibu dari Payton ngaku bahwa anaknya ngerasa enggak aman kalau ada gunting di sekitarnya saat dia mau tidur.

Via istimewa

5. Adaptasi dalam Budaya Populer

Via istimewa

Terlepas dari berbagai anggapan, Slender Man ini tetap aja jadi mimpi buruk yang ditakutin banyak orang. Makanya, sosok ini “dilahirkan kembali” dalam berbagai media. Salah satunya adalah film Slender Man yang bakal tayang tahun ini. Ini adalah film pertama Hollywood yang mengisahkan sosok Slender Man.

Sebelumnya, memang belum ada film Hollywood yang mengangkat sosok hantu perlente ini. Namun, ada semacam serial indie di YouTube yang menurut sukses menghidupkan kengerian si-manusia-tinggi ini. Judulnya adalah Marble Hornets. Webseries ini dibuat dengan konsep dokumenter kayak Paranormal Activity dengan sinematografi yang cenderung seadanya. Namun, ini malah bikin Marble Hornets disukai dan terkenal.

Ada pula film berkonsep dokumenter lain berjudul Beware the Slender Man yang diproduksi oleh HBO pada 2016 dan disutradarai oleh Irene Brodsky. Berbeda sama Marble Hornets, film dokumenter ini jelas bukan film horor. Namun, film ini merupakan dokumentasi kejadian-kejadian di Wisconsin. Meskipun bentuknya dokumentasi dan bukan fantasi, tetap aja tema dan pengambilan gambarnya cukup angst dan misterius.

Bentuk adaptasi lain Slender Man yang paling terkenal adalah dalam game Slender: The Eight Pages. Game individu yang dikembangin Parsec Productions ini benar-benar mengerikan. Bayangin aja, lo cuma dibekalin satu senter dan harus mencari delapan halaman yang tertempel pada landmarks yang tersedia. Sementara, hari mulai gelap. Ke mana pun lo berlari, Slender Man bakal setia “menemani” lo. Bahkan, semakin lama, semakin dekat jarak di antara kalian.

Kalau cari di App Store atau Play Store, niscaya lo bakal nemuin banyak game yang terinspirasi dari Slender Man. Beberapa dari game ini cukup mengerikan, tapi juga cukup menguras baterai hape lo.

6. Film Slender Man, Lebih Sadis daripada Mitos?

Via istimewa

Meski suasana mencekamnya terasa, cuplikan film Slender Man yang disutradarai Sylvain White jelas enggak memberi tahu kita kayak apa teror yang bakal ditebar nantinya. Soalnya, cuplikan tersebut lebih berfokus pada adegan-adegan yang mengerikan dan ngeganggu. Satu hal yang pasti, Slender Man bukan sekadar film horor psikologis, tapi juga film dengan adegan ngeganggu dan menjijikkan karena menyangkut cabikan dan siksaan pada tubuh manusia.

Bocoran sinopsisnya, sih, udah cukup banyak beredar. Intinya, ada seorang ayah yang kehilangan anaknya. Anak tersebut rupanya salah satu dari empat orang yang melakukan ritual pemanggilan Slender Man secara iseng. Plotnya terkesan banal, sih. Namun, siapa tahu film ini bagus karena ngangkat legenda urban dari internet yang creepy abis.

***

Setelah kenal lebih dalam sama Slender Man, lo tertarik buat nonton Slender Man yang bakal tayang 18 Mei mendatang?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.