Mengusung nama besar Warkop DKI, film reboot terbaru keluaran Falcon Pictures ini memilih trio Aliando Syarief, Adipati Dolken, dan Randy Danistha sebagai Dono, Kasino, dan Indro versi ‘baru’. Terlahir kembali, Warkop DKI Reborn memiliki beban besar untuk bisa menyamai film terlaris sepanjang sejarah Indonesia, yaitu Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 yang rilis pada 2016 lalu dengan torehan 6,8 juta penonton.
Disutradarai oleh Rako Prijanto (#TemanTapiMenikah), film Warkop ini sayangnya masih tampil jauh dari harapan. Yuk, langsung aja simak ulasan KINCIR di bawah ini.
Narasi Enggak Mengikat
Sekali lagi, Warkop DKI Reborn menjadi contoh bahwa cerita menjadi elemen penting yang harus diperhatikan dalam sebuah garapan film. Meski bertema komedi, premis serta narasi yang baik tetap diperlukan agar bisa mengikat penonton dan berbuah simpati terhadap deretan karakter di layar lebar.
Sayangnya, film keluaran Falcon Pictures ini belum bisa memaksimalkan elemen cerita sebagai salah satu senjata utama. Sepanjang duduk manis di kursi bioskop, KINCIR kesulitan untuk bisa memahami jalan cerita yang disuguhkan. Hampir enggak ada momen berkesan yang bisa mengikat perhatian.
Elemen Warkop versi jadul memang terasa kental di film ini. Namun, treatment yang disuguhkan enggak bisa memberikan warna dalam misi menjadi tontonan segar.
Komedi yang Dipaksakan
Enggak bisa dimungkiri, nama Warkop DKI udah santer terdengar sampai seluruh pelosok Indonesia. Hal tersebut nampaknya yang ingin ditonjolkan dalam cerita gubahan Rako Prijanto ini. Banyak candaan Dono, Kasino, Indro ‘asli’ yang dihadirkan. Sayangnya, strategi ini menjadi senjata makan tuan. Bukannya membangkitkan rasa nostalgia dan kangen terhadap lawakan Warkop, momen komedi di film ini justru terasa cringe dan enggak berhasil membuahkan tawa.
Salah satu ‘jebakan’ yang ada adalah ketika trio ini ‘kepincut’ dan menampilkan muka mesum ketika dihadapkan dengan perempuan cantik bertubuh molek. Sebenarnya, momen ini bisa saja menjadi sumber komedi yang segar. Namun, efeknya malah objektivikasi wanita yang harusnya enggak perlu ditampilkan.
Sekarang kita membahas tiga karakter utama di film ini. Warkop DKI Reborn berusaha menghadirkan Dono, Kasino, Indro yang lebih segar dari segi penampilan. Sayangnya, kehadiran tiga artis ‘baru’ enggak berbuah perubahan signifikan.
Boleh dibilang, Warkop DKI Reborn merupakan sajian sketsa yang dirangkai menjadi satu. Efeknya, build up humor di sini sekali lagi belum bisa tampil secara maksimal.
Selipan Parodi Minim Impresi
Ketika menyimak Warkop DKI Reborn, kalian akan disuguhi momen-momen parodi dari beberapa film ikonis yang udah hadir di sepanjang sejarah. Selain judul keluaran Falcon Pictures seperti Bumi Manusia dan Dilan 1991, ada juga selipan yang dari film Ada Apa dengan Cinta 2.
Mungkin deretan adegan tersebut bermaksud untuk menjadi variasi di Warkop DKI Reborn. Sekali lagi, hasilnya enggak berjalan sesuai harapan. Selain enggak dijahit dengan rapi, momen parodi ini belum bisa menyajikan kelucuan yang bisa bikin penonton tertawa lepas.
Daripada fokus di parodi, akan lebih baik jika lebih memusatkan perhatian ke penggarapan cerita yang memikat, dialog build up yang berujung komedi ‘pecah’. Ini yang KINCIR lihat masih minim terasa di Warkop DKI Reborn.
***
Secara keseluruhan, usaha Warkop DKI Reborn dalam memberikan komedi belum berujung tawa penonton. Nampaknya, langkah film Warkop satu ini akan berat untuk bisa menyaingi film terdahulu.
Sudah hadir saat ini, jika memang penasaran, kalian bisa nonton Warkop DKI Reborn di bioskop terdekat. Setelah nonton, jangan lupa untuk berikan nilai serta ulasan versi kalian, ya.