Cerita: 8 | Penokohan: 7 | Visual: 8 | Sound Effect/Scoring: 8 | Nilai Akhir: 7,8/10
Film fiksi ilmiah garapan sutradara Peter Chelsom ini menawarkan jalan cerita unik tentang hubungan manusia yang tinggal di dua planet berbeda. Film ini mengisahkan Gardner Elliot (Asa Butterfield), manusia pertama yang lahir di Mars. Ibunya, Sarah Elliot (Janet Montgomery), enggak sadar sedang hamil saat melakukan misi perdananya sebagai astronot untuk membuktikan manusia bisa menetap di planet merah itu.
Melalui perjuangan berat, Sarah berhasil melahirkan Gardner meskipun nyawanya jadi gantinya. Selama 16 tahun, Gardner tumbuh dibawah asuhan Nathaniel Shepherd (Gary Oldman) dan Kendra (Carla Gugino) selaku penanggung jawab Gardner. Selain menawarkan jalan cerita yang cukup unik, sinematografinya pun sangat bagus dan disajikan dengan kondisi dan fakta yang benar-benar menyerupai aslinya.
Setelah berumur 16 tahun, Gardner memiliki keinginan untuk mencari tau siapa ayahnya. Dalam pencarian mengenai siapa ayahnya melalui jejaring internet, Gardner enggak sengaja berkenalan dan berbincang-bincang melalui video chat dengan seorang remaja cantik dan pintar asal Colorado bernama Tulsa (Britt Robertson).
Hubungan chat itu lah membuat mereka semakin dekat. Disitulah timbul keinginan kuat Gardner untuk bisa pergi ke Bumi melakukan pencarian lebih lanjut mengenai ayahnya serta menemui Tulsa. Berkat dukungan tim NASA, Gardner akhirnya berkesempatan untuk mengunjungi bumi untuk pertama kalinya.
Dengan usaha keras dan nyaris gagal akhirnya Gardner berhasil bertemu dengan Tulsa. Usaha keras Gardner termasuk dengan berbagai cara untuk beradaptasi sesuai lingkungan bumi yang asing baginya, diantaranya dengan memakai kacamata hitam untuk melindungi matanya.
Tulsa yang mengerti betul Gardner yang merupakan manusia dari Planet Mars, segera mengajaknya untuk berkeliling bumi dan melihat apa saja yang selama ini hanya bisa Gardner baca dalam buku-buku di Lab Mars. Perjalanan membawa mereka menikmati kehidupan bumi yang sekaligus membuat hubungan cinta mereka semakin dekat dan tumbuh berkembang.
Jalan cerita film The Space Between Us mulai mendekati klimaks. Belakangan diketahui bahwa ternyata Gardner enggak bisa berlama-lama di bumi. Hal ini karena paru-paru dan jantungnya yang enggak bisa beradaptasi secara penuh terhadap atmosfer di bumi. Dengan segala keterbatasan waktu itu dan demi sebuah pengorbanan, akhirnya Gardner terkapar enggak berdaya karena kehabisan waktu.
Film The Space Between Us memuat kombinasi antara fiksi ilmiah dan romansa. Meski sutradara Peter Chelsom mengemas visualnya dengan baik, banyak konten yang sebenarnya enggak logis sehingga membuat film ini kurang direspons baik oleh audiens dan kritikus pada sejumlah laman ulasan.
Salah satu contoh ketidaklogisan ialah ketika perusahaan teknologi Genesis bersama NASA begitu mudahnya bolak-balik mengirim astronot ke Mars. Walaupun Mars adalah planet paling dekat kedua dengan Bumi, jarak antara keduanya sebetulnya terus berubah karena kedua planet ini bergerak pada orbit masing-masing mengelilingi matahari. Maka dari itu, semua cerita unik tanpa dasar sains ini rasanya hanya menjadi latar untuk romansa antara Gardner dan Tulsa.
Meski demikian, akting para pemerannya enggak bisa disebut buruk. Paling enggak, film untuk 17 tahun ke atas yang akan segera tayang di Indonesia ini mengingatkan penduduk Bumi untuk enggak lupa bersyukur atas kehidupan penuh warna di planet tercinta.
Nah, gimana? Rasanya enggak puas ya jika hanya mengetahui beberapa alur ceritanya. Makanya lo pun pun yang penasaran pastinya harus menonton film ini secara langsung. Selain cerita yang unik, Meskipun alur cerita yang terdapat dalam film The Space Between Us ini adalah fiksi dan enggak masuk akal, namun bukan berarti film ini enggak bagus.
Tapi, lo pernah dengar enggak sih jika Nasa membuka lowongan pekerjaan di planet Mars? Kehidupan di Mars hampir sama dengan kehidupan di Bumi, mereka butuh makan, mandi, bekerja, memiliki pasangan, dan beraktifitas layaknya masyarakat di bumi. Yang membedakan hanyalah cara yang mereka lakukan. Karena banyaknya orang-orang di Bumi yang bekerja di sana, enggak menutup kemungkinan kan jika penghuni planet Mars akan tertarik dengan manusia di Bumi? Who knows!