*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film The Nutcracker and the Four Realms yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Bisa dibilang, Disney udah lama enggak ngangkat film tema princess. Terakhir tahun lalu, Beauty and the Beast (2017), film bertema putri kerajaan yang berhasil membangkitkan nostalgia masa kecil dengan tontonan versi modern dan masih berhubungan dengan masa kini. Kali ini, melalui film The Nutcracker and the Four Realms, Disney kembali membangkitkan sosok putri yang bisa menginspirasi.
Menceritakan sebuah benang emas yang diberikan oleh Drosselmeyer dan jadi awal petualangan Clara yang ingin membuka telur emas dari mendiang nyokapnya. Pada malam natal, Clara akhirnya dipertemukan dengan hadiah yang ingin dicarinya. Sayangnya, butuh perjuangan yang enggak mudah dicapai. Benang emas itu mengantarkan Clara menuju empat dunia yang berbeda dari dunianya. Bisakah Clara menghadapi rintangan terakhir demi kerinduan nyokapnya?
Kisah Imajinatif yang Klasik dan Monoton
Dibikin versi live action dari animasi berjudul The Nutcracker Prince (1990), lo bisa lihat beberapa kemiripan. Memang, film adaptasi bukan berarti semua materinya bisa dituangkan. Ada beberapa yang perlu dihapus demi versi yang lebih modern. Apalagi, bentuknya live action, udah pasti harus masuk akal, seperti dalam film The Nutcracker and the Four Realms ini.
Cerita imajinatif ala negeri dongeng memang rajanya Disney. Film yang digarap oleh Lasse Hallström dan Joe Johnston ini bisa dibilang kembali membangkitkan imajinasi anak-anak soal putri kerajaan. Menjual kembali mimpi-mimpi. Kisah cewek biasa yang tiba-tiba masuk ke dunia lain di luar dunianya ini mirip dengan premis film The Chronicles of Narnia. Yap, tentang masuk ke dunia dongeng, jadi putri kerajaan, dan membereskan perang.
Harus diakui, cerita dongeng klasik ini bisa lo mengerti meski lewat sinopsisnya aja. Apalagi, buat lo yang nonton animasinya, enggak beda jauh dan terkesan monoton. Malah, tadinya film ini diharapkan bisa ngasih tontonan dengan cerita yang baru. Namun, bukan berarti filmnya enggak layak tonton. Justru di musim menjelang liburan ini, film The Nutcracker and the Four Realms jadi tontonan wajib.
Bedanya, film The Nutcracker and the Four Realms lebih ramah anak. Dialog yang diucapkan juga layaknya bahasa sehari-hari yang bisa dimengerti semua kalangan. Film semua umur ini kembali menjual mimpi anak-anak bahwa cantik aja enggak cukup, tapi juga harus cerdas.
Karakter Baru Mencuri Perhatian
Diperankan oleh Mackenzie Foy sebagai Clara, cewek 17 tahun ini berhasil memerankan karakter putri Stahlbaum dengan apik. Pemilihan yang tepat karena auranya udah memancarkan sosok putri kerajaan. Cewek yang pintar ini juga sekaligus mematahkan anggapan bahwa “cewek kaya dan cantik, pasti bodoh”.
Ada yang paling mencuri perhatian yaitu Keira Knightley yang udah lama enggak hadir di layar lebar. Meski didandani dengan kostum dan suara aneh, Knightley berhasil keluar jadi karakter baru yang nyebelin. Begitu juga dengan kehadiran Morgan Freeman sebagai Dosselmeyer yang aktingnya kembali ditunggu di film anak-anak. Lalu, Helen Mirren sebagai Mother Ginger yang masih badass, meski usianya hampir sama dengan Indonesia.
Visual Penuh Warna yang Memanjakan Mata
Dunia imajinasi memang penuh warna. Banyak hal yang enggak mungkin jadi mungkin Hebatnya, film The Nutcracker and the Four Realms enggak menampilkan hal yang bikin jijik, meski itu sesuatu yang buruk. Semuanya dikemas dengan lucu dan menyenangkan. Apalagi, penggambaran Dunia Salju, Dunia Bunga, Dunia Manisan, dan Dunia Hiburan yang bikin penonton terpesona.
Kalau lo pikir film Disney princess identik dengan musikal, berbeda dengan film ini. Enggak ada musikal, hanya ada musik latar ala negeri dongeng. Efek suara yang ditampilkan juga enggak menyeramkan karena enggak ada monster mengerikan.
Secara garis besar, film Disney kali ini biasa aja. Entah apakah threatment dengan live action Disney kurang diminati atau enggak seimajinatif animasinya? Namun yang pasti, film The Nutcracker and the Four Realms ngasih tayangan ramah keluarga. Layaknya batas sinema yang ditonton oleh anak cewek dengan bokapnya. Yap, sesederhana itu, sebiasa itu.
Lo bisa ajak temen-temen lo yang pengen ngereasain kembali Disney princess yang ngejual mimpi. Nilai perjuangan, kesabaran, dan kehangatan keluarga bisa lo rasakan di film ini. Oh ya, film ini untuk semua umur, jadi lo bebas bawa anggota keluarga dari yang termuda hingga tertua. Namun dipastikan mereka bisa menjaga suasana tetap nyaman, ya!
Film ini udah bisa lo tonton mulai 2 November 2018. Kalau udah nonton, tulis ulasan di kolom review yang ada di awal artikel ini, ya!