(REVIEW) Stratton: Agen Pemburu Jaringan Teroris

Kali ini, Simon West tampaknya ingin kembali membuat film action yang membuat penonton tegang selama menonton. Setelah sukses dengan film The Mechanic dan The Expendables 2, West akan menguji keberuntungannya kembali lewat film Stratton.

Film Stratton ini bercerita seorang agen khusus Angkatan Laut Kerajaan Inggris bernama John Stratton yang bekerja sama dengan Badan Intelijen Irlandia Utara untuk menangkap jaringan teroris internasional di wilayah perbatasan Kazakhstan, Cina dan London.

Diawal film akan dimulai dengan adegan ketika Stratton, seorang  sersan Angkatan Laut Inggris yang menjadi agen spesial untuk MI6, serta rekannya yang berasal dari Amerika, Marty, menyelidiki sebuah kompleks laboratorium di Iran untuk mengambil senjata biokimiawi berbahaya. Sayangnya, senjata tersebut telah dicuri. Misi yang rumit ini berakhir kacau karena kedatangan mereka merupakan jebakan. Karena hal itu, Marty pun terluka parah dan Stratton menyadari bahwa sahabatnya ini enggak akan selamat.

Saat kembali ke markas, Stratton pun dipanggil oleh pimpinan MI6. Karena peristiwa tersebut, Stratton hampir di-skors karena enggak mengikuti prosedur. Bersama timnya, Stratton pun menyediliki siapa dalang pencurian senjata biokimia tersebut. Akhirnya, ada petunjuk bahwa mantan agen Soviet yang bernama Barovski lah dalangnya.

Disangka udah meninggal selama 20 tahun terakhir, Barovski ternyata merencanakan untuk menggunakan senjata biokimia berbahaya yang dicurinya tersebut, untuk membalas dendam kepada perusahaannya terdahulu. Hingga, Barovski mencoba senjata biokimia berbahaya tersebut ke suatu kampung dan membunuh sebagian besar penduduknya.

Untuk menghentikan aksi Barovski yang semakin nekat untuk membunuh semua penduduk Eropa, Stratton dan timnya dikirim ke Roma, termasuk Hank (Austin Stowell), seorang anggota AL Amerika Serikat  yang menggantikan posisi Marty. Dipenuhi kebencian pada orang yang telah membunuh temannya, Hank lepas kendali, mengungkap penyamaran mereka, dan membuat Barovski mendapat kesempatan untuk lolos.

Sekembalinya di London, Stratton dan Hank melacak orang yang membuat senjata biologis tersebut dan memaksanya untuk mengungkapkan segala informasi. Hingga pada suatu saat, Cummings (Tom Felton) yang diangkat untuk memimpin misi, mendapat ancaman dari Barovski. Enggak bermaksud untuk membelot, tapi dia enggak ada pilihan lain untuk berkhianat pada Stratton dan timnya.

Segala rencana Barovski untuk menyebarkan senjata biokimia melalui udara, selalu dicoba gagalkan oleh Stratton. Stratton dan timnya bukan orang-orang yang mudah menyerah, mereka enggak dilatih untuk putus asa. Dalam aksi yang menegangkan ini kita tau bahwa Barovski mungkin memiliki senjata yang berbahaya, tapi Inggris dan Amerika juga punya senjata, Stratton.

Peran Stratton dan timnya ini mirip Toretto dan para sahabatnya dalam franchise Fast and Furious yang perannya untuk menyelamatkan dunia dari ancaman berbahaya. West memilih Dominic Cooper sebagai karakter utama menjadi poin lebih. Pasalnya, selain aksinya memukau, Cooper juga kece dari segi fisik. Enggak bisa disamain sama Jason Statham juga dalam The Mechanic, aksi Cooper punya kharisma tersendiri sebagai tentara Angkatan Laut.

Sebelumnya, peran Stratton ini diperankan oleh Henry Cavill. Entah apa penyebabnya, Stratton digantikan oleh Cooper. FYI,  Stratton adalah adaptasi seri novel berjudul “John Stratton” karya Duncan Falconer yang merupakan nama samaran dari penulis dan mantan tentara Angkatan Laut Inggris. Novel Stratton telah merilis 8 judul buku mulai dari debutnya di tahun 2003 hingga buku terakhir berjudul Assassin dirilis tahun 2013.

Selain Dominic Cooper dan Austin Stowell yang kece, turut bermain dalam film ini adalah Gemma Chan, Thomas Kretschmann, Derek Jacobi, Tyler Hoechlin, Connie Nielsen, Jake Fairbrother, dan Tom Felton yang sukses di film Harry Potter Series.

Film ini sangat direkomendasikan buat lo yang suka adegan menegangkan, tembak-tembakan, dan darah. Tapi tenang aja, darah yang bercucuran enggak banyak kok. Film ini jauh dari atmosfer perang yang terkesan old, bahkan lebih santai. Seperti yang Viki bilang diawal peran Stratton mirip Torreto, iya! Tapi lewat angle badan pemerintahan.

Well,  lo bisa menyaksikan film ini di bioskop-bioskop Indonesia pada akhir bulan Juli 2017. Kabarnya akan dirilis perdana mulai 28 Juli 2017 di Inggris. Jadi, bagi yang udah enggak sabar, meding simak dulu deh cuplikannya di bawah ini!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.