(REVIEW) Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018)

Spider-Man: Into the Spider-Verse
Genre
  • aksi
  • animasi
  • fantasi
Actors
  • Brian Tyree Henry
  • Chris Pine
  • Hailee Steinfeld
  • Jake Johnson
  • John Mulaney
  • Kimiko Glenn
  • Mahershala Ali
  • Shameik Moore
  • Zoe Kravitz
Director
  • Bob Persichetti
  • Peter Ramsey
Release Date
  • 14 December 2018
Rating
5 / 5

*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat lo, ya.

Spider-Man: Into the Spider-Verse rilis mulai hari ini (14/12). Momen ini sekaligus menjadi debut Miles Morales di film layar lebar. Film yang disutradarai oleh Bob Persichetti dan Peter Ramsey ini mengembalikan elemen krusial yang belakangan mulai terlupakan, yaitu kegembiraan.

Dari banyaknya film bertemakan pahlawan super, plot yang diusung kerap terlampau berat. Biasanya cerita yang diusung berputar tentang keamanan Bumi dan menyelamatkan jutaan manusia. Spider-Man: Into the Spider-Verse tampil berbeda dan segar. Mengusung gaya animasi memesona, pengisi suara yang terasa “hidup”, cerita mengikat dan karakter yang bikin simpati, film keluaran Sony Pictures Animation ini tampil menggebrak tanpa cela.

 

Transformasi Kehidupan Miles Morales

Miles Morales (Shameikh Moore) adalah bocah SMA yang sedang dilanda dilema. Sebagai siswa pintar, dia mendapatkan beasiswa ke sekolah elit yang ngebosenin. Dipaksa oleh ayahnya, Jefferson Davis (Brian Tyree Henry), yang bekerja di satuan kepolisian, Morales enggak punya pilihan dan harus menuruti kemauan orangtuanya.

Kehidupan Morales berubah 180° setelah digigit oleh laba-laba hasil mutasi. Diberkahi kekuatan ala laba-laba, Morales menjelma bak manusia super. Dalam keadaan bingung dan enggak tahu harus berbuat apa, Morales melihat Spider-Man (Chris Pine) yang sedang bertempur dengan sengit melawan Kingpin dan Green Goblin.

Hendak menggagalkan rencana Kingpin untuk membuka gerbang ke semesta lain, niat Spider-Man gagal karena antisipasi yang telat. Dalam kondisi terdesak, Parker bertemu dengan Morales. Sadar bahwa sosok di depannya memiliki kekuatan sama, Parker berjanji akan melatih Morales dalam mengendalikan kekuatan barunya. Namun akhirnya janji hanya menjadi sekedar janji, setelah Peter Parker tewas dihantam oleh Kingpin.

Dalam kondisi putus asa, Morales bertemu dengan Peter B. Parker (Jake Johnson), Spider-Man gagal dari semesta lain. Enggak cuma itu, akibat ulah Kingpin, muncul Spider-Man versi lain yang berkumpul di dunia Morales seperti Spider-Gwen (Hailee Steinfeld), Spider-Ham (John Mulaney), Spider-Man Noir (Nicholas Cage), dan Peni Parker (Kimiko Glenn). Para pahlawan super dari dunia yang berbeda ini sepakat untuk menyatukan kekuatan demi bisa kembali ke semesta masing-masing.

 

Gaya Animasi yang Revolusioner

Mungkin lo akan merasa sedikit aneh ketika melihat tampilan visual di Spider-Man: Into the Spider-Verse. Namun dengan berjalannya waktu, lo akan dibuat terpukau dengan hasil kerja keras dari 140 animator yang tergabung di film ini. Memecahkan rekor sebagai film keluaran Sony Pictures Animation dengan jumlah kru animasi terbesar, enggak heran kalau hasil akhir yang ditampilkan sangat mendekati sempurna.

Mengusung gaya komik antik yang dipadukan dengan kecanggihan teknologi masa kini, tampilan visual di Spiderman: Into the Spider-Verse berhasil mendobrak dinding batasan. Hadir tanpa cela, gaya animasi yang terpampang pada film debut Miles Morales ini merupakan bentuk apresiasi terhadap komik. Maka enggak heran kalau lo merasa film ini adalah komik bergerak yang sangat menakjubkan. Kota New York, stasiun bawah tanah serta sekolah yang digambar dengan unik, sukses menyajikan animasi masterpiece enggak ada dua.

Gaya animasi unik ini juga bersinergi dengan mood yang sedang terjadi. Saat ingin membuat penonton tertawa, Spider-Man: Into the Spider-Verse menghadirkan berbagai kombinasi visual mentereng sebagai pendukung adegan komedi. Patrick O’Keefe dan tim yang bertanggung jawab untuk aspek visual di film ini sangat amat layak diacungi jempol.

 

Film Spider-Man Terbaik yang Pernah Ada

Hadir pertama kali di komik Amazing Fantasy #15 (1962), Spider-Man udah nampang di tujuh film pada 16 tahun terakhir dan Spider-Man: Into the Spider-Verse berhasil memberikan pengalaman menonton paling dahsyat daripada pendahulunya. Selain menampilkan animasi segar yang mindblown, para pengisi  suara epik dan menyajikan banyak versi karakter Spider-Man dengan latar menarik.

Memang terasa sedikit “gila” dan campur aduk, namun semuanya berhasil diracik dengan apik oleh Bob Persichetti dan Peter Ramsey menjadi tontonan penuh adrenalin dan plot yang keren. Hampir memakan durasi dua jam, Spider-Man: Into the Spider-Verse tampil jauh dari kata ngebosenin. Selalu ada hal baru yang bikin lo tertarik sekaligus penasaran. Bisa dibilang, Spider-Man: Into the Spider-Verse tampil lebih membumi dan berhasil membuat penonton ikut merasakan tiap emosi yang dialami oleh para jagoan.

***

Lakukan debut fenomenal, Spider-Man: Into the Spider-Verse adalah tontonan wajib yang sangat sayang kalau dilewatkan. Seperti yang udah diulas di atas, film keluaran Sony Pictures Animation ini berhasil mendobrak batasan animasi dan tampil segar. Film ini udah bisa lo saksikan mulai hari ini (14/12) di bioskop kesayangan. Oiya, jangan lupa ya guys, di film ini akan ada dua adegan credit scene. Setelah nonton, segera kasih ulasan versi lo di kolom review, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.