Info 
*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Seobok yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.
Seobok merupakan salah satu film Korea yang ditunggu-tunggu tayang di bioskop. Bagaimana enggak? Film ini dibintangi oleh dua aktor Korea populer: Park Bo-gum dan Gong Yoo. Keduanya menjadi pemeran utama dalam film aksi bergenre fiksi ilmiah ini. Awalnya, film ini direncanakan rilis pada Desember 2020, kemudian dijadwalkan ulang untuk rilis di bioskop Indonesia pada 12 April 2021 dan via streaming TVING pada 15 April 2021.
Sinopsis Seobok bercerita tentang Seo Bok (Park Bo-gum), manusia klon baru yang dikejar-kejar berbagai pihak untuk dijadikan senjata immortality dari tulang sumsum yang dimilikinya. Sementara, Ki-hun (Gong Yoo) yang merupakan mantan pembunuh bayaran ini ditugaskan untuk melindunginya. Sayangnya, pihak yang meminta Ki-hun melindungi Seo Bok, nyatanya justru menjebak keduanya.
Film Seobok sudah tayang di bioskop CGV sejak 12 April 2021. Bagaimana keseruannya? Simak review khas KINCIR di bawah ini.
Love-hate Relationship Menarik antara Gong Yoo dan Park Bo-gum
Baik Gong Yoo dan Park Bo-gum, keduanya menampilkan chemistry yang menarik sejak kedua karakter yang diperankan bertemu. Perubahan karakter dan hubungan keduanya bisa dibilang jadi kekuatan film ini.
Gong Yoo sebagai Ki-hun yang awalnya skeptis dengan hidupnya merasa pasrah akan penyakit kanker yang dideritanya. Saking pasrahnya, dia enggak takut mati. Namun, dia juga masih memiliki nafsu untuk bisa sembuh dan hidup, alih-alih melindungi Seo Bok dari kejaran pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Mengingat hidupnya penuh dengan kekerasan, dia kerap berkata ceplas-ceplos, kasar, dan suka mengumpat. Makanya, ketika bertemu dengan Seo Bok yang polos dan pendiam, keduanya memunculkan hubungan love-hate yang menghibur dan menjadi pencair suasana.
Begitu juga dengan Park Bo-gum, aktingnya meningkat ke level tinggi dibandingkan dengan di layar kaca. Terakhir, Bo-gum tampil di Record of Youth (2020) yang ratingnya berhasil memimpin dari daftar drakor yang tayang di musim perilisannya. Dalam film ini, Bo-gum bisa nangis, kecewa, teriak, dan kesakitan yang belum pernah kita lihat sebelumnya di drakor.
Bisa dibilang, sang sutradara, Lee Yong-joo tepat memilih aktor kelahiran 1993 ini sebagai manusia klon. Wajah dan ekspresi Bo-gum benar-benar mendukung tampil jadi spesies makhluk hidup yang superpower dan hidup abadi. Gelombang otaknya dapat mengontrol apapun hanya lewat pikiran. Karakter Seo Bok juga menghangatkan hati and menarik untuk diselami. Meski dianggap bukan manusia, perilakunya justru lebih manusiawi daripada manusia.
Efek Visual Memikat yang Mengingatkan pada The Matrix
Film Seobok makin menarik dengan adanya efek CGI. Efek komputer tersebut muncul tiap aksi Seo Bok ketika mengeluarkan kekuatannya. Saking kuatnya, dia bisa menggerakkan benda apapun tanpa disentuh. Mirip dengan karakter X-Men, Charles Xavier atau Tatsumaki dari One Punch Man.
Jelas hal ini mengingatkan kita pada aksi dan efek di film The Matrix (1999). Meski enggak ada slow motion ikonisnya Neo (Keanu Reeves), gerakan Seo Bok saat menghalau peluru, misil, dan yang lainnya tanpa perlu mengangkat satu jari pun cukup bikin terpukau.
Begitu juga pada efek ketika Seo Bok menghancurkan benda sekitarnya atau membanting manusia jahat dengan sadis di depannya. Bahkan, kita juga bisa lihat di awal film saat Seo Bok berkomunikasi dengan halusinasi Ki-hun melalui air laut. Selain itu, efek ledakan dan tanah yang retak juga enggak main-main.
Minim Aksi, Banyak Drama, Berunsur Fiksi Ilmiah
Harus diakui, KINCIR merasa “tertipu” saat nonton trailernya kemudian nonton filmnya. Trailernya menampilkan sederet aksi yang bikin penasaran. Sementara, ketika nonton filmnya, aksinya justru minim. Yang ada justru drama dan unsur fiksi ilmiah. Eits, bukan drama romansa yang cheesy, melainkan drama dua orang pria yang membicarakan soal kehidupan.
Melalui dua protagonisnya, mantan agen intelijen yang menanti ajal akibat penyakit dan manusia abadi hasil kloning, sutradara sekaligus penulis naskah Lee Yong-ju mengeksplorasi deretan pertanyaan mengenai makna kehidupan. Klise memang, tapi usaha kedua protagonis tersebut ingin hidup, bisa jadi bahan renungan.
Pertanyaan-pertanyaan polos Seo Bok, seperti “Bagaimana rasanya sekarat?”, “Apakah hidup itu menyenangkan?”, hingga “Mengapa orang tidak takut mati ketika tidur?” cukup membuat kita tertegun. Memang, itu pertanyaan yang berat dan terlalu filosofis, tapi lewat film Seobok, pertanyaan itu dijawab dengan sederhana.
Sayangnya, karena terlalu banyak eksplorasi emosi dari kedua tokoh utama, durasi 115 menit terasa lama. Adegan aksinya minim membuat film ini melemah menuju ending. Meski begitu, penampilan brutal nan humanis masih bisa kita nikmati sepanjang film.
***
Tertarik menonton film Seobok? Sudah tayang di bioskop CGV mulai 12 April 2021. Kalau kamu sudah nonton, bagikan pendapatmu di kolom review yang ada di awal artikel ini, ya.
