*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Cerita: 7 | Penokohan: 8 | Visual: 7 | Sound Effect/Scoring: 7 | Nilai Akhir: 7,25/10
Lima tahun yang lalu, Pitch Perfect (2012) berhasil mengguncang dunia hiburan lewat komedi musikal yang enggak biasa. Lalu, tiga tahun setelahnya, Pitch Perfect 2 (2015) juga kembali dengan masih menyuguhkan nada-nada sempurna. Kini, dua tahun kemudian, sang sutradara Pitch Perfect 3, Trish Sie, mencoba perutungan bikin film tersebut lebih sempurna.
Film ketiga dari deretan cewek-cewek jago nyanyi tersebut menceritakan lanjutan kehidupan yang dialami para personel setelah lulus dari universitas. Sejak The Barden Bellas mengguncang panggung kompetisi dunia di Kopenhagen, kehidupan terus bergulir bagi Becca Mitchells (Anna Kendrick) dan kawan-kawan. Sayangnya, kehidupan di dunia nyata enggak seindah masa lalu.
Setelah memenangkan kejuaraan dunia akapela, anggota The Barden Bellas terpencar karena sepinya tawaran pekerjaan bagi penyanyi akapela. Untungnya, sebuah kompetisi USO di Eropa menyatukan mereka kembali dalam sebuah tim. Namun, dalam pertemuan ini, mereka dihadapkan pada berbagai ujian kesetiaan dan keputusan yang menentukan karier mereka selanjutnya.
Kawan-kawan lama di grup akapela The Barden Bellas mendapat kesempatan melepas kerinduan lewat undangan reuni yang dikirimkan Emily Junk (Hailee Steinfeld). Melalui pertemuan singkat ini, tekad untuk bernyanyi bersama-sama pun saling disampaikan para Bellas.
Film ini disutradarai oleh sutradara yang berbeda. Film pertama oleh Jason Moore, film kedua oleh Elizabeth Banks. Pada film ini, Trish Sie tetap menyuguhkan cerita kekompakan dari The Barden Bellas. Meski begitu, Elizabeth Banks turut membantu Sie sebagai produser bersama Paul Brooks dan Max Handelman.
Enggak kayak film-film sebelumnya, latar kehidupan para Bellas yang memasuki fase dewasa jadi tantangan tersendiri buat Sie. Dalam film ketiga ini, lo enggak lagi disuguhi kisah cinta masa kuliah atau gaya-gaya manja remaja labil. Sie menyelipkan aksi yang lebih serius dan enggak full musik.
Selama 93 menit, lo yang termasuk penggemar Pitch Perfect bisa melepas kerinduan lewat suara-suara merdu para karakter. Namun, kalau lo yang termasuk penikmat film yang kaya plot, film ini bakal terasa membosankan. Meski begitu, komedi yang disisipkan tiap dialog dan adegan cukup menghibur layaknya Pitch Perfect sebelumnya.
Gaya bercanda yang penuh satire dan musik-musik terkenal masih jadi kekuatan utama film ini. Karena filmnya juga buat nostalgia, lagu-lagu yang diputar pun lebih banyak lagu-lagu jadul yang di-cover ulang jadi nada yang lebih kekinian. Selain itu, konflik pribadi yang dibumbui pesan persaudaraan juga masih dijadikan identitas dari waralaba yang satu ini.
Secara visual, film ini tetap menyuguhkan latar konser yang meriah. Apalagi, grup musik yang isinya cewek-cewek ini kerap nampilin tarian yang aduhai. Ditambah, kostum konser mereka yang lebih terbuka dan dewasa bikin lo segar selama film diputar.
Digadang jadi film terakhir The Barden Bellas, film ini bisa dibilang bertabur bintang. Yap, film ini sendiri nampilin Anna Kendrick, Rebel Wilson, Anna Camp, Brittany Snow, Hailee Steinfeld, Hana Mae Lee, Ester Dean, Chrissie Fit, dan Alexis Knapp. Hadir pula beberapa bintang ternama seperti Ruby Rose, John Lithgow, Andy Allo, dan DJ Khaled.
Lagu-lagu dalam film ini juga memanjakan telinga lo kayak biasanya. Viki hitung, ada sekitar 13 lagu, yaitu “Legend” dari The Score, “Sit Still, Look Pretty” dari Daya, “Wings” dari Little Mix, “Cheap Thrills” dari Sia, “Freedom! ‘90” dari George Michael, “Get The Party Started” dan Pink, “Ignition Remix” dari R. Kelly, “Shut Up dan Dance” dari Walk The Moon, “Let Me Ride” dari Dr. Dre, “Wake Me Up” dari Avicii, “Zombie” dari The Cranberries, serta “Café Barcelona” dari Ed Smith.
Film ini tetep ngasih unsur kekeluargaan, persahabatan, dan semangat pantang menyerah. Yap, sang sutradara masih masukin tiga unsur tersebut sebagai kekuatan film ini. Selain itu, karena menceritakan babak baru kehidupan para pemain, mata lo bakal terbuka dalam memandang konflik batin kedewasaan dalam menentukan pilihan hidup.
Yap, Sie menonjolkan sisi rasional yang ditunjukkan para Bellas di masa dewasa ini lewat dialog dan adegan. Menurut Viki, film-film sebelumnya memang lebih bagus. Namun, film ini juga enggak jelek, kok! Film komedi musikal ini cocok banget buat ngilangin mood buruk lo. Selain itu, film ini juga bisa jadi pilihan buat menghabiskan liburan akhir tahun lo bersama teman-teman.
Sebenernya, Pitch Perfect 3 dirilis perdana di Sydney pada 30 November 2017. Namun, di Indonesia, film ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 27 Desember 2017. Pas banget, 'kan, liburan akhir tahun lo diisi dengan lagu-lagu cover-nya The Barden Bellas?