*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Pelukis Hantu yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.
Menjadi seorang pelukis memang sebuah pekerjaan yang tidak mudah. Makin sulit ketika objek lukisannya adalah hantu. Hal itu yang dialami oleh karakter Tutur Adiputra (Ge Pamungkas) dalam film Pelukis Hantu.
Film yang baru saja dirilis di platform Disney+ Hotstar ini menyajikan kisah horor komedi yang bikin merinding sekaligus terbahak. Memang, akan jadi sebuah perjudian ketika menyandingkan kisah komedi yang dibalut dengan hal mistis. Ada tantangan sendiri bagi mereka yang menggarapnya.
Namun, nyatanya bukan hanya dua genre tersebut yang dikawinkan, ada unsur drama romantis dan keluarga yang jadi bumbu. Buat kamu yang penasaran bagaimana hasil dari kolaborasi komedi dan horor dalam film Pelukis Hantu, bisa langsung tonton filmnya karena sudah rilis eksklusif sejak 15 Oktober.
Bagaimana keseruan film Pelukis Hantu yang tayang eksklusif di Disney+ Hotstar ini? Simak review KINCIR di bawah ini.
Ketika Komedi, Horor, dan Drama Jadi Satu
Tutur adalah seorang pelukis. Lukisannya dijual di galeri seni dengan harga yang tak terlalu mahal. Namun karena satu kejadian, dia diberhentikan untuk tak boleh menyuplai kembali lukisannya ke galeri.
Jalan rezeki justru terbuka ketika Tutur ditawari kawannya, Udin (Abdur Arsyad) untuk menjadi pelukis hantu di sebuah acara televisi. Sempat menolak karena idealismenya sebagai seorang pelukis, Tutur akhirnya luluh karena himpitan ekonomi yang sulit dibantah.
Tutur sebetulnya tak bisa lihat hantu, tapi ketika muncul pertama kali di acara televisi, Tutur benar-benar bisa melihat hantu kuntilanak secara jelas. Dia kerasukan dan berhasil melukisnya. Acaranya viral, Tutur kebanjiran pekerjaan. Namun, ada satu hal yang mengganjal: Tutur hanya bisa melihat satu sosok hantu, yakni kuntilanak yang sama.
Misteri akhirnya terkuak soal siapa sosok kuntilanak itu. Sosok yang sebetulnya punya ikatan batin terhadap Tutur. Sosok tersebut kemunculannya bukan sekadar muncul untuk dilukis. Ada satu misi yang harus Tutur selesaikan supaya membuat arwah si kuntilanak ini tidak penasaran.
Perpaduan Genre yang Digarap Rapih
Bukan hal mudah menjahit dua genre dalam satu film. Apalagi genrenya bertolak belakang seperti komedi dan misteri. Namun, film Pelukis Hantu bisa dibilang cukup berhasil memadu padankan dua genre tersebut. Ada adegan yang berhasil bikin tertawa, seperti dialog-dialog recehnya.
Di sisi lain, adegan horornya juga masih bisa disampaikan dengan tetap memberikan rasa ngeri. Walaupun kalau dibandingkan sama film-film yang murni horor, nuansa mistisnya masih belum bisa mengalahkan. Meski begitu, film ini patut diapresiasi, sebab membuat film dengan merampingkan dua genre bukan hal mudah.
Sebelum film Pelukis Hantu, tak sedikit pula ada sederet film horor komedi yang antiklimaks: komedinya enggak lucu dan horornya enggak seram. Sementara, film Pelukis Hantu ini meski benang merah ceritanya klasik, tapi ditulis dengan baik.
Sebelum Pelukis Hantu, ada film horor komedi Indonesia juga yang punya premis hampir sama. Yap, Ghost Writer (2019) yang sama-sama dibintangi Ge Pamungkas. Kurang lebih rasa menonton filmnya tak jauh beda dengan bumbu keluarga dan masa lalu.
Bisa Lebih Kompleks Lagi
Film Pelukis Hantu cukup tahu memposisikan kapan harus bercanda, kapan harus serius, dan kapan jump scare hadir. Tak ada ceritanya ketika adegan bercanda tiba-tiba ada hantu yang muncul atau ketika hantunya muncul tak diselipin dengan komedi-komedi. Semuanya ditampilkan sesuai porsinya. Memang, ada beberapa jump scare yang bikin heran. Namun, mungkin akhirnya terlupakan berkat unsur lain.
Sebetulnya, ada beberapa hal yang tidak diceritakan secara gamblang soal apa yang terjadi dengan Tutur di waktu kecil dan hal yang membuat hidupnya berubah 180 derajat. Jika ada flashback soal itu mungkin akan jauh lebih emosional.
Lalu, soal apa yang juga terjadi di kehidupan Amanda (Michelle Ziudith), teman yang akhirnya jadi pacar Tutur juga tak terlalu terungkap. Padahal, bisa jadi lebih kompleks soal cerita film Pelukis Hantu ini.
Dikuasai Komika Indonesia
Film Pelukis Hantu ditulis dan disutradarai oleh Arie Kriting, salah satu komika top Tanah Air. Arie juga sudah beberapa kali bintangi dan bekerja di balik layar dalam berbagai film Indonesia. Pengetahuannya soal film barangkali sudah cukup untuk modalnya menyutradarai karyanya sendiri.
Apresiasi buat Arie kriting yang di film debutnya ini punya teknik penyutradaraan cukup baik. Penonton cukup dibuat nyaman dengan teknik pengambilan gambar yang tepat dan tak berlebihan. Walau film Pelukis Hantu ini minim scoring, tapi enggak membuatnya kehilangan suasana.
Salah satu kekurangannya terlihat saat adegan Tutur yang berada di alam gaib. Apalagi ketika kuntilanaknya pergi dan lukisan-lukisan Tutur menghilang, dirasa efek visualnya kurang natural. Memang pekerjaan yang tak mudah juga untuk membuat adegan itu terlihat natural. Meski begitu, kesederhanaan penyuntingan menjadikan film ini ngena pada tujuan.
Hasilnya, film debutnya ini bukan hal yang mengecewakan. Arie berhasil mengembangkan cerita dan mengarahkan pemain untuk total menjalankan peran. Beberapa dialog satir juga diselipkan halus dalam filmnya.
Nilai Tambah untuk Ge Pamungkas
Ini bukan film pertama Ge Pamungkas. Dia udah bintangi banyak film Indonesia. Dan, ini juga bukan pertama kalinya dia jadi pemeran utama. Namun, rasanya ini jadi film dengan akting Ge Pamungkas yang emosional.
Selucu-lucunya film ini, ada adegan yang bener-bener bisa menghanyutkan penonton. Adegan tersebut berhasil diterjemahkan dengan baik oleh Ge dan bikin suasana jadi begitu sendu. Dia beneran bisa nangis se sedih dan se nyesek itu. Entah, Ge yang kompeten, atau memang arahan Arie Kriting yang keren.
Barangkali setelah film Pelukis Hantu, tak salah jika ada banyak tawaran film lain buat Ge Pamungkas. Modal aktingnya yang natural di film ini bisa jadi portofolio yang bagus untuknya.
Bicara soal pemain film Pelukis Hantu, hampir semua karakter dikuasai oleh komika. Mulai dari pemeran utama, pemeran pendukung, hingga cameo. Namun, meski mereka tidak berangkat dari dunia seni peran, aktingnya patut diacungi jempol.
***
Film ini dibintangi oleh Ge Pamungkas, Michelle Ziudith, Rebecca Klopper, Jenny Zhang, sampai Hifdzi Khoir. Berdurasi satu setengah jam, bersiaplah untuk menyaksikan sajian film dengan genre yang jarang ditampilkan film Indonesia lainnya. Sudah tersedia di Disney+ Hotstar, jadi silakan saksikan dan nilai sendiri tegang kocaknya film ini.
Buat yang sudah nonton, bagikan pendapat kamu di kolom review film, ya.