Info 
*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Paranoia yang bisa saja mengganggu kalian yang belum menonton.
Penikmat film Indonesia tentunya sudah enggak asing lagi dengan Miles Films, ‘kan? Yap, rumah produksi yang dipimpin Mira Lesmana dan Riri Riza tersebut memang dikenal telah menghasilkan berbagai film bergenre drama yang populer di Indonesia. Namun, pada 2021 ini, Miles Films justru keluar dari zona nyamannya dengan menggarap film bergenre thriller yang mengusung judul Paranoia.
Sinopsis Paranoia mengisahkan Dina (Nirina Zubir), seorang wanita yang hidup dalam pelarian bersama Laura (Caitlin North-Lewis) yang merupakan anaknya. Hal ini karena Dina telah membawa kabur sebuah barang berharga milik suaminya, yaitu Gion (Lukman Sardi). Suasana semakin runyam ketika Dina dan Laura bertemu dengan laki-laki misterius bernama Raka (Nicholas Saputra) yang tinggal di dekat tempat persembunyiannya.
Nah, sebelum kalian nonton film Paranoia di bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR di bawah ini!
Review film Paranoia
Suasana parno yang dibangun rapi, tapi gagal klimaks
Dalam film ini, Dina dikisahkan sebagai korban KDRT dari Gion yang merupakan suaminya. Usai Gion dipenjara, Dina bersama Laura pergi dari rumah dan mencoba untuk menjalani kehidupan baru. Namun, Dina ternyata membawa barang berharga milik Gion yang kemudian membuatnya diburu oleh kerabat sang suami.
Pada suatu hari, Gion akhirnya bebas dari penjara dan berusaha keras buat menemukan istri serta anaknya demi bisa mendapatkan kembali barang miliknya. Dina yang mengetahui hal tersebut akhirnya bersembunyi di sebuah vila terpencil milih tempat dia bekerja. Akan tetapi, di dekat vila tersebut ada sebuah rumah yang ditinggali oleh seorang pria misterius yang diduga Dina adalah kerabat suaminya.
Sepanjang filmnya, kita akan disajikan dengan suasana parno yang dirasakan oleh masing-masing karakter. Penonton juga bisa ikut merasakan suasana mencekam tersebut karena turut khawatir apakah Dina pada akhirnya bakal ditemukan oleh Gion. Kalau bisa dibilang, Paranoia benar-benar sukses membangun rasa parno penonton dari awal hingga akhir dengan rapi layaknya sebuah film thriller pada umumnya.
Sayangnya, rasa parno yang sudah dibangun dengan rapi itu seolah menjadi percuma ketika menyaksikan momen klimaks atau ending filmnya. Kalian yang sejak awal sudah merasa tegang mungkin bakal langsung berpikir, “sudah? Begini doang?” saat nonton momen klimaksnya. Namun, Paranoia tetap layak disebut percobaan pertama yang agak berhasil bagi Miles Films dalam mencoba genre thriller.
Akting juara dari Nirina Zubir dan Lukman Sardi
Daya tarik utama pada film ini terletak pada performa Nirina Zubir dan Lukman Sardi yang sangat memukau. Lewat ekspresinya, Nirina berhasil memerankan sosok Dina yang digambarkan punya sifat parnoan dan ikut mencerminkan mereka sering gelisah berlebih. Makanya, tak heran kalau Nirina sampai dapat nominasi “Pemeran Utama Perempuan Terbaik” di Piala Citra FFI 2021.
Di sisi lain, akting Lukman Sardi sebagai Gion dalam film ini juga enggak kalah hebatnya. Lukman sukses memberikan aura yang sangat mengancam sebagai Gion yang dikisahkan punya sikap abusif dan juga tempramental. Performa Lukman pun turut membuat kita yang menontonnya menjadi takut seandainya bertemu dengan sosok Gion di dunia nyata.
Selebihnya, performa dari sejumlah aktor lainnya dalam film ini bisa dibilang enggak terlalu spesial. Hal ini pun meliputi Nicholas Saputra yang berperan sebagai Raka karena menurut KINCIR karakternya kurang dieksplor lebih dalam lagi.
Gaya berdialog Laura yang terkesan cringe
Lewat film ini, kita ditampilkan dengan sosok Laura yang diperankan oleh aktris pendatang baru, yaitu Caitlin North-Lewis. Karakter yang dikisahkan sebagai anak dari Dina dan Gion tersebut sebenarnya cukup punya peran penting terhadap konflik filmnya. Namun, menurut KINCIR penonton akan memiliki love-hate relationship dengan Laura sepanjang filmnya.
Hal ini karena Laura punya kepribadian periang dan bisa dibilang menjadi sumber munculnya momen komedi di tengah tema filmnya yang mencekam. Akan tetapi, gaya berbicara Laura dalam film ini sangat kaku sehingga terdengar agak aneh atau cringe. Gaya berdialog tersebutlah yang kemudian membuat penonton suka geregetan dengan Laura.
Apalagi, gaya berdialog Laura juga terkadang merusak suasana mencekam di filmnya. Well, mungkin gaya berdialog Laura tersebut memang disesuaikan juga dengan sikapnya yang agak centil. Namun, menurut KINCIR hal tersebut masih terdengar sangat kaku dan aneh.
Scoring yang bikin nuansa jadi lebih mencekam
Suasana parno yang dibangun lewat cerita Paranoia pun dibuat lebih menegangkan lagi berkat adanya sejumlah scoring dengan aura mencekam sepanjang filmnya. Hal ini karena alunan musik dalam film ini memiliki nada yang penuh misteri sehingga bisa bikin kita lebih tegang saat menonton. Lalu, sejumlah lagu dalam film ini juga umumnya bergenre rock yang nadanya bikin adrenalin lebih terpacu lagi.
Scoring yang berhasil mendukung suasana mencekam dalam film ini pun berkat aransemen dari Aria Prayogi selaku penata musiknya. Bahkan, Aria Prayogi juga sempat mendapat nominasi sebagai “Penata Suara Terbaik” berkat film Paranoia di Piala Citra FFI 2021 meski pada akhirnya kalah oleh film Penyalin Cahaya.
***
Akhir kata, Paranoia cukup berhasil memberikan nuansa menegangkan ala film thriller meski hanya terasa pada paruh awal filmnya. Namun, film ini masih layak ditonton bersama orang terdekat di akhir pekan, terutama buat kalian yang suka genre thriller. Jika kalian berminat, film ini sudah bisa ditonton di bioskop mulai 11 November 2021.
Nah, kalau kalian sudah nonton film ini, jangan lupa buat tulis pendapat kalian pada kolom komentar yang berada di bawah artikel ini, ya! Ikuti terus KINCIR buat dapatkan rekomendasi film seru lainnya!
