(REVIEW) Losmen Bu Broto (2021)

Losmen Bu Broto
Genre
  • drama
Actors
  • Baskara Mahendra
  • Mathias Muthus
  • Maudy Ayunda
  • Maudy Koesnaedi
  • Putri Marino
Director
  • Eddie Cahyono
  • Ifa Isfansyah
Release Date
  • 18 November 2021
Rating
4 / 5

*Spoiler Alert: Review film Losmen Bu Broto ini mengandung bocoran film yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Banyak hal bisa terjadi di meja makan. Suasana hangat, tawa canda, hingga konflik bisa terjadi di sana. Inilah yang menggambar suasana kekeluargaan ala Losmen Bu Broto. Film produksi Paragon Pictures, Ideosource Entertainment, Ideoworks.id, dan Fourcolours Films ini akan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 18 November 2021.

Film yang diangkat dari serial Losmen karta Tatiek Malyati ini berkisah tentang sebuah keluarga yang mengelola sebuah losmen; Bu Broto, Pak Broto, dan ketiga anaknya yang bernama Pur, Sri dan Tarjo. Di balik kesempurnaan pelayanan sebuah losmen, sebuah masalah besar memicu konflik yang telah lama ada.

Nah, sebelum kamu nonton film Losmen Bu Broto di bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR di bawah ini!

Review film Losmen Bu Broto

Antara drama keluarga, ambisi, dan pembuktian

Losmen Bu Broto mengangkat masalah keluarga yang mungkin membuat kita bergumam: “Ah, saya juga mengalaminya!”. Diceritakan bagaimana Bu Broto (Maudy Koesnaedi), seorang perempuan berambisi untuk menjadikan losmennya jadi yang terbaik. 

Semua posisi kunci dalam losmen dipegang anak-anaknya. Anak pertama, Pur (Putri Marino) menjadi juru masak sementara Sri (Maudy Ayunda), anak kedua mengurus semua operasional. Tarjo pun kebagian mengurus beberapa pekerjaan yang berurusan dengan hiburan di Losmen Bu Broto. Ia juga kerap menjadi travel guide untuk tamu yang datang.

Film ini dimulai dengan sebuah malam sempurna di Losmen Bu Broto. Pur tengah menyiapkan ikan asam kecombrang bersama kekasihnya, sementara Pak Broto, Bu Broto dan Tarjo menunggu Sri yang pulang manggung. Melihat Tarjo yang kelelahan, Pur meminta kekasihnya, Anton (Darius Sinanthrya) untuk menjemput Sri.

Ketika Pur datang dengan ikan asam kecombrang untuk disantap bersama, ia mendapat kabar bahwa Anton meninggal karena kecelakaan. Kabar itu didapat dari telepon Sri, yang sudah sampai di rumah dan sedikit kesal karena pulang sendirian. Kejadian ini yang membuat Pur terjebak dalam kenangan bersama kekasihnya. Pur jadi sosok yang ketus dan kerap mengisolasi dirinya dari banyak orang. 

Ini juga yang jadi alasan Bu Broto lebih banyak mempercayakan operasional losmen ke Sri. Laiknya anak paling kecil, Sri adalah sosok pencari kebebasan. Ia memang bisa mengurus segalanya, tapi ia juga punya keinginan untuk menjadi penyanyi sukses. Pagi mengurus losmen dan malam berduet dengan Kirana (Danilla Riyadi), Sri bisa melakukan keduanya dengan sangat baik. 

Sayangnya, Bu Broto kurang suka hobi Sri. Ia ingin Sri mengurus Losmen Bu Broto kelak, bukan jadi penyanyi. Bu Broto juga keberatan dengan hubungan Sri dengan Jarot (Marthino Lio). Jarot adalah seniman yang penampilannya sangat kontras bila dibandingkan dengan citra keluarga Pak Broto.

Semua masalah kian memuncak ketika Sri hamil. Segala pemicu masalah dalam keluarga pun kian terungkap. Konfilk soal bagaimana anak yang paling diandalkan justru mengecewakan hingga ibu yang ingin keluarganya terlihat begitu sempurna membuat suasana makin rumit.

Peran laki-laki di tengah dominasi perempuan

Satu hal yang paling menarik dari film ini adalah bagaimana penulis menyampaikan pesan soal peran laki-laki. Pak Broto jadi sosok penyeimbang Bu Broto yang luar biasa.

Pun dengan plot-twist soal Jarot yang belum bisa saya ungkapkan di sini karena spoiler. Losmen Bu Broto membuat porsi peran laki-laki dan perempuan dalam filmnya jadi seimbang.

Konfilk, makan malam, dan keluarga
Losmen Bu Broto
Losmen Bu Broto

Pengalaman menonton Losmen Bu Broto yang paling menyita perhatian saya adalah soal meja makan dan keluarga. Hampir semua konflik terjadi di meja makan, rasanya Indonesia banget —dalam maksud positif.

Aneka makanan Indonesia dalam film ini juga jadi daya tarik tersendiri. Bagaimana penulis melibatkan ikan asam kecombrang dalam konflik juga sangat cerdas. Sederhana, tapi sangat mencuri perhatian.

Karakter kuat para pemain utama jadi kunci

Bila kamu membaca plot di atas, rasanya konflik yang ditimbulkan bisa ditebak. Mungkin, bila pemain utamanya tidak dipilih secara matang, maka film ini akan lebih mirip FTV.

Namun, peran Maudy Koesnaedi menjadi sosok ibu khas Indonesia membuat para penonton bisa relate dengan situasi yang digambarkan. Putri Marino juga mencurahkan begitu banyak emosi dalam perannya sebagai Pur.

Ia mampu membalikkan keadaan dengan begitu apik. Mulai dari kondisi berbunga-bunga, pahit karena kehilangan, hingga emosinya saat di posisi puncak. 

Pun dengan Maudy Ayunda. Sosok belia ini punya daya tarik tersendiri dalam Losmen Bu Broto. Apalagi ketika ia harus menjadi sosok perempuan khas Jawa yang di sisi lain menuntut kebebasan.

Sementara itu, sosok Mathias Muthus menjadi Pak Broto yang sangat bijaksana tak perlu diragukan lagi. Bisa jadi bikin kamu kangen bapak.

***

Losmen Bu Broto adalah film yang menarik untuk momen seru bersama keluarga. Nonton sendiri seru, tapi kayaknya lebih enak kalau kamu mengajak mereka yang ada di rumah.

Film ini juga membuktikan bahwa konflik sederhana bisa sangat menyentuh bila para pemainnya menuangkan semua emosi mereka ke dalamnya. 

Setelah baca review film Losmen Bo Broto, jadi penasaran enggak? Silakan tonton sendiri dan kalau sudah, coba kasih ulasan kamu di kolom komentar, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.