*(SPOILER ALERT) Review film Kuntilanak 3 ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Setelah sukses dengan dua film dan satu spin off, waralaba Kuntilanak baru saja merilis film ketiga. Masih dengan sutradara Rizal Mantovani, rupanya kali ini film Kunitlanak punya sentuhan yang berbeda.
Adanya pergeseran genre; dari horor ke horor fantasi bikin para penggemar ikutan kagum. Terlebih, Kuntilanak 3 makin lengkap dengan sentuhan CGI. Untuk kamu yang sudah nonton dua film pertamanya, kamu bisa langsung ke bioskop sebab Kuntilanak 3 sudah dirilis sejak 30 April lalu.
Review film Kuntilanak
Film Kuntilanak paling tak biasa
Setelah pulang dari rumah orang tuanya yang diceritakan di film kedua, Dinda salah satu anak di panti asuhan yang dikelola ibu Dona merasa memiliki kekuatan tersendiri dalam tubuhnya. Dinda dapat menggerakan benda tanpa menyentuhnya. Sayangnya kekuatan Dinda tak bisa dikendaikan. Kekuatan itu cenderung membuat celaka orang-orang di sekitarnya.
Dinda jadi khawatari. Ia kemudian menemukan sekolah Mata Hati yang menampung anak-anak dengan kemampuan khusus. Ia pun akhirnya bersekolah di sana, berteman dengan anak-anak yang memiliki kemampuan supranatural lainnya.
Sayangya, Dinda tidak mengira bahwa istri pemilik sekolah ternyata adalah seseorang yang bersekutu dengan Kuntilanak supaya dapat hidup abadi. Dia menyerap sukma dari anak-anak untuk menyambung hidupnya selama satu tahun. Dinda yang ternyata keturunan Mangkujiwo adalah sosok yang dicari karena sukmanya dapat membuat sang pemilik sekolah dapat hidup hingga delapan puluh tahun.
Jadi, mampukah Dinda bertahan dan kembali mengalahkan Kuntilanak? KINCIR enggak boleh spoiler, jadi mending kamu nonton ya, di bioskop kesayangamu!
Film horor rasa film superhero
Sejak awal, barangkali MVP Picture dan Rizal Mantovani telah bersepakat untuk bereksperimen. Bisa dibilang, kenekatan mereka untuk mengubah sebuah film horor ke horor fantasi ibarat ‘gambling’. Kalau enggak berhasil, maka runtuhlah respons positif yang selama ini dibangun waralaba Kuntilanak.
Namun, ketika kamu menontonnya dari awal, maka kekuatan supranatural Dinda adalah jembatan keberhasilan cerita yang dibangun dalam Kuntilanak 3.
Adegan-adegan fantasi makin menggila ketika Dinda berada di sekolah Mata Hati. Bak film superhero, teman dan gurunya punya kemampuan hebat dan silih berganti menunjukan kehebatannya. Ada yang bisa teleportasi, baca pikiran, hingga mengendalikan api.
Belakangan, memang sensasi horornya jadi agak berkurang. Adegan jumpscare pun dibuat dekat dengan bagian tengah film. Di samping itu, kamu akan dimanjakan dengan adegan adu ilmu antara Dinda dan Kuntilanak.
Kuntilanak Naik Kelas
Karena dikemas dengan sisi fantasi, hantu Kuntilanak dalam film ini jadi terasa seperti villain dalam film superhero. Hadir sebagai monster yang hendak menyerap sukma anak-anak, sisi Kuntilanak yang kita kenal sebagai hantu perempuan yang gemar duduk di atas pohon sirna. Kuntilanak di film ini juga enggak pakai gaun putih bak urban legend yang kita kenal.
Kuntilanak versi film ini justru begitu frontal menyerang. Pertarungan Dinda dan kawan-kawan melawan kuntilanak begitu seru walau pada akhirnya kita tak melihat sosok Kuntilanak yang menyeramkan.
Tak perlu nonton film pertama untuk masuk ke cerita
Agaknya jika kamu belum nonton film pertama atau kedua, kamu bakal tetap bisa menikmati film ini. Sebab, film Kuntilanak 3 seperti membuka cerita baru. Kamu hanya perlu tahu jika Dinda adalah anak kecil keturunan Mangkujiwo dan pernah melenyapkan Kuntilanak dua kali dalam film-film sebelumnya
Selebihnya, film ini akan berfokus pada Kuntilanak yang menuntut balas sekaligus bersemangat menyerap sukma Dinda yang disebut sebagai jagal Kuntilanak.
Karakter kuat yang bikin cerita makin mantap
Sejak film pertama dan kedua, setiap tokoh dalam film ini punya karakter yang kuat. Lima anak yang jadi pemeran utama contohnya. Mereka masing-masing punya porsinya sendiri untuk menjalankan cerita. Dinda yang berani, Miko yang pintar, atau Ambar yang menggemaskan.
Di film ketiga ada tokoh baru yang muncul. Semuanya juga diberikan porsi yang cukup dan matang, Kamu jadi bisa mengingat masing-masing karakter dari kekuatan super yang mereka punya.
Set lokasi yang cakep
Film ini memang cukup niat untuk jadi film fantasi; dari mulai wardrobe, efek CGI sampai dengan lokasi yang dipakai benar-benar diperhatikan. Soal lokasi, film ini mengambil Benteng van den Bosch di Ngawi.
Tempat ini dirasa sangat cocok untuk jadi sebuah sekolah tempat berkumpulnya anak-anak super. Walau tak sekeren Hogwarts, tapi set lokasi film ini patut diapresiasi.
Sentuhan Baru Rizal Mantovani
Rizal Mantovani adalah sutradara Indonesia yang dikenal sebagai sutradara spesialis film horor. Ada banyak sekali film horor yang pernah ia garap. Jadi, soal mengemas film hantu, Rizal adalah orang yang tepat.
Hanya saja sentuhan fantasi ini membuat film Kuntinalak 3 bukan jadi film terseram yang pernah dibesut Rizal. Meski begitu sentuhan-sentuhan adegan ngilu seperti yang beberapa kali ditampilkan Rizal di film Gerbang Neraka, Jailangkung, atau Rasuk 2 kembali tersaji di film ini. Enggak terlalu banyak, sih!
Di akhir film, Rizal Mantovani juga menyelipkan poster “Samantha” yang sepertinya akan menjadi film keempat dari waralaba film ini. Samantha adalah nama karakter yang muncul dalam film triilogi Kuntilanak pada medio 2000an.
***
Tidak cukup horor untuk sebuah fillm horor, pada akhirnya ada beberapa kesimpulan yang bisa kita rangkum. Jika film ini diniatkan sebagai film horor fantasi, maka sentuhan fantasinya menutup kesan horor yang mungkin diidamkan penonton. Namun bila film ini diniatkan sebagai film yang fantasinya lebih dominan maka film ini bisa dibilang berhasil.
Film Kuntilanak 3 dibintangi oleh Nicole Rossi, Ali Fikry, Wafda Sifab, Nafa Urbach, Aming, Sara Wijayanto, dan banyak lagi. Tertarik untuk menonton setelah baca review film Kuntilanak 3 dari KINCIR?