*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Cerita: 8 | Penokohan: 7 | Visual: 8 | Sound Effect/Scoring: 7 | Penyutradaraan: 7 | Nilai Akhir: 7,4/10
Jika film bertema religi biasanya hadir saat Ramadan tiba, lain halnya dengan film berjudul Guru Ngaji. Film yang disutradarai oleh Erwin Arnada ini menjadi film religi pembuka di awal 2018. Guru Ngaji pun menjadi wujud apresiasi rumah produksi, Chanex Ridhall Pictures, kepada seluruh guru ngaji di Indonesia.
Sinopsis: Mukri (Donny Damara), guru ngaji di Desa Tempuran, selama ini ikhlas mengajar tanpa mengharap balasan materi. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Mukri terpaksa mengambil pekerjaan sampingan sebagai badut.
Film Guru Ngaji berfokus pada karakter Mukri yang dilanda dilema besar karena dia merasa guru ngaji adalah pekerjaan yang sakral dan terhormat. Sedangkan, profesi sampingannya sebagai badut justru malah memancing tertawaan orang dan jauh dari kata terhormat.
Rosa Rai Djalal selaku produser film mengungkapkan bahwa film ini sengaja dibuat untuk menyorot bagaimana potret kehidupan seorang guru ngaji yang sering dijumpai dalam kehidupan nyata saat ini. Seorang guru ngaji terpaksa harus memiliki pekerjaan lain demi menghidupi keluarga. Soalnya, penghasilan sebagai guru ngaji enggak cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
Film ini didedikasikan untuk seluruh guru di Indonesia yang tulus membagikan ilmunya demi pembentukan karakter dan akhlak mulia para penerus bangsa. Meskipun Guru Ngaji merupakan sebuah film bertema religi, film ini enggak terkesan menggurui. Film ini pun banyak didasari kritik sosial dan membawa pesan moral.
Ada beberapa adegan yang sengaja dihadirkan oleh Rosa untuk nunjukin bahwa agama Islam dapat merangkul semua pihak dan menerima keberagaman. Upaya saling menolong antarumat beragama udah cukup buat nunjukin identitas sebagai Muslim sejati, tanpa perlu mengenakan atribut agama. Apalagi, Islam di Indonesia dikenal sebagai Islam yang toleran karena bisa hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain.
Kalau lihat cuplikan filmnya, mungkin lo akan berpikir Guru Ngaji akan terus menyorot kehidupan sedih karakter utamanya. Nyatanya enggak. Soalnya, film ini juga bakal nampilin komedi receh yang cukup bisa bikin lo tergelitik dibuatnya. Siapa lagi kalau bukan karena aksi dua komedian, Ence Bagus sebagai Parmin dan Dodit Mulyanto sebagai Yanto. Keduanya berhasil membawakan adegan lucu yang menarik dan enggak terkesan memaksa.
Selain dibintangi oleh Donny Damara, Ence Bagus, dan Dodit Mulyanto. Film ini juga dibintangi oleh Dewi Irawan yang berperan sebagai Sophia (istri dari Mukri), Akinza Chavelier sebagai Ismail (anak dari Mukri dan Sophia), Verdi Solaiman (Koh Alung), Andania Suri sebagai Rahma, dan Tarzan (Kepala Desa). Para pemeran pendukung tersebut mampu menjalankan peran masing-masing dengan baik. Mereka mampu membangun sebuah chemistry lewat percakapan-percakapan sederhana namun menghangatkan.
Saat lo lihat adegan yang menyorot hubungan Donny dan Ence sebagai tim badut, keduanya saling solid dan mendukung dengan mimpi masing-masing. Bahkan, di akhir cerita, terdapat twist plot yang cukup mengharukan antara keduanya.
Selain menghangatkan hati, film ini juga memanjakan mata lo. Dengan latar sebuah desa kecil di Boyolali, Jawa Tengah, film ini mampu menampilkan sinematografi yang apik dengan menjadikan latar pedesaan tampak indah dan ciamik.
Untuk soundtrack film ini sendiri, Rosa menggandeng penyanyi Cakra Khan untuk menyanyikan original soundtrack berjudul “Jangan Mudah Putus Asa”. Lagu ini diciptakan oleh Ahmad Freddy dan Ade Govinda yang bertema pentingnya sabar dan ikhtiar demi berkah dari Yang Mahakuasa.
Mengingat film ini bergenre drama keluarga, tentunya Guru Ngaji bisa jadi salah satu pilihan tontonan lo bersama keluarga di akhir pekan. Apalagi, banyaknya pesan moral yang disampaikan dalam film ini membuat film ini jangan sampai terlewatkan. Guru Ngaji sendiri akan dirilis pada 22 Maret mendatang.