(REVIEW) First Man: Drama Intens ala Film Oscar

First Man
Genre
  • Biography
  • drama
  • History
Actors
  • Claire Foy
  • Kyle Chandler
  • Ryan Gosling
Director
  • Damien Chazelle
Release Date
  • 10 October 2018
Rating
4 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Cerita: 8 | Penokohan: 8 | Visual: 8 | Sound Effect/Scoring: 8 | Penyutradaraan: 8 | Nilai Akhir: 8/10

Pesona film biopik ternyata enggak kalah dengan film-film aksi lainnya. Malah, enggak sedikit film biopik yang punya penggarapan baik, bisa masuk deretan nominasi Oscar. Nah, film yang berjudul First Man ini punya penggarapan yang dianggap bakal jadi kandidat pemenang Oscar. Soalnya, kisah dan elemen yang ditampilkan enggak murahan.

Sinopsis: Kegelisahan selalu terlintas di pikiran Neil Armstrong (Ryan Gosling). Sudah tiga kali dia gagal tes penerbangan luar angkasa. Ditambah, Neil masih harus dihadapkan oleh kematian anaknya bernama Karen. Dua masalah ini sudah menguras pikiran dan emosinya.

 

Puncaknya ketika kematian Karen yang bener-bener menyesakkan pikiran Neil. Dia menyimpan semua beban hidupnya dan melampiaskannya pada hasrat untuk menjadi salah satu pilot NASA. Nah, dari sini Neil berusaha mati-matian untuk menjadi pilot terbaik NASA dan menjadi manusia pertama yang menginjak Bulan.

 

Drama Intens yang Bikin Lo Simpati

Film biopik Neil Armstrong ini bukan tayangan yang penuh riuh tepuk tangan. Bukan film yang dihiasi pidato inspiratif. Bukan juga film yang berisi orkestra mahakarya yang bikin mata lo berbinar. Film First Man enggak seperti itu. Sebaliknya, film tentang manusia pertama di Bulan ini ngasih drama intens dengan minim dialog.

Dialog yang sepenggal-sepenggal ternyata udah cukup. Soalnya, keseluruhan dialog udah tergambarkan lewat ekspresi dari para pemain dan latar film. Lo enggak perlu mengharapkan bagaimana keadaan saat itu dengan dialognya. Lo hanya lihat dan nikmati.

Memang, hal itu juga bikin penonton menebak-nebak sekaligus punya pandangan sendiri.  Namun, itulah efek yang memang diinginkan oleh sutradara. Ternyata film First Man berhasil bikin penonton keluar bioskop bukan untuk ngasih spoiler, tapi memunculkan teori baru. Film ini persis seperti campuran Interstellar (2014) dan Gravity (2013).

Seperti yang kita tahu, cerita tentang pendaratan Neil Armstrong di Bulan, penuh dengan pro dan kontra. Malah, film ini juga pernah mengalami kontroversi soal adegan tersebut ketika cuplikannya rilis. Sebagian publik menganggapnya hanya tipu daya Amerika dalam misi penjelajahan luar angkasa. Sebagian lainnya menganggap bahwa misi ini benar terjadi.

Terlepas dari kontroversi itu, film First Man punya jawabannya sendiri. Sang sutradara, Damien Chazelle pun menawarkan jawaban tersebut pada penonton. Lo bakal terkejut dengan beberapa sentuhan emosional yang bikin lo simpati kepada Neil Armstrong, keluarganya, dan para astronaut lainnya.

 

Penokohan yang Tepat dan Total

Dibintangi Ryan Gosling sebagai Neil Armstrong, tampaknya pemilihan aktor tersebut dianggap tepat. Gosling bisa berperan layaknya manusia “robot” yang tanpa ekspresi, tapi di dalamnya menyimpan sejuta masalah. Bahkan, masalah yang ada di dirinya. Aktingnya makin terlihat miris ketika dia beradu akting dengan Claire Foy sebagai Janet Shearon Armstrong yang juga harus perang batin. Sosoknya yang tegar meski sakit ini bikin lo pengen memeluknya dan mendengarkan kesedihannya.

Dibintangi oleh aktor ternama lainnya seperti Kyle Chandler, Pablo Schreiber, Christopher Abbott, dan Corey Stoll, film ini makin terlihat mahal. Lo juga bisa lihat lucu sekaligus kasihannya Rick Armstrong yang diperankan oleh Gavin Warren dan Paul Haney sebagai Mark Armstrong.

 

Visual yang Bikin Lo Hanyut di Luar Angkasa

Semua digambarkan dengan detil. Mulai dari penampilan Neil Armstrong, hingga set kecil seperti barang-barang yang ada di tahun 1960-an. Enggak hanya detil hal-hal yang ada di Bumi, sang sutradara juga ngasih kedetilan yang nyata pada luar angkasa. Mulai dari getaran pesawat luar angkasa, keheningan luar angkasa, dan sudut pandang yang bikin lo benar-benar hanyut berada di tengah-tengah kehampaan luar angkasa.

Sinematografi apik yang bisa disetarakan dengan film-film Oscar ini memiliki tone yang agak biru. Bisa jadi, itu sebagai simbolisasi bahwa film ini bukan tentang kejayaan Amerika ketika berhasil mengirim manusia menginjak Bulan. Melainkan tentang kerisauan seorang astronaut tentang pilihan hidupnya: ambisi atau keluarga.

 

Efek Suara yang Bikin Nyaman Sekaligus Bikin Gusar

Bukan Damien Chazelle kalau enggak mengarahkan sang komposer yang juga bertalenta seperti Justin Hurwitz. Berkat tangan dinginnya, lo bisa mendengarkan nada-nada indah yang bisa mewakili perasaan lo pas nonton. Enggak heran kalau film-film yang memiliki Hurwitz pasti banjir pujian, seperti La La Land (2016), Whiplash (2014), dan Gun and Medeline on a Park Bench (2009)

Nada-nada yang ditampilkan Hurwitzh memang enggak semenakjubkan Hans Zimmer, tapi bisa bikin lo merasakan efek yang hampir sama pas mendengarkan. Lo bisa dibawa ke nuansa yang sendu, lalu semenit kemudian lo dibawa ke suasana yang bikin gusar. Apalagi kalau lo nonton di studio IMAX, lo bisa merasakan suara dalam pesawat luar angaksa beserta getaran di kursi lo.

 

Penyutradaraan yang Rapi

Via Istimewa

Segala suatu enggak ada yang sempurna. Begitu juga dengan film garapan Chazelle ini. Sinematografi dan cerita yang bagus, ternyata enggak cocok di beberapa kalangan. Apalagi kalau lo enggak suka film fiksi ilmiah yang isinya cuma drama yang memperlihatkan ekspresi pemain. Namun, film ini juga bisa manjain buat lo yang memang suka fiksi ilmiah luar angkasa.

Film First Man jadi reunian antara Chazelle, Hurwitzh, dan Gosling, setelah sebelumnya mereka berkolaborasi di La La Land. Diharapkan, kolaborasi ini juga mengulang kesuksesan yang sama yaitu menang dalam ajang Academy Awards. Harus diakui, film ini memang selayaknya film Oscar. Satu sisi, ngasih hal yang luar biasa dan sisi lain menunjukkan bahwa film ini bukan secara gamblang bisa dinikmati semua kalangan.

Lo bisa ajak teman-teman atau gebetan lo buat nonton film ini. Film First Man udah mulai tayang mulai 10 Oktober 2018. Eits, kalau bisa, lo harus siapkan camilan, tapi jangan menganggu sekeliling lo pas makan. Namun, lo juga jangan kebanyakan minum. Lo enggak mau, ‘kan, di tengah film harus keluar bioskop karena kebelet? Soalnya, film First Man punya durasi 141 menit alias 2 jam 21 menit.

Setelah nonton, lo bisa kasih ulasan versi lo di kolom review yang ada di awal artikel ini, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.