*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Cerita: 7,5 | Penokohan: 8 | Visual: 9,5 | Sound Effect/Scoring: 9,5 | Penyutradaraan: 9 | Nilai Akhir: 8,7/10
Semesta The Conjuring akhirnya resmi merilis judul baru. Setelah dunia digebrak dengan The Conjuring (2013), film spin-off yang menceritakan asal-muasal Valak ini udah bisa lo nikmati. Valak meraih atensi penggemar film horor setelah menjadi villain utama di The Conjuring 2 (2016) yang sukses menebar teror. Ini menjadi salah satu alasan utama dibuatnya film The Nun (2018).
Diawali dengan suasana mencekam yang menyelimuti kawasan biara di Rumania, kengerian langsung terasa ketika dua biarawati menyusuri lorong gelap. Bulu kuduk menjadi berdiri ketika di ujung lorong, terdapat pintu dengan kata peringatan “God ends here”. Enggak berselang lama, lo akan "dimanjain" dengan kemunculan Valak yang epik. Akibat aksinya, dua biarawati tersebut harus meregang nyawa dengan mengenaskan.
Untuk adegan pembuka dari sebuah film horor yang sangat dinanti, Corin Hardy patut berbangga. Layaknya puppet master, sutradara berumur 43 tahun ini berhasil menarik penonton masuk ke atmosfer yang mengerikan.
Mengenai sebuah biara dan biarawati yang kental dengan aura suci, persepsi lo akan dimentahin di film ini. Dengan latar di Rumania, agak aneh melihat sebuah biara berdiri megah di atas bukit yang jauh dari peradaban. Penghuni biara angker ini sama sekali enggak bersentuhan dengan dunia luar. Enggak ada nuansa “adem” ketika memasuki kawasan “suci” ini. Apalagi ketika melihat makam para biarawati yang mengelilingi kawasan biara. Suasana horor langsung kental terasa.
Aura mistis yang menyelimuti biara angker ini tersebar sampai ke desa terdekat. Para penduduk terkena kutukan dan berujung bencana. Enggak sedikit warga yang harus kehilangan nyawa dengan cara enggak natural.
Kematian misterius dua biarawati tadi memaksa pihak Vatikan mengutus seorang “spesialis” untuk menginvestigasi. Pastor Burke (Demián Bichir) diutus oleh Vatikan untuk menyelesaikan kasus supernatural yang menyangkut gereja Katolik. Di perjalanan, dia ditemani oleh Suster Irene (Taissa Farmiga), seorang biarawati muda yang belum mengambil sumpah.
Pastor Burke digambar sebagai sosok bijak dengan masa lalu kelam. Di sepanjang film, dia diganggu oleh sosok dari masa lalu yang menghantui. Enggak sadar bahwa ini adalah ulah Valak sebagai sosok yang manipulatif, sang pastor sempat mengalami kejiwaannya goyah. Beruntung, ada Suster Irene yang menjadi sosok penolong.
Corin Hardy boleh berbangga. Atmosfer mencekam sukses ditampilkan dengan sempurna. Berbagai penampakan misterius yang mengusik di tiap sudut serta suasana mencekam yang membayang-bayangi, ditambah efek kejut yang enggak bisa ditebak, membuat film ini sangat memanjakan penikmat film horor.
Teknik pengambilan kameranya juga sangat memesona. Pergerakan kamera yang ciamik membuat pengalaman menonton jadi menegangkan. Jump scare yang enggak murahan adalah menu utama yang tersaji di film ini. Build up yang tersusun dengan rapi, ditambah scoring mencekam hasil kreasi Abel Korzeniowski, memberikan efek dahsyat yang sangat menghibur.
Alur cerita yang simpel membuat penonton bisa menikmati The Nun tanpa tanda tanya. Para pemain menampilkan akting yang prima serta dialog yang mudah dicerna. Memang, masih ada beberapa kekurangan yang terasa. Namun, ini enggak terlalu berarti karena lo udah terbius oleh narasi yang dibangun James Wan sebagai penulis cerita.
Ada satu karakter yang jadi sorotan di The Nun. Frenchie (Jonas Bloquet), warga lokal yang membantu Pastor Burke dan Suster Irene untuk mencapai biara, digambarkan sebagai sosok flamboyan memesona yang penuh komedi. Tingkah laku Frenchie di sela momen horor sukses memancing tawa dari penonton. Jadi, tenang aja, jantung lo enggak akan terus-terusan dihajar dengan adegan mencekam. Sesekali lo bisa tertawa lepas akibat ulah Frenchie.
15 menit sebelum akhir film, lo harus bersiap-siap. Intensitas horor yang semakin kencang akan mengguncang jantung lo. Valak makin sering muncul, apalagi penampakannya bikin bergidik. Iblis yang satu ini akan membuat hidup lo enggak tenang.
Sekali lagi, Wan berhasil membuktikan predikat sebagai master di film bertema horor. Kejeniusannya enggak tertandingi dalam menghasilkan ketakutan berkat visualisasi menyeramkan. Apalagi setelah tayangnya The Nun, Wan sukses menaikkan ekspektasi publik untuk sebuah film horor. Karya-karya sutradara berumur 41 tahun ini pastinya akan terus dinanti oleh para penggemar.
Mulai hari ini, lo bisa saksikan sepak terjang Valak dalam menebar teror di bioskop kesayangan. Ingat, jangan nonton sendirian, ya. Lebih baik lo ajak teman sesama penggemar film horor. Pasti pengalaman nonton lo jadi lebih asyik!
Kalau udah nonton, jangan lupa kasih ulasan lo tentang film ini di kotak ulasan di bagian atas artikel ini, ya. Nah, apakah The Nun berhasil memenuhi ekspektasi lo sebagai penikmat film horor?