*(SPOILER ALERT) Review film No Way Up ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Penyelenggaraan Academy Awards alias Oscar 2024 sudah tinggal menghitung hari. Dalam gelaran tahun ini, ada total 10 film cerita panjang yang masuk nominasi “Best Picture”, termasuk film The Holdovers yang mengantongi total lima nominasi di ajang tersebut. Nah, menjelang penyelenggaraan Oscar, film garapan Alexander Payne ini akhirnya tayang di bioskop Indonesia.
Sinopsis film The Holdovers mengambil latar di sebuah sekolah asrama laki-laki pada era 1970-an. Kisahnya berfokus pada Paul Hunham (Paul Giamatti) guru sejarah klasik di sekolah tersebut yang terkenal ketus dan sangat ketat terhadap murid-muridnya. Namun, pada saat Libur Natal dan Tahun Baru, Hunham mendapat tugas untuk mengawasi sejumlah murid yang terpaksa tinggal di asrama karena tidak bisa pulang ke rumah.
Sebelum kamu nonton film The Holdovers di bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film The Holdovers
Kisah sederhana yang bikin hati hangat
Jika dibandingkan dengan deretan film Hollywood yang masuk nominasi “Best Picture” di Oscar 2024, The Holdovers sebenarnya jadi salah satu film dengan jalan cerita yang paling ringan. Soalnya, film ini enggak mengangkat isu sosial yang berat dalam ceritanya.
Kisah dalam film ini bisa dibilang hanya berfokus pada bagaimana Paul Hunham mendapatkan perspektif baru terhadap para murid yang awalnya ia anggap sebagai anak orang kaya yang kaya dan manja. Begitu juga dengan murid serta staf asrama lain yang kini bisa melihat kepribadian baru dari Hunham yang tadinya dikenal cuek. Semua ini berlangsung selama Libur Natal dan Tahun Baru di asrama.
Jalan cerita tersebut tentunya terasa sangat simpel dan sederhana ketimbang tipikal film nominasi “Best Picture” Oscar. Meski sederhana, cerita dalam film ini berhasil membuat hati kita jadi hangat sewaktu menontonnya. Durasi filmnya yang cukup panjang juga tidak terasa karena ada banyak momen komedi yang menghibur sepanjang ceritanya.
Performa Paul Giamatti yang menghibur
Karakter utama dalam film ini adalah Paul Hunham yang diperankan oleh Paul Giamatti. Pada awal filmnya, mungkin enggak sedikit dari penonton yang dibikin kesal dengan performa Giamatti sebagai Hunham. Soalnya, ia digambarkan sebagai guru yang terlalu memiliki aturan ketat dan terkesan enggak ramah sama sekali.
Namun, seiring waktu berjalan, Giamatti membawakan karakter Hunham sebagai sosok yang terasa lebih ‘manusia’. Kita yang awalnya kesal dengan Hunham kemudian justru jadi suka dengan karakternya yang ternyata sangat menghibur dan sangat peduli dengan muridnya. Ketertarikan kita dengan sosok Hunham pun enggak lepas dari performa brilian Giamatti sebagai pemerannya.
Selain Giamatti, sejumlah pemain lainnya dalam film ini juga berhasil tampil solid. Salah satunya adalah Da’Vine Joy Randolph sebagai Mary selaku juru masak asrama yang adegannya selalu berhasil bikin emosional. Selain itu, ada juga Dominic Sessa sebagai Angus Tully selaku salah satu murid Hunham, yang penampilannya berhasil bikin penonton relate dengan perilakunya.
Gaya visual dan audio yang terasa klasik
Seperti yang KINCIR bahas pada bagian sinopsis, film The Holdovers mengambil latar waktu pada era 1970-an. Jadi, rasanya enggak mengherankan kalau film ini menghadirkan soundtrack dan scoring yang terasa klasik untuk mengikuti latar waktunya. Salah satunya adalah “The Most Wonderful Time of the Year” dari Andy Williams yang terdengar lebih berkesan karena sesuai dengan zamannya.
Namun, menurut KINCIR aspek teknis yang paling berkesan dari film ini terletak pada gaya sinematografinya. Sebab, sinematografi dalam The Holdovers mengikuti gaya yang sama dengan film-film yang rilis zaman latar waktunya. Mulai dari teknik zoom-out yang terasa komikal hingga gaya transisi antaradegan yang berlangsung secara fade-out.
Aspek teknis yang bernuansa klasik ini pun membuat kita seolah benar-benar menyaksikan film produksi 1970-an yang baru dirilis pada era modern.
***
The Holdovers hadir sebagai film kandidat pemenang “Best Picture” dengan cerita simpel yang terasa heartwarming dan visual yang terasa klasik. Jika kamu tertarik, film ini sudah bisa kamu saksikan di sejumlah bioskop Indonesia mulai 23 Februari 2024.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!