Info 
*(SPOILER ALERT) Review film Daeng ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Lewat film Pee Mak (2013) yang dibintangi Mario Maurer, kita bisa melihat kisah cinta antara manusia dengan hantu legendaris Thailand, yaitu Mae Nak. Nah, pada 2022 ini, kita kedatangan film yang berfokus pada kisah anaknya Pee Mak dan Mae Nak, yaitu Daeng. Namun, perlu ditekankan bahwa film Daeng bukanlah sekuel dari Pee Mak, melainkan hanya mengambil unsur cerita dari cerita rakyat Mae Nak.
Sinopsis film Daeng berfokus pada sosok Daeng, anak Pee Mak dan Mae Nak yang berwujud hantu dan kini tinggal sendiri di wilayah Phra Khanong. Sang Hantu Cilik pun menghabiskan hari-harinya dengan bermain bersama teman-temannya sambil menyembunyikan fakta bahwa ia adalah makhluk halus. Namun, masalah muncul ketika desa tersebut mengalami teror dari sosok hantu cilik yang misterius.
Nah, sebelum kamu menyaksikan film Thailand Daeng di bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film Thailand Daeng
Cerita simpel yang dieksekusi dengan berantakan
Daeng memiliki cerita yang simpel untuk sebuah film horor-komedi karena cuma mengisahkan sesosok hantu cilik yang ingin punya teman dan merindukan kedua orang tuanya. Kamu yang belum nonton film Pee Mak juga akan tetap bisa mengerti legenda Mae Nak karena ada penjelasan serta adegan flashback yang menjelaskan tentang mitologinya.
Meski begitu, eksekusi dari cerita yang simpel ini terbilang sangat berantakan. Dengan durasinya yang hanya 96 menit, film ini terbilang terlalu santai dalam membangun konflik pada awal ceritanya. Hasilnya, penyelesaian konfliknya jadi terkesan buru-buru pada akhir filmnya.
Film horor-komedi ini juga enggak memiliki plot twist yang mampu bikin tercengang karena ceritanya memang lempeng-lempeng saja. Bahkan, cerita dalam film ini enggak terasa heartwarming atau spesial sama sekali jika mau dibandingkan dengan Pee Mak.
Chemistry asyik aktor cilik yang terganggu karakter dewasa tak penting
Tokoh utama dalam film Thailand ini adalah Daeng beserta teman-temannya, yaitu Mali, Setlee, Heng, dan juga Sri. Chemistry para aktor cilik yang memerankan karakter tersebut sangat asyik dan berhasil memberikan hubungan pertemanan yang menyenangkan seperti anak-anak pada umumnya. Sayangnya, porsi tampil mereka dalam filmnya justru kalah dengan sejumlah karakter dewasa.
Sejumlah karakter dewasa tersebut bahkan sebenarnya enggak memiliki peran yang cukup penting terhadap ceritanya. Seperti kehadiran seorang pria pemabuk yang selalu bicara melantur atau adanya karakter penakut yang memiliki intonasi aneh sewaktu berbicara.
Kehadiran mereka memang bertujuan sebagai comedic relief dari filmnya. Namun, kemunculan mereka yang terlalu sering dan tak penting malah mengganggu penonton yang lebih ingin melihat interaksi antara Daeng dengan teman-temannya.
Humor receh yang bernuansa dewasa dan sensitif
Layaknya Pee Mak, Daeng juga mengusung genre horor-komedi sehingga kamu akan bisa melihat banyak humor receh sepanjang filmnya. Sejumlah momen komedi dalam film ini memang mampu membuat penonton tertawa saking konyolnya. Namun, ada juga beberapa lelucon yang menurut KINCIR cukup mengganggu dalam filmnya.
Sekadar informasi, film ini memiliki batasan usia penonton untuk 13 tahun ke atas. Namun, banyak lelucon dalam filmnya yang memiliki nuansa sangat dewasa dan sangat enggak cocok untuk anak 13 tahun ke atas. Selain itu, ada juga beberapa lelucon yang terasa sangat sensitif karena membahas ras serta tubuh salah satu karakternya sehingga bisa menyinggung penonton yang punya kondisi sama.
Sejumlah lelucon ini rasanya enggak cocok untuk hadir dalam film yang memiliki rating PG-13. Apalagi, sebagian lelucon yang bernuansa dewasa dan bersifat sensitif tersebut datang dari karakter anak-anak yang ada dalam film ini.
Elemen horor yang cukup terasa
Satu-satunya hal yang patut dipuji dari film ini mungkin hanya elemen horornya yang memang cukup terasa ketimbang Pee Mak. Faktor terbesar yang bikin hal ini terjadi adalah kondisi Daeng yang merupakan hantu anak kecil. Hal ini membuatnya memiliki sifat jahil dan suka menakuti orang dewasa pada waktu senggang, beda dengan Mae Nak yang hanya ingin hidup tenang bersama Pee Mak.
Hasilnya, kamu akan bisa melihat sejumlah momen jump scare akibat kejahilannya Daeng dalam film ini. Hanya saja, menurut KINCIR intenstitas nuansa horor dalam film ini cukup berkurang menjelang filmnya berakhir, sehingga cuma terasa pada awal hingga pertengahan saja.
***
Secara garis besar, Daeng menjadi spin-off yang gagal dari kisah Pee Mak dan Mae Nak karena lebih mementingkan komedi ketimbang kualitas ceritanya. Namun, jika kamu tetap berminat, film ini bisa kamu saksikan pada sejumlah bioskop mulai 22 Juli 2022.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film Daeng tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!
