*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Sobat Ambyar yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.
Sobat Ambyar jadi salah satu film Indonesia yang awalnya tayang di bioskop jadi rilis eksklusif di Netflix mulai 14 Januari. Film ini bukan film biopik, meski poster dan trailer filmnya dibuka dengan sosok maestro campursari, mendiang Didi Kempot. Lebih dari itu, film ini jadi persembahan terakhirnya.
Sinopsis film Sobat Ambyar mengisahkan perjalanan cinta seorang pemilik kedai kopi bernama Jatmiko (Bhisma Mulia) yang bertemu dengan Saras (Denira Wiguna). Jatmiko jatuh cinta untuk pertama kalinya. Namun, dia juga pertama kalinya merasakan patah hati mendalam hingga hidupnya berantakan. Perlahan, musik milik Didi Kempot dan berkumpul dengan Sobat Ambyar membantunya bangkit dari luka.
Film ini merupakan sebuah kisah mengenai pahit-manis cinta dan patah hati yang diiringi oleh berbagai lagu campursari Didi Kempot yang populer. Simak review film Sobat Ambyar khas KINCIR di bawah ini.
Kisah Patah Hati yang Dirangkum dengan Tulus
Perlu diketahui, Sobat Ambyar bukan film biopik Didi Kempot. Justru, film ini jadi persembahan terakhirnya untuk para penggemar yang dikenal dengan Sobat Ambyar. Bahkan, kalangan penggemar yang diisi anak muda tersebut jadi awal sang sutradara, Charles Gozali dan Bagus Bramanti, untuk merekamnya dalam audio visual.
Mengikuti kisah Jatmiko yang baru pertama kali pacaran dan pertama kali patah hati, tampaknya realistis. Hadirnya Saras sebagai gadis yang menarik, perhatian, tapi juga bisa menghempaskan layaknya angin, juga bisa kita temui di sekitar.
Secara garis besar alur, sebenarnya konflik Jatmiko dan Saras enggak rumit. Kisah patah hati Jatmiko saja yang membuatnya terasa sulit. Lagi-lagi, apa yang dialami Jatmiko juga realistis. Ada sebagian orang yang jika sudah patah hati, rasanya dunia juga mematahkan hidupnya.
Bagus Bramanti dalam menulis skenario film ini juga bukan hanya menampilkan kisah-kisah para Sobat Ambyar. Akan tetapi juga mengembangkan semesta yang besar dari seorang Didi Kempot ke dunia sinematik dengan tulus.
Memang, ada beberapa adegan yang terasa cheesy, tapi bisa dimaklumi. Ada pula adegan yang terlalu dipaksakan, tapi untungnya hanya beberapa menit saja. Beberapa bagian komedi juga hanya selingan, karena memang fokus filmnya soal drama percintaan.
Aktor Pendatang Baru yang Mampu Hidupkan Cerita
Film Sobat Ambyar dibintangi oleh aktor pendatang baru, Bhisma Mulia sebagai Jatmiko dan Denira Wiraguna sebagai Saras. Pasangan tersebut mampu hadirkan chemistry menarik: Jatmiko yang selalu salting ketika ditatap Saras, sementara Saras yang agresif nan polos.
Satu hal menarik ketika sutradara memilih Bhisma Mulia sebagai Jatmiko dibanding aktor kelas A lain. Bhisma nyatanya mampu hadirkan karakter sadboi yang mungkin sosoknya bisa kalian temui di sekitar. Kemudian Denira Wiraguna sebagai Saras, bisa jadi karakternya cocok dapat predikat “Best Villain in Drama” serta masuk jajaran karakter cewek ghosting seperti Arini di Love for Sale (2018).
Ada pula karakter pendukung, yakni Erick Estrada sebagai Kopet, sahabat sekaligus karyawan kedai kopi milik Jatmiko. Apresiasi tinggi untuk Erick yang berhasil mewarnai film. Sebagai Kopet, dia bisa jadi sosok yang lebih emosional dibanding Jatmiko. Erick yang sudah punya jam terbang lebih tinggi, bisa mengerem dan enggak merebut panggung Bhisma.
Lalu, ada Fransisca Saraswati Puspa Dewi alias Sisca JKT48 sebagai Anjani, adik Jatmiko. Meski paling muda di antara aktor lain, Sisca juga terlihat menonjol pada porsinya. Sisca sempat mengaku bahwa dia kesulitan memerankan karakter Anjani, karena sifatnya yang sama dengan dirinya di dunia nyata. Namun, rasanya hasilnya tak mengecewakan.
Tak lengkap tanpa aktor komedian, film Sobat Ambyar juga menampilkan Asri Welas dan Mo Sidik. Keduanya berhasil memberikan jeda komedi dari kisah patah hati Jatmiko. Asri Welas, sang Queen of Scene Stealer ini jadi karakter Mbak Wulan yang penampilannya berbeda dari film lainnya. Kisah patah hatinya tampaknya menarik jika jadi spin-off atau Sobat Ambyar 2.
Keunikan lain dari film ini adalah kehadiran komika yang berakting sekaligus stand-up comedy di film. Kalau biasanya komika hanya melontarkan dialog komedi, Mo Sidik justru tampil di panggung. Bahkan, bisa jadi Sobat Ambyar ini jadi film Indonesia pertama yang menampilkan stand-up comedy di adegannya.
Unsur Lokal Jadi Daya Tarik
Film Sobat Ambyar tayang di Netflix sepertinya jadi keputusan terbaik. Film berdurasi 101 menit ini bisa jadi salah satu media mengenalkan budaya Jawa ke kancah dunia: sejumlah lagu campursari Didi Kempot, bahasa Jawa yang dilontarkan, hingga unsur-unsur lokal lainnya dalam set.
Ada lima lagu Didi Kempot yang diperdengarkan dalam film. Lima lagu tersebut masing-masing menggambarkan situasi yang dialami para pemeran. Bagus Bramanti mengatakan bahwa dipilihnya lima lagu karena sesuai dengan background cerita dan durasi yang tersedia.
Lagu-lagu tersebut antara lain, “Kalung Emas”, “Cidro”, “Tresno Sepisan”, “Iki Weke Sopo”, dan “Pamer Bojo”. Semua lagu tersebut dipilih berdasarkan substansi cerita dan poin statement tentang hidup juga tersampaikan.
Film Pertama dan Terakhir Didi Kempot
Tak berlebihan rasanya jika film ini disebut sebagai film pertama dan terakhir sang ‘Godfather of Broken Heart’. Di film ini, Didi Kempot duduk sebagai eksekutif produser dan berperan sebagai dirinya sendiri dalam film. Oh ya, sebelum film dimulai, akan ada sambutan dari Didi Kempot soal keterlibatannya dalam film ini.
Memang, ada bagian dari film yang belum terselesaikan oleh mendiang Didi Kempot, yakni voice over salah satu adegannya. Bagus Bramanti mengatakan bahwa pihaknya menyesal karena enggak menyelesaikan lebih awal.
Bahkan, hal berat yang mengganjalnya, yakni enggak bisa mendengar komentar tentang filmnya langsung dari sang maestro. Kepergian Didi Kempot pun meninggalkan luka mendalam, tak hanya bagi para pemeran, tapi seluruh penggemarnya di Tanah Air.
Sang sutradara, Charles Gozali dan Bagus Bramanti, mengatakan bahwa film Sobat Ambyar ini jadi film ajaib. Awalnya, Didi Kempot tak menghiraukan ajakan tersebut karena mengira ditawarkan main film untuk biopiknya –mengingat banyak sutradara yang sudah mendekatinya. Namun, Didi Kempot akhirnya menerima tawaran ini, karena film ini menghimpun kisah-kisah dari para penggemarnya.
Baginya, komunitas Sobat Ambyar merupakan salah satu faktor dari puncak kariernya, di mana orang-orang patah hati berkumpul dan merasa enggak sendiri. Hal tersebut juga jadi substansi yang disampaikan dalam film ini.
Dari slogan "Patah hati dijogeti" jadi pecutan inspirasi, tak hanya bagi sang sutradara dalam mengembangkan kisah-kisah para Sobat Ambyar, tapi juga motivasi kepada penonton bahwa patah hati waktunya untuk improve diri lebih baik, karena move on saja enggak cukup.
***
Mari kenang sosok Didi Kempot dengan nonton film ini di Netflix mulai 14 Januari 2021. Banyak lagu populernya diputar sambil mengiringi perjalanan cinta seorang sadboi dan sadgerl. Buat yang sudah nonton, bagikan komentar kalian di kolom review yang ada di awal artikel ini, ya.