Review Film Ride On (2022)

Ride On
Genre
  • Action
  • action comedy
  • drama
Actors
  • Haocun Liu
  • Jackie Chan
  • Kevin Guo
Director
Release Date
  • 07 April 2023
Rating
2 / 5

*(SPOILER ALERT) Artikel ini sedikit mengandung bocoran film Ride On yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.

Pernah melihat video saat Jackie Chan dikasih surprise oleh para stuntman-nya? Mungkin setelah nonton Ride On, kamu baru tahu kenapa master kungfu itu sebegitu terharunya dalam reunian tersebut

Ride On membungkus kisah perjuangan stuntman dalam industri perfilman Tiongkok lewat kisah Luo dan kuda kesayangannya, Red Hare. Stuntman Luo nampak lusuh di masa senjanya. Ia hanya merawat Red Hare sambil bekerja sebagai model foto pinggir jalan. Kadang ia tampil sebagak ksatria berkuda, atau berdandan bak Indiana Jones di lain hari.

Suatu hari aksi Master Luo viral dalam semalam karena aksinya dalam pertarungan nyata dengan sekelompok penagih hutang. Setelah lama hilang dari industri perfilman, Master Luo sekali lagi mendapat kesempatan sebagai seorang stuntman.

Review film Ride On

Aksi mengagumkan, premis menjanjikan, tapi banyak jumping-nya

Pada sepuluh menit pertama, kamu sudah menyaksikan aksi Jackie Chan kayak di TV Nasional tahun 1990-2000an awal. Setiap adegan cepat, hingga trik kung fu yang bikin lawan kewalahan membawa kamu ke sensasi film kung fu jaman dulu. Begitu intens, dengan beberapa sentuhan komedi; misalnya penggunaan tempolong yang nyangkut di kepala.

Titik berat permasalahannya terletak pada kepemilikan Red Hare. Di satu sisi, Red Hare bisa jadi jaminan utang. Di sisi lain, status kepemilikan kuda itu juga diklaim pengambil alih pemilik lamanya.

Luo pun minta tolong ke Xiaobao (Haocun Liu) yang punya pacar seorang pengaara, anaknya yang kecewa dengan dirinya. Luo sudah lama meninggalkan istrinya karena pekerjaannya sebagai stuntman. Syuting, beraksi, dan berakhir di rumah sakit. Rutinitas ini yang jadi alasan utama permasalahan dalam keluarga mereka.

Ketika kamu menonton Ride On, kamu kayak mendapatkan pengalaman menonton yang menyentuh; tapi enggak sampai akhir film. Titik berat emosi pada film ini terletak pada hubungan ayah dan anak ini.

Sayang, menuju ke belakang film ini membawa kita lompat-lompat dari satu kejadian ke kejadian lain. Tanpa jembatan, kamu tiba-tiba dibawa ke situasi baru. Tiba-tiba Xiaobao datang untuk setuju, tiba-tiba adegan rumah sakit, tiba-tiba adegan ribut dengan penagih hutan, dan tiba-tiba Red Hare diangkut.

Kesannya kayak kamu dikasih tontonan yang bikin terenyuh di 50 persen awal, kemudian diburu-buru agar film ini selesai. Sayang banget!

Pemilihan karakter tepat, tapi porsinya kurang bijak

Guo Qilin (Naihua), Hauchin Liu (Xiaobao), dan Jackie Chan (Master Luo)
Guo Qilin (Naihua), Hauchin Liu (Xiaobao), dan Jackie Chan (Master Luo)

Film ini bakal ampas banget kalau bukan Jackie Chan yang andil. Selama ini, walau banyak memeragakan adegannya sendiri, Jackie Chan juga pakai stuntman. Ada rasa emosional tersendiri ketika melihat yang sang maestro kungfu justru berperan sebagai orang di belakang layar.

Tidak ada lompatan bagus tanpa mendarat dengan baik. Nilai ini yang coba ditampikan di film ini lewat berbagai adegan film. Jackie Chan dan Red Hare melakukannya dengan baik. 

Kemudian akting Hauchin Liu yang jadi anak perempuan Jackie Chan juga begitu manis. Ia mampu menampilkan betapa kontrasnya hidup antara anak perempuan dengan ayahnya yang adalah seorang stuntman. Ia juga menghidupkan emosi seorang anak yang pada akhirnya khawatir dengan pekerjaan ayahnya yang begitu berbahaya. Pada akhirnya Luo pun harus memilih, berhenti demi keluarganya atau tetap melompat demi panggilannya sebagai seorang stuntman.

Guo Qilin sebagai Naihua, pacar Xiaobao yang jadi pengacara Master Luo juga menambah elemen komedi dalam Ride On. Ia jadi cowok cupu yang harus berhadapan dengan calon mertua yang jago kungfu. Menarik!

Naihua, pacar Xiaobao saat latihan dengan Jackie Chan.
Naihua, pacar Xiaobao saat latihan dengan Jackie Chan.

Kendati demikian, ada beberapa peran lagi yang sebenarnya kurang dieksplorasi. Dua di antaranya adala Xing Yu dan Joey Yung yang berperan jadi dua murid Master Luo. Mereka kocak, namun karena beberapa adegan jumping, ‘rasa’ keduanya jadi terasa kurang.

Kemudian Rongguang Yu, salah satu antagonis yang terkenal di perfilman Tiongkok juga tak lebih dari sekadar bos besar yang menuntut kepemilikan Red Hare. Semua terjadi di atas meja, enggak ada yang spesial. 

Visual terlalu niat untuk adegan tambahan di film

Uniknya, karena kebanyakan latar cerita terjadi di belakang layar produksi, sebenarnya film ini enggak perlu seniat itu dalam visualisasi potongan film hasil take Master Luo dan Ride Hare. Tapi, Ride On kayaknya enggak mau potongan film ini tampil biasa saja. 

Misalnya ketika Master Luo tampil bak ksatria berkuda hingga visualisasi film perang kerajaan Tiongkok yang dibuat megah. Dalam adegan ini, terselip juga bagaimana computer-generated imagery (CGI) mengurangi esensi seorang stuntman. Beda pandang stuntman senior dan junior, lah!

Dalam ulasan ini, poin visual sedikit banyak mendomplang nilai ulasan karena ternyata hasilnya sedikit di luar ekspekasi.

***

Jadi, apakah Ride On seru untuk ditonton? Kalau kamu punya waktu luang, silakan nonton. Namun, enggak nonton juga kamu enggak bakal nyesel. 

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.