(REVIEW) Rampage: Adaptasi Game yang Nyaris Sempurna

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Cerita: 7 | Penokohan: 8 | Efek Suara/Scoring: 8 | Visual: 8 | Penyutradaraan: 7 | Nilai Akhir: 7,6/10

Sejak rencana pembuatan film ini dikabarkan, Rampage jadi salah satu film yang ditunggu-tunggu dan wajib tonton, khususnya bagi para gamers. Rampage merupakan film adaptasi dari sebuah game yang berjudul sama. Yap, jalan cerita dalam film ini didasarkan kisah dari video game klasik yang pertama kali rilis pada 1980-an tersebut.

Sinopsis: Seorang primatologis bernama Davis Okoye punya ikatan dengan George, seekor gorila cerdas yang telah dirawatnya sejak kecil. Namun, sebuah percobaan genetis nakal mengubah gorila yang lembut menjadi seekor monster yang hobi ngamuk. Permasalahan makin pelik ketika bukan hanya gorila tersebut yang terkena ancaman proyek nakal tersebut. Ada pula dua hewan lainnya yang berpotensi bikin kota hancur.

Sejak awal, unsur fiksi ilmiah dalam film ini udah bisa lo rasain. Memang, sepanjang film lo bakal hampir dibuat pusing dengan teori-teori ilmiah soal percobaan genetis. Satu sisi, hal itu bikin film ini telihat keren. Sedangkan, di sisi lainnya, kalau enggak suka teori-teori ilmiah, lo bakal ngerasa bosen.

Hebatnya, plot cerita disuguhkan dengan cepat dan tepat. Jadinya, lo enggak terus-terusan dibuat mikir hubungan teori-teori ilmiah dengan jalan cerita. Konfliknya juga disuguhkan dengan bertubi-tubi, seakan bakal terjadi bencana besar dan menawarkan kengerian.

Film ini juga ngasih kejutan yang tepat pada tempatnya. Menariknya, porsi aksi, drama, dan humornya ditampilkan dengan seimbang lewat tangan apik Brad Peyton. Lo bakal dibikin setegang-tegangnya dan dibalas dengan serileks-rileksnya.

Kalau biasanya film dari game aksi terlalu menyamakan cerita gamenya, Rampage justru kebalikan. Film ini bukan sekadar membahas soal kehancuran kota, tapi juga mengangkat sisi manusiawi dan hewani para karakternya. Sayangnya, karakternya enggak diulas secara mendalam.

Pemilihan Dwayne “The Rock” Johnson sebagai tokoh utama bisa dibilang menyelamatkan film ini. Soalnya, aksi dan humor yang ditampilkan bikin film terlihat gahar. Layaknya film-film The Rock sebelumnya yang bisa bikin lo tegang dan ngakak.

Kolaborasi The Rock dengan Peyton seakan jadi kolaborasi unik. Rampage jadi film keempat mereka setelah Journey 2: The Mysterious Island (2012) dan San Andreas (2015). Di samping itu, film ini masih mempertahankan khas Johnson yang sangar dan kocak. Enggak bisa dimungkiri, Johnson punya sense of humor yang menarik.

Intip juga 5 Aktor Serius yang Cocok Ngebawain Peran Komedi.

Kolaborasi bersama Warner Bros. ini juga menghadirkan Naomi Harris sebagai Dr. Kate Caldwell. Lalu, ada Jeffrey Dean Morgan sebagai agen Russell yang slengean dan asyik. Hadir pula Breanne Hill, Joe Manganiello, Will Yun Lee, dan Malin Akerman. Ditambah, Jason Lilies mengisi suara karakter George.

Efek suara yang menggelegar bikin lo merasakan sedikit kengerian dari liarnya tiga hewan raksasa. Apalagi kalau lo nonton di IMAX. Suara yang ditampilkan bener-bener sampai bikin kursi lo bergetar. Yap, suasana kehancuran akibat amukan para monster bakal terasa sampai ke sekujur tubuh lo.

Kalau monster hewan dalam game awalnya hanya manusia, film ini menampilkan monster yang memang awalnya hewan seperti biasa. Visual efek yang ditampilkan terasa nyata dari kehancuran kota-kota. Gorila, buaya, dan serigala benar-benar dibikin monster yang menakutkan. Memang, sih, gambar di awal film agak kurang fokus karena ngikutin jalan cerita yang cepat.

Arahan Peyton kepada Jaron Preasant dalam hal sinematografi bisa dibilang luar biasa. Efek menegangkan yang bakal lo rasain mirip waktu lo main gamenya zaman populernya dulu. Hal itu juga enggak lepas dari tangan Barry Chusid yang mengurusi desain produksi.   

Cara pengarahan Peyton juga bisa dibilang mirip dengan cara dia menggarap San Andreas. Bedanya, unsur humor dalam film ini lebih banyak ditampilkan. Citra Johnson yang punya keberanian dengan hewan-hewan buas masih ditampilkan seperti dalam film Journey 2: The Mysterious Island.

Secara keseluruhan, film ini menyenangkan. Lo bakal dapat feel seakan lo main gamenya buat menghancurkan gedung-gedung. Sekaligus, lo bisa merasakan kengerian dan keharuan yang dirasakan para pemain untuk melawan para monster. Film ini juga bisa dijadikan ajang nostalgia buat lo yang pernah main game Rampage.

Kalau lo ngaku gamer, catat, nih, 5 Film Wajib Tonton buat Para Gamers di 2018.

Kalau lo suka film monster, film ini bisa memanjakan imajinasi lo. Kalau lo menggemari penampilan Johnson sebagai aktor, film ini wajib lo tonton. Soalnya, banyak celetukan kocak yang bikin ngakak. Film ini secara enggak langsung juga menyampaikan bahwa hewan juga harus disayangi layaknya manusia. Soalnya, kalau lo memperlakukan dengan kasar, mereka bakal berubah liar layaknya monster.

Lo bisa ajak teman-teman lo buat nonton film ini mulai 11 April 2018 di bioskop seluruh Indonesia. Nah, kalau udah nonton, yuk, ceritain pendapat lo di kolom komentar! Apakah Rampage bisa menghidupkan imajinasi lo?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.