Review Film Night at the Museum: Kahmunrah Rises Again (2022)

Night at the Museum: Kahmunrah Rises Again
Genre
  • fantasi
  • petualangan
Actors
  • Joseph Kamal
  • Joshua Bassett
  • Zachary Levi
Director
  • Justin Lovell
  • Matt Danner
Release Date
  • 09 December 2022
Rating
3 / 5

*(SPOILER ALERT) Review film Night at the Museum Kahmunrah Rises Again ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.


Mungkin banyak dari kamu yang sudah enggak asing lagi dengan seri film Night at the Museum, ‘kan? Yap, franchise film fantasi ini cukup populer pada akhir era 2000-an karena berhasil menghadirkan kisa menarik dengan latar museum yang objek pamerannya bisa hidup setiap tengah malam. Nah, pada 2022 ini, kita pun akan kedatangan sekuel terbarunya, yaitu Night at the Museum: Kahmunrah Rises Again.

Sinopsis film Kahmunrah Rises Again berkisah tentang Larry Daley yang kini harus meninggalkan posisinya sebagai penjaga malam American Museum of Natural History. Nick Daley yang merupakan anaknya Larry pun kini menjadi penjaga barunya karena sudah tahu rahasia museum tersebut. Namun, kecerobohan Nick membuat Kahmunrah kembali bangkit dan membuat kekacauan.

Nah, sebelum kamu nonton film Kahmunrah Rises Again, simak dulu ulasan KINCIR berikut ini!

Review film Night at the Museum Kahmunrah Rises Again

Konflik yang kurang berakhir dengan klimaks

Review film Night at the Museum Kahmunrah Rises Again
Review film Night at the Museum Kahmunrah Rises Again Via Istimewa.

Sebagian besar karakter yang ada dalam film ini memang sudah pernah muncul pada trilogi Night at the Museum sebelumnya, termasuk Kahmunrah yang jadi villain utamanya. Makanya, Kahmunrah Rises Again enggak perlu waktu yang lama untuk memperkenalkan para karakternya. Terlepas dari minimnya pengenalan ulang, penonton yang belum pernah menyaksikan seri sebelumnya masih mampu paham ceritanya.

Sayangnya, film ini terasa cukup buru-buru dalam bercerita. Hal ini mengakibatkan konflik utama dalam filmnya juga terasa selesai dengan cara yang kurang klimaks sehingga membuat penonton enggak puas dengan filmnya. Apalagi, konflik dalam film ini berlangsung dengan ‘lempeng-lempeng’ saja tanpa adanya plot twist yang mampu bikin penonton terkejut.

Salah satu faktor yang membuat hal ini terjadi adalah durasi filmnya yang terbilang cukup pendek, yaitu 77 menit yang membuatnya jadi film terpendek dalam franchise Night at the Museum. Durasi ini tentunya berpengaruh dalam cepat-lambannya laju penceritaan yang kemudian turut berdampak pada klimaks konfliknya.

Format animasi yang bikin konsep museum ajaib lebih menyenangkan

Via Istimewa

Kahmunrah Rises Again terbilang memiliki perbedaan yang cukup besar ketimbang sejumlah film Night at the Museum sebelumnya. Sebab, Kahmunrah Rises Again memiliki format animasi, bukan live action dengan perpaduan efek CGI seperti sejumlah film sebelumnya.

Penggunaan format animasi dalam Kahmunrah Rises Again pun membuat konsep museum yang ‘hidup’ pada malam hari menjadi lebih menyenangkan. Sebab, ada beberapa adegan yang terasa lebih cocok dengan menggunakan format animasi ketimbang live action dengan tambahan CGI.

Format animasi ini memang bukan berarti lebih baik dari format live action yang sudah ada pada film sebelumnya. Namun, format animasi ini membuat filmnya jadi terasa lebih goofy atau konyol serta semakin cocok untuk penonton anak-anak.

Lelucon yang kurang ‘nendang’

Via Istimewa

Selain konsep fantasinya yang cukup memukau, franchise Night at the Museum juga terkenal dengan leluconnya yang nyeleneh. Lelucon dalam franchise ini pun umumnya berupa celetukan yang konyol dari para karakternya ataupun humor slapstick. Lelucon yang ada dalam setiap filmnya pun hampir selalu berhasil mengundang gelak tawa, baik dari penonton anak-anak ataupun dewasa sekalipun.

Sayangnya, lelucon yang ada dalam film Kahmunrah Rises Again terasa kurang ‘nendang’ atau lucu, setidaknya untuk penonton yang sudah dewasa. Lelucon yang ada dalam film ini benar-benar terasa seperti jokes klise yang sering kita lihat pada kartun. Makanya, bagi penonton yang berusia dewasa lelucon dalam Kahmunrah Rises Again akan terasa cukup hambar.

Namun, kemungkinan besar target audiens dari film animasi ini bukan penonton dewasa, melainkan khusus anak-anak. Sebab, Kahmunrah Rises Again terasa ingin mencoba memperkenalkan franchise Night at the Museum kepada generasi baru. Hal inilah yang membuat leluconnya terasa lebih family friendly.

***

Secara garis besar, Kahmunrah Rises Again terasa cukup hambar ketimbang sejumlah film sebelumnya. Jika kamu berminat, film animasi ini sudah bisa kamu saksikan melalui layanan streaming Disney+ mulai 9 Desember 2022.

Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film Kahmunrah Rises Again tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.