*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Cerita: 6 | Penokohan: 7 | Visual:7 | Sound Effect/Scoring: 7 | Penyutradaraan: 7 | Nilai Akhir: 6,8/10
Pablo Escobar merupakan salah satu sosok legendaris dunia yang berasal dari Kolombia. Satu hal yang membuatnya begitu ikonis karena dia merupakan seorang gembong narkoba terbesar di seluruh dunia. Sifat dan karakternya yang unik menjadikannya seorang tokoh yang menarik untuk digali latar belakang dan kehidupannya.
Enggak heran kalau banyak sutradara yang mencoba mengisahkan kembali kisah Pablo Escobar, baik dalam bentuk film layar lebar maupun serial. Nah, film Loving Pablo ini adalah film biopik terbaru tentang gembong legendaris tersebut. Film yang dibintangi oleh Javier Bardem dan Penélope Cruz ini diadaptasi dari buku Loving Pablo, Hating Escobar yang dirilis pada 2007 silam. Lalu, ditulis oleh Virginia Vallejo, seorang jurnalis Kolombia yang pernah menjalin cinta terlarang dengan Pablo.
Sinopsis: Virginia Vallejo (Penélope Cruz) bertemu pertama kali dengan Pablo Escobar (Javier Bardem) di sebuah pesta. Sejak awal, Pablo udah tertarik dengan kecantikan serta keberanian Virginia. Pablo berusaha mendekati Virginia lalu mengajaknya ikut berbagai aktivitas. Singkat cerita, perasaan kagum tumbuh di hati Virginia ketika melihat visi besar dan ketegasan Pablo untuk Kolombia. Lambat laun, keduanya saling jatuh cinta. Namun, kisah cinta mereka enggak berjalan mulus karena Pablo sendiri telah memiliki istri bernama Victoria (Julieth Restrepo).
Film ini mengambil latar pada 1981—1993. Film Loving Pablo dibuka dengan adegan Virginia yang telah diamankan oleh agen DEA bernama Shepard (Peter Sarsgaard) pada 1993. Setelah itu, pikiran Virginia pun flashback ke tahun 1981. Pas pertemuan pertamanya dengan Pablo di Kolombia dan kisah pahit yang menjerat kehidupannya.
Sang sutradara sekaligus penulis yaitu Fernando Leon de Aranoa bisa dibilang cukup berhasil dalam menggarap. Soalnya, dia bisa menampilkan kisah sang gembong narkoba dengan alur yang mudah diikuti. Sayangnya, kurang adanya gambaran mengenai latar belakang Pablo sebelum dia menjadi gembong narkoba yang kaya raya.
Chemistry antara karakter Pablo dan Virginia tampak gagal dibangun dengan baik oleh Cruz dan Bardem. Romansa keduanya tampak kurang menonjol dan terlihat biasa aja. Sosok Virginia di sini terlihat hanya murni seorang cewek penggoda, bukan sosok penting dalam hidup Pablo Escobar. Hubungan percintaan yang seharusnya bisa digambarkan dengan penuh romantika dan sensual, harus berakhir dengan kekecewaan penonton yang menyaksikannya.
Entah, apakah ada sebagian penonton yang berpikir sama? Hal yang pasti, sangat sulit bersimpati terhadap kehidupan kedua karakter utama ini. Padahal, Virginia merupakan narator utama Loving Pablo.
Meskipun begitu, film ini memberikan porsi yang adil untuk menceritakan sisi jahat dan sisi baik dari Pablo. Lo enggak hanya disuguhkan gambaran Pablo Escobar yang licik, kejam, dan tanpa ampun. Namun juga disuguhkan gambaran seorang Pablo yang merupakan family man dan peduli terhadap rakyat kecil.
Kalau dari sisi latar tempat dan kostum yang digunakan, sukses disajikan dengan baik oleh sang sutradara. Film ini benar-benar berhasil menggambarkan Kolombia pada era 80-an. Sedangkan sisi visualnya, terlihat biasa aja, enggak ada yang spesial.
Namun, jika sang sinematografer bisa mengeksplorasi sisi negara Kolombia dengan lebih matang, kemungkinan visualnya bisa lebih menawan dan memanjakan mata. Sementara untuk efek suaranya, tampak aman dan sesuai dengan porsi per adegan yang ditampilkan dalam film.
Soal akting, sepertinya pujian patut dilayangkan untuk Javier Bardem yang sangat totalitas memerankan sosok Pablo Escobar dengan nyaris sempurna. Selain fisik yang dibuat sangat mirip dengan Pablo, gaya bicara juga tatapan matanya sangat mirip dengan sosok legendaris Kolombia tersebut. Enggak usah heran, Bardem sendiri sebelumnya udah sempat mendapat penghargaan Oscar berkat perannya yang mumpuni dalam film No Country for Old Man (2007).
Sementara lawan mainnya, Penélope Cruz yang juga pernah masuk nominasi Piala Oscar dalam film Nine (2009), enggak kalah memukaunya. Dia memainkan karakter Vallejo, seorang jurnalis sekaligus pembawa acara yang atraktif dengan aksen Spanyol yang ciamik. Kemolekan tubuh Cruz pun total dan bisa bikin lo tergoda.
Film Loving Pablo sebelumnya ditayangkan dalam Film Festival Venice dan Toronto International Film Festival pada 2017 dan dapat tanggapan positif. Sebelum Loving Pablo, film serupa yang mengangkat sosok Pablo Escobar yang udah lebih dulu diproduksi. Di antara lain, Blow (2001), Sins of My Father (2009), dan Escobar: Paradise Lost (2014).
Film ini akan dirilis dalam waktu dekat ini. Buat lo yang menyukai film bertema mafia, lo boleh tonton film Loving Pablo ini. Namun, jika lo termasuk orang yang enggak suka melihat adegan sadis, sebaiknya enggak perlu menonton film ini.
Soalnya, rating usia film Loving Pablo yaitu 17 tahun ke atas. Jadi, buat lo yang berminat untuk nonton film Loving Pablo, pastikan dulu, ya, kalau orang yang kalian ajak udah berusia 17 tahun ke atas. Kalau udah nonton, lo bisa kasih pendapat di kolom review yang ada di awal artikel ini. Selamat menonton!