(REVIEW) Kuntilanak: Versi yang Lebih Menyenangkan

Kuntilanak
Genre
  • horor
Actors
  • Aurelie Moeremans
  • Fero Walandouw
  • Nena Rosier
  • Sandrinna Michelle
Director
  • Rizal Mantovani
Release Date
  • 15 June 2018
Rating
3.5 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Cerita: 7,5 | Penokohan: 6 | Visual: 7 | Sound Effect/Scoring: 8 | Penyutradaraan: 7 | Nilai Akhir: 7/10

Rizal Mantovani kayaknya bisa dibilang cukup lekat dengan film horor. Memulai debut film horornya dalam Jelangkung (2001), sutradara yang kini telah menginjak usia 50 tahun ini melanjutkan eksperimennya dalam trilogi Kuntilanak. Bahkan, tahun lalu pun Rizal masih bereksperimen bersama Legacy Pictures dengan membuat film horor petualangan—sebuah tema yang baru banget diangkat dalam film Indonesia—dalam Gerbang Neraka alias Firegate.

Kali ini, Rizal balik lagi membawa salah satu hantu ikonis Indonesia ke dalam film yang bernuansa beda. Kuntilanak dihadirkan kembali dalam remake yang cukup segar dan menghibur. Coba aja lo lihat dulu cuplikannya di sini.

Kalau sebelumnya trilogi Kuntilanak lebih nyorotin sosok Julie Estelle sebagai Samantha yang punya kemampuan khusus buat manggil kuntilanak, Kuntilanak versi 2018 ini malah beda banget dari pendahulunya. Makanya, wajar kalau film ini adalah remake yang diusahakan untuk tampil lebih modern dan inovatif. Diproduksi oleh MVP Pictures, Kuntilanak mengisahkan tentang lima anak angkat yang ditinggal oleh ibu tiri mereka, Donna (Nena Rosier), ke San Fransisco selama tiga minggu. Lydia (Aurelie Moeremans) yang merupakan keponakan Donna diminta untuk menjaga mereka.

Semuanya berjalan lancar pada awalnya. Kresna (Andryan Sulaiman Bima), Dinda (Sandrinna Michelle Skornikci), Panji (Adlu Fahrezy), Miko (Ali Fikri), dan si bungsu Ambar (Ciara Brosnan) menghabiskan waktu mereka dengan bermain bersama dan membaca buku yang berisikan berbagai informasi tentang kuntilanak. Namun, setelah Glen (Fero Walandouw), pacar Lidya yang merupakan pembawa acara reality show mistis, membawa sebuah cermin antik ke rumah mereka, mereka pun mulai mengalami pengalaman aneh. Mereka juga harus menghadapi kenyataan bahwa ada kuntilanak dalam rumah mereka!

Sebetulnya, sejak melihat jajaran pemeran yang didominasi anak-anak, lo pasti curiga bahwa film ini mungkin mau dibikin asyik kayak Stranger Things atau It. Benar aja, enggak cuma bikin deg-degan karena scoring dan kemunculan sang kuntilanak yang cukup intens, lo juga bakal ketawa ngelihat tingkah tokoh anak-anak dalam film ini. Lo mungkin ingat sama It yang nampilin kengerian yang berkualitas.

Diakui atau enggak, bisa dibilang Rizal sedikit banyak terinspirasi dari gaya penceritaan It yang nampilin kengerian dari sudut pandang anak-anak. Kuntilanak pun punya karakter orang dewasa bernama Lydia yang enggak percaya pengakuan anak-anak bahwa rumah mereka dihantui kuntilanak. Meski begitu, gaya penceritaan ini juga di beberapa bagian terasa dipaksakan.

Kenapa? Soalnya, ada dialog-dialog yang dilotarkan karakter anak-anak, tapi terdengar dewasa. Kesannya jadi kayak maksain dialog orang dewasan diomongin sama anak-anak. Namun, beberapa celetukan karakter Dinda dan saudara-saudaranya cukup bikin ngakak, kok. Kepolosan mereka juga terlihat natural. Apalagi ada karakter Ambar yang menggemaskan banget yang bakal bikin lo jauh dari kata stres meski lagi nonton film horor.

Film ini dibuka dengan cukup menjanjikan. Kemunculan sosok kuntilanak dibuat dramatis dan membuka konflik baru bagi remake ini. Karena karakter utama dalam film ini adalah anak-anak, dibuatlah kuntilanak yang senang mengincar anak-anak sebagai sosok villain utama film ini. Masuk akal dan sama sekali enggak dipaksakan. Namun, masalahnya justru ada setelahnya.

Ada dua hal penting yang jadi informasi utama dalam film ini: 1) kuntilanak suka menculik anak-anak dan 2) kuntilanak berdiam di cermin. Oke, memang ada banyak banget film horor yang isinya tentang barang-barang antik yang terkutuk. Namun, yang jadi masalah adalah gimana cara benda antik itu bisa sampai di rumah anak-anak yang jadi karakter utama film ini.

Bagaimana enggak, masa iya lo lihat ada cermin antik dari rumah yang katanya dihantui kuntilanak, terus lo bawa ke rumah lo dengan santainya? DItambah lagi, yang ngebawa cermin itu adalah pembawa acara mistis. Ya, masa, sih, dia enggak mikir bahwa benda-benda yang ada di rumah yang katanya berhantu itu mungkin bisa berbahaya. Maksa? Lumayan.

Belum lagi soal karakter Lydia dan Glenn, dua orang dewasa yang harusnya bantuin anak-anak ini, yang pada akhirnya malah enggak ngebantu sama sekali. Mungkin yang ingin ditonjolkan di film ini adalah anak-anak yang jadi pahlawan buat diri mereka sendiri. Padahal, kalau ada keterlibatan orang dewasa di dalamnya buat bantuin mereka, sama sekali enggak salah, kok.

Penokohannya bisa dibilang kurang kuat, kecuali untuk karakter Miko yang konsisten digambarkan menyukai hal-hal berbau mistis. Penokohan Dinda dan Kresna pun baru terlihat menjelang akhir, saat kedua kakak-beradik tertua ini benar-benar berjuang melindungi adiknya, Ambar. Selain itu, perpindahan alurnya monoton dengan beberapa kali cuma menyorot rumah dari depan gerbang, baik siang maupun malam, di sudut yang sama. Meski begitu, pergerakan kamera di awal cukup dinamis dan dijamin bikin lo ngerasa layak ngikutin film ini sampai kelar. Sayangnya, saat keadaan sangat gelap, masih terlihat banyak noise yang cukup mengganggu.

Di balik itu, penggambaran kuntilanak yang beda dari film-film sebelumnya cukup diacungi jempol. Ada ide baru dari hal yang udah lama banget ada di kehidupan kita, ada gaya penceritaan baru, konflik baru, film horor Indonesia emang perlu berinovasi ke arah sini, sih. Setelah kemarin Joko Anwar bikin Pengabdi Setan, terus sekarang Rizal Mantovani bikin Kuntilanak yang bakal disusul juga sama Jelangkung 2, bisa dibilang, film horor Indonesia bakal semakin berkualitas.

Buat mengisi liburan Lebaran lo bareng keluarga, film ini pas banget jadi pilihan. Tegangnya dapet, lucunya dapet. Belum lagi, dilihat dari daftar nama di credit-nya, sih, kayaknya film ini siap buat sekuel. Jadi, jangan sampai lo kelewatan nonton yang pertama ini, ya! Jangan lupa untuk nonton film ini di bioskop mulai 15 Juni 2018, ya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.