*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Cerita: 6 | Penokohan: 6 | Visual: 8 | Sound Effect/Scoring: 7 | Penyutradaraan: 6 | Nilai Akhir: 6,6/10
Lo mungkin ngerasa Jepang jarang banget bikin film yang bukan live action alias enggak diadaptasi dari manga atau anime. Malahan, kalau ngelihat film yang dibahas kali ini, lo bakal mengira ini adalah salah satu film yang diadaptasi dari anime atau manga. Kenyataannya, bukan.
Over Drive adalah film garapan Eiichiro Hasumi yang merupakan proyek kolaborasi antara Toyota, pabrikan mobil terbesar di Jepang, dan Toho, rumah produksi sekaligus distributor film terbesar di Jepang. Film ini seakan mencoba menjawab tantangan soal sejauh mana sebuah film orisinal bisa dinikmati dengan gaya sinematik serupa live action.
Over Drive dibintangi oleh Masahiro Higashide (Death Note: Light Up the New World) dan idola kaum hawa, Mackenyu Arata (Pacific Rim: Uprising). Mereka berperan sebagai Atsuhiro dan Naozumi Hiyama, kakak-beradik yang sejak kecil akrab dengan dunia balap reli. Keduanya saling melengkapi; Naozumi mencintai kecepatan dan Atsuhiro memiliki bakat untuk membangun mesin terbaik yang bisa menambah kecepatan mobil.
Mereka bergabung dalam tim Spica sebagai pebalap dan kepala mekanik. Namun, kakak beradik ini sering kali berbeda pendapat. Saat Naozumi berani membawa mobilnya mencapai kecepatan maksimal, Atsuhiro justru menganggap kemenangan (dalam hal ini, poin) tim mereka lebih utama. Saat keadaan semakin buruk, mereka pun harus berterus terang dan melepaskan diri dari beban masa lalu mereka.
Melihat sinopsis di atas, lo mungkin udah bisa menebak bahwa Over Drive merupakan film drama dengan bumbu balap reli di dalamnya. Sebenarnya, ceritanya monoton dan mudah ditebak. Yang bikin lo bertahan nonton film ini selama 105 menit adalah keberadaan Higashide dan Mackenyu yang pasti bikin cewek-cewek rela ngantre di bioskop. Apalagi, banyak adegan Mackenyu nunjukin perut six pack-nya, loh!
Selain tampilan dua pemeran yang penuh pesona, daya tarik film ini adalah pertandingan reli yang nyata banget. Sinematografinya pun sengaja dibikin dramatis, namun juga sefaktual mungkin menunjukkan reli demi reli, pertandingan demi pertandingan. Lo bakal ngerasain kayak nonton reli secara langsung.
Sayangnya, dramatisasi relinya enggak terasa sama sekali. Lo enggak bakal deg-degan nunggu hasilnya karena yang lo lihat cuma satu mobil ini aja ngelakuin manuver tajam. Alhasil, aksi-aksi yang ditampilin jadi terasa hambar karena enggak menyorot persaingan sengit di antara pembalapnya.
Lo juga enggak bakal nemuin dramatisasi di antara karakternya. Kalau lo berharap bakal ngelihat perkembangan karakter yang signifikan, siap-siap aja kecewa. Sejak awal, Atsuhiro dan Naozumi enggak memiliki karakterisasi yang kuat. Rasa-rasanya, kakak beradik ini bakal dilupain begitu aja kalau yang meranin bukan dua aktor ganteng, Higashide dan Mackenyu.
Namanya juga drama Jepang. Lo bakal nemuin adegan kilas balik yang membangun konflik pada masa sekarang. Flashback ini pula yang pada akhirnya jadi jawaban buat segala keraguan yang menyelimuti kakak beradik ini. Sayangnya, klise dan terlalu monoton. Meski begitu, perjuangan Atsuhiro demi adiknya cukup mengharukan. Kalau aja hal ini yang lebih jadi sorotan ketimbang drama cinta segitiga di masa lalu mereka, film ini barangkali bisa lebih menyentuh.
Anehnya lagi, keberadaan manajer dari perusahaan agensi atlet, Hikaru Endo (Aoi Morikawa), terkesan ngeganggu banget sepanjang film. Karakter ini enggak berkontribusi besar buat membangun konflik. Untuk sebuah karakter tempelan, porsi kemunculannya bisa dibilang berlebihan. Hasilnya, beberapa karakter yang berpotensi untuk lebih menonjol malah kehilangan porsinya karena karakter ini.
Sebetulnya, lo mungkin jatuh cinta setelah lihat pembuka film ini. Setelah adegan kupu-kupu terbang dengan suasana yang sejuk dan hangat, lo langsung ditarik paksa buat ngerasain panasnya dunia balap reli yang berpacu sama waktu. Sayangnya, konflik yang didramatisasi enggak pada tempatnya, bikin lo jadi kayak nonton highlight pertandingan reli dengan bonus film dokumenter si pembalap.
Mengingat film ini ditujukan bagi semua umur, jangan heran kalau lo enggak ngelihat adegan-adegan balap yang berbahaya atau kecelakaan yang penuh darah. Bahkan, setelah benturan yang bikin mobil ringsek pun, si ganteng Mackenyu cuma diperban tangannya. Lo juga enggak bakal dipusingin dengan berbagai istilah yang ada di dunia balap.
Intinya, sih, lo nikmatin aja adegan balapnya kayak lagi nonton balapan biasa. Dari semua itu, film ini bisa lo nikmatin sebagai sebuah film orisinal—bukan live action dari anime atau manga—meski cerita dan karakternya enggak begitu istimewa. Bahkan, adegan penutupnya yang terlihat banget gaya manganya jadi penyelesaian yang asyik dan menghibur.
Over Drive tayang mulai 5 September 2018. Kalau enggak mau ketinggalan lihat adegan Higashide berlumuran oli dan Mackenyu pamer otot, lo wajib banget nonton film ini di CGV dan Cinemaxx. Kalau udah nonton, silakan lempar komentar lo di kolom ulasan di bagian atas artikel ini, ya!