*(SPOILER ALERT) Review film The Black Phone ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Scott Derrickson menjadi salah satu sutradara Hollywood yang spesialis menggarap genre horor. Setelah keluar dari proyek Doctor Strange in the Multiverse of Madness pada 2020 lalu, Derrickson pun terlibat dalam film horor berjudul The Black Phone. Film ini merupakan adaptasi dari cerita pendek karya Joe Hill yang rilis pada 2004 silam.
Sinopsis film The Black Phone berkisah tentang Finney (Mason Thames) yang diculik pembunuh berantai misterius dengan julukan “The Grabber”. Sewaktu berada pada basemen rumahnya The Grabber, Finney mendapat panggilan dari telepon hitam yang sudah rusak. Ternyata, sosok yang ada di balik panggilan itu adalah sejumlah korban The Grabber terdahulu yang ingin menyelamatkan Finney dari sang penculik.
Nah, sebelum kamu nonton film The Black Phone pada bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film The Black Phone
Horor-supernatural intens yang memuaskan
The Black Phone terbilang enggak terlalu bertele-tele dalam membangun konfliknya. Soalnya, sejak awal film sudah ada berita tentang penculikan remaja cowok oleh seorang pria misterius. Seiring filmnya berjalan, kasus-kasus penculikan baru oleh The Grabber pun terjadi hingga akhirnya melibatkan Finney selaku tokoh utamanya.
Konsep supernatural dalam filmnya juga sudah ada sejak awal pada sosok Gwen, adiknya Finney yang memiliki kemampuan untuk melihat masa depan lewat mimpi. Lalu, kehadiran telepon hitam misterius yang jadi judul filmnya juga enggak menunggu terlalu lama buat muncul. Kedua elemen supernatural ini pun berperan sangat penting dalam keselamatan Finney ketika jadi korban penculikan The Grabber.
Film ini terbilang berhasil menyajikan sebuah kengerian yang sangat intens sejak awal hingga akhir filmnya. Penonton akan dibuat ikut tegang dalam menebak-nebak bagaimana nasib Finney di tangan The Grabber. Dengan durasinya yang cuma sekitar 100 menit, film ini juga sukses memberikan konklusi yang sangat memuaskan dari segala ketegangan yang ada sepanjang ceritanya.
Sukses membuat penonton kaget hingga tak nyaman
The Black Phone berhasil mengemas elemen horornya dengan porsi yang sangat pas. Sepanjang filmnya, akan ada banyak adegan jumpscare yang mampu bikin kamu menjerit hingga loncat dari tempat duduk ketika nonton. Build up ke momen jumpscare tertentu pun dibuat dengan cara yang sangat menegangkan dan benar-benar tak terduga.
Namun, film ini enggak cuma mengandalkan jumpscare saja untuk memberikan rasa takut kepada penontonnya. Soalnya, ada beberapa momen gore penuh darah yang cukup mengerikan, mengingat antagonis utama dari filmnya merupakan seorang pembunuh berantai. The Black Phone pun berhasil memaksimalkan kedua elemen horor ini sehingga membuat penontonnya “jantungan” hingga merasa tak nyaman.
Penampilan Ethan Hawke yang bikin ngeri
Sosok yang berperan penting dalam kesuksesan film ini adalah Ethan Hawke yang memerankan sosok The Grabber. Meski cuma manusia biasa, The Grabber berhasil memberikan kengerian kepada penonton sepanjang film lewat dialog dan juga tingkah lakunya. Bahkan, Hawke terkesan sangat ekspresif walaupun sepanjang filmnya hampir selalu menggunakan topeng yang mengerikan.
Satu-satunya kekuarangan dari sosok The Grabber yang Hawke perankan adalah latar belakangnya sebagai antagonis yang kurang terungkap. Dalam filmnya tak terlalu jelas apa alasan atau pemicu The Grabber akhirnya menculik sejumlah remaja cowok. Namun, mungkin hal ini sengaja dilakukan agar The Grabber terkesan seperti pembunuh berantai psikopat yang penuh misteri.
Selain Hawke, Mason Thames dan Madeleine McGraw selaku aktor pemeran Finney serta Gwen juga berhasil mencuri perhatian. Chemistry apik mereka sebagai sepasang kakak-adik yang saling melindungi mampu membuat penonton iri karena menginginkan hubungan yang sama.
***
Secara garis besar, The Black Phone memberikan pengalaman menonton dengan ketegangan yang intens ditambah penampilan mengerikan dari Ethan Hawke. Jika berminat, film ini bisa kamu saksikan melalui sejumlah jaringan bioskop Indonesia mulai 22 Juni 2022.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film The Black Phone ini? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan seputar film lainnya, ya!