Info 
*(SPOILER ALERT) Artikel ini sedikit mengandung bocoran film Ghostbuser Misteri Desa Penari yang mungkin mengganggu buat kalian yang belum nonton.
Apa yang terlintas di benak kamu kalau dengar kata “penangkap hantu” Mungkin banyak di antara kamu yang teringat dengan seri film Ghostbuster di Hollywood. Yap, waralaba film tentang para pemburu hantu yang dikenal luas tersebut bisa dibilang lintas zaman.
Nah, cerita yang tak jauh beda hadir di Indonesia. Film bertajuk Ghostbuser: Misteri Desa Penari ini baru tayang di Disney+ Hotstar. Buat kamu yang penasaran sama film pemburu hantu dengan kearifan lokal, Bisa langsung nikmati filmnya sekarang juga. Simak dulu trailernya di bawah ini.
Bagaimana keseruan film tersebut? Kalau dilihat dari judul, sudah pasti berunsur komedi, ya. Yuk, simak sinopsis dan review film Ghostbuser: Misteri Desa Penari khas KINCIR di bawah ini.
Kisah komedi tiga sekawan pengusir hantu
Sigit (Tora Sudiro) adalah seorang fotografer yang kariernya stuck. Bahkan, buat bayar uang kos-kosan pun sudah susah. Sigit memutar otak supaya bisa dapet uang tambahan. Sampai temen kosannya nyaranin dia buat buka jasa pengusir hantu.
Dari dulu, Sigit memang bisa melihat hantu, dan bakat itu yang coba dia kembangkan untuk mendapatkan penghasilan. Sigit menggandeng Alexa (Wulan Guritno) dan Genjing (Gary Iskak) untuk membuat tim pemburu hantu. Sigit juga dibantu oleh Ningsih, hantu baru yang bisa berkomunikasi dengannya. Jasa mereka pun viral. Ghostbuser kebanjiran orderan.
Kemudian, mereka mendapat pekerjaan dari seorang hantu laki-laki yang meminta Ghostbuser mengeluarkan istrinya (yang juga telah menjadi hantu) dari sebuah rumah tua. Tak disangka, kali ini Ghostbuser kewalahan dengan teror yang diberikan si hantu dari rumah tua. Jadi, mampukah Ghostbuser mengalahkan hantu tersebut dan meyakinkannya untuk bersatu lagi dengan suaminya? Cerita itu bisa kamu saksikan di film Ghostbuser yang sudah tayang di Disney+ Hotstar.
Perkembangan cerita yang pendek
Lewat premis yang menarik, sebetulnya film Ghostbuser punya potensi yang bisa jauh lebih di kembangkan. Sayangnya, film ini hanya berdurasi satu setengah jam. Alhasil, perkembangan ceritanya jadi begitu pendek.
Mulai dari keresahan Sigit yang tak punya uang untuk bayar kosan, kejadian tabrak lari yang bikin Sigit bisa ngobrol sama hantu Ningsih, sampai dia memutuskan untuk membuat Ghostbuser dan mengajak Genjing-Alexa untuk ikut bersamanya. Belum lagi, kejadian utama dalam film ini hadir di seperempat film terakhir. Jadi, gregetnya memang baru mulai terasa di akhir film.
Judul yang kurang nyambung
Film ini berjudul Ghostbuser: Misteri Desa Penari. Adegan mereka mengungkap kasus di Desa Penari ini ada, tapi sebatas pelengkap saja. Bahkan durasi misteri Desa Penari juga mungkin tak sampai sepuluh menit. Ditambah, nyaris tak ada hal yang menyulitkan mereka mengungkap misteri di Desa Penari. Jadi, agak aneh juga kenapa “Misteri Desa Penari” jadi judul utama.
Entah, ini bagian dari marketing sebagai parodi dari film KKN Desa Penari atau memang ada maksud lain. Namun yang jelas, penamaan judul ini mirip sama judul film-film komedi Indonesia zaman dulu.
Yang paling diingat mungkin film Warkop DKI bertajuk Setan Kredit. Sepanjang film, kisah setan kreditnya nyaris tak tampak. Baru diujung film, trio Warkop DKI ini mengungkap kasus “Setan Kredit”. Bedanya dengan Ghostbuser, film Warkop DKI menjadikan kisah “Setan Kredit” sebagai tujuan akhir si protagonis, sedangkan film Ghostbuser tidak.
Komedi yang Hambar
Film ini mungkin bergenre horor komedi. Dua genre yang begitu sulit digarap. Mengingat, menakut-nakuti orang dan membuat orang tertawa bukan perkara yang mudah. Sayangnya, komedinya di film ini tak terlalu bisa bikin ketawa. Lelucon yang ada kurang greget. Padahal kita tahu, Gary Iskak dan Tora Sudiro adalah dua nama yang kerap tampil lucu dalam film-film komedi.
Entah mengapa, hal itu tak bisa dirasakan sepanjang film. Akhirnya, 1 jam 26 menit film dilewati dengan komedi yang tak terasa. Sementara itu, horor yang dimunculkannya juga tak begitu seram.
Disutradarai dan diperankan oleh Tora Sudiro
Film ini disutradarai oleh Girry Pratama dan Tora Sudiro. Dari segi pengambilan gambar, memang masih ada yang kurang rapi. Beberapa kali kualitas gambar antara adegan yang satu dan yang lainnya berbeda. Shot-shot yang ditampilkan juga tak terlalu istimewa.
Meski begitu, ada satu adegan yang diambil dengan cukup baik, yakni adegan ketika Ningsih ditabrak oleh mobil. Adegan itu terasa nyata dan cukup mengagetkan. Ketika sebuah mobil tiba-tiba belok dan menabrak orang hingga tewas.
Film ini dibintangi oleh Wulan Guritno sebagai Alexa, Gary Iskak sebagai Genjing, dan Tora Sudiro sebagai Sigit. Film ini memang seperti proyeknya Tora Sudiro. Aktor asal Jakarta itu berada di dua posisi: sutradara sekaligus aktor.
Rasanya ini kali pertama Tora Sudiro berada di kursi sutradara. Sayangnya, film debutanya ini belum terlalu maksimal disuguhkan. Siapa tahu, di film keduanya nanti (jika benar dibuat sekuel) film Ghostbuser bisa lebih menghibur lagi.
***
Nah, buat kamu yang penasaran sama film penangkap hantu ala Indonesia ini langsung meluncur ke Disney+ Hotstar. Buat yang sudah nonton, bagikan pendapatmu di kolom komentar yang ada di awal artikel ini, ya.
