*Spoiler Alert: Review film Fistful of Vengeance ini mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Pada Februari 2022 ini, Iko Uwais yang terkenal sebagai aktor spesialis genre aksi asal Indonesia bakal membintangi film Hollywood terbaru yang berjudul Fistful of Vengeance. Film bergenre aksi-supernatural tersebut akan tayang secara eksklusif lewat layanan Netflix mulai 17 Februari. Film ini juga merupakan sekuel spin-off dari serial Wu Assassins yang turut tayang pada platform Netflix.
Sinopsis Fistful of Vengeance mengisahkan Kai Jin (Iko Uwais), sang Wu Assassins yang beraksi ke Bangkok bersama kedua sahabatnya, yaitu Lu Xin Lee (Lewis Tan) dan Tommy Wah (Lawrence Kao). Hal ini dilakukan demi membalaskan dendam atas kematian teman mereka. Namun, pelaku pembunuhan tersebut ternyata adalah makhluk mitologi kuno yang punya kekuatan dahsyat.
Nah, sebelum kamu nonton Fistful of Vengeance pada layanan Netflix, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film Fistful of Vengeance
Kisah simpel yang tak terlalu berkaitan dengan serialnya
Buat kamu yang sudah nonton serial Wu Assassins mungkin sepakat kalau serial orisinal Netflix tersebut punya jalan cerita yang cukup rumit dan berputar-putar. Sebab, serialnya terlalu berusaha buat menjelaskan mitologi terkait sang karakter utama dan baru mudah dimengerti pada pertengahan musim pertamanya. Beruntungnya, hal tersebut enggak dialami oleh film Fistful of Vengeance.
Plot dari Fistful of Vengeance sudah jelas sejak awal filmnya, yaitu Kai Jin dan dua temannya yang memburu pembunuh dari teman dekat mereka. Selain itu, unsur mitologi atau supernatural dalam versi filmnya juga enggak terlalu kental, meski memang berkaitan dengan sosok villain utamanya. Bahkan, versi filmnya ini enggak terlalu berkaitan dengan serial Wu Assassins meski melibatkan pemeran yang sama.
Kamu yang belum nonton serial Wu Assassins bahkan sebenarnya bisa menikmati keseruan jalan cerita dari Fistful of Vengeance berkat plotnya yang simpel. Apalagi, film ini lebih didominasi oleh adegan bertarung dan tak terlalu fokus terhadap jalan cerita. Namun, sisi negatifnya kamu enggak akan bisa merasakan kedekatan emosional antara Kai dengan Lu Xin dan Tommy kalau belum nonton serialnya.
Adegan aksi non-stop yang lebih brutal
Sama seperti serialnya, Fistful of Vengeance juga mengusung genre aksi dan penuh dengan adegan pertarungan dari para pemainnya, terutama Iko Uwais. Namun, film ini terbilang punya adegan pertarungan non-stop alias full action dari awal hingga akhir ketimbang versi serialnya. Tentunya, hal tersebut menjadi poin yang sangat positif buat kamu yang suka tontonan penuh aksi.
Selain itu, adegan pertarungan dalam versi filmnya juga terbilang jauh lebih brutal ketimbang versi serialnya. Sepanjang filmnya, kamu akan bisa menyaksikan adegan aksi yang penuh darah dan juga bernuansa gore. Well, dalam serialnya juga sebenarnya ada beberapa adegan gore, tapi rasanya momen brutal dalam versi filmnya terasa jauh lebih intens.
Dari segi koreografi sebenarnya tak ada yang jauh berbeda karena sama-sama memukaunya dengan versi serial. Apalagi, sebagian besar aktor yang terlibat dalam film ini sudah spesialis dalam genre aksi sehingga tak perlu memakai stuntman, termasuk Iko Uwais. Namun, koreografi pertarungan “gun-fu” khas Zama (Pearl Thusi) jadi sesuatu yang baru bagi franchise ini dan cukup mengingatkan kita dengan John Wick.
Chemistry para karakter yang lebih apik dan sangat menghibur
Seperti yang sempat KINCIR bahas sebelumnya, Fistful of Vengeance tetap melibatkan sejumlah pemain dari serial Wu Assassins. Namun, chemistry dari para karakternya entah mengapa terasa jauh lebih erat ketimbang dari serialnya, khususnya Kai, Lu Xin, dan juga Tommy. Dalam versi filmnya, mereka benar-benar terasa seperti keluarga yang saling melindungi dan peduli dengan keselamatan satu sama lain.
Chemistry antara Iko Uwais serta Lewis Tan sebagai Kai dan Lu Xin juga jauh lebih tersorot dalam versi filmnya ini. Sepanjang filmnya, kita akan bisa melihat duet Iko dan Tan yang jauh lebih dinamis ketika bertarung melawan musuh bersama dengan gaya bertarung mereka masing-masing. Tak cuma itu, kita juga bisa melihat momen bromance dari keduanya yang kurang muncul dalam versi serialnya.
Selain itu, kehadiran karakter baru seperti Zama dan juga Preeya (Francesca Corney) ke dalam kelompoknya Kai juga memberikan warna baru terhadap franchise ini. Sebagai Preeya, Corney berhasil menghadirkan nuansa yang cukup menghibur di tengah tema ceritanya yang penuh aksi. Sementara itu, sosok Zama berhasil masuk jajaran karakter cewek badass dari franchise-nya yang punya gaya bertarung sendiri.
Villain yang kurang berkesan
Satu-satunya kekurangan dalam Fistful of Vengeance mungkin terletak pada William Pan (Jason Tobi) dan Ku An Qi (Rhatha Phongam) yang kurang berkesan sebagai villain. Hal ini karena motif mereka terkesan sangat klise dan momen pertarungan dengan keduanya cuma terjadi pada bagian akhir filmnya. Tak cuma itu, nasib dari keduanya juga cuma berakhir “begitu saja” meski berstatus sebagai dewa.
Kalau mau dibandingkan dengan Alec McCullough yang jadi villain dalam versi serialnya, McCullough jelas lebih meninggalkan kesan kepada penonton. Namun, hal ini mungkin terjadi karena pembangunan latar belakang McCullough lebih jelas karena terjadi dalam 10 episode. Sementara itu, pembangunan kisah William Pan dan Ku An Qi sebagai villain cuma terjadi dalam film yang berdurasi sekitar 90 menit.
***
Meski menjadi sekuel dari Wu Assassins, Fistful of Vengeance tetap bisa dinikmati buat kamu yang belum nonton serialnya. Film ini akan sangat cocok buat kamu yang suka tontonan dengan adegan aksi non-stop tanpa plot yang ribet layaknya The Raid (2011). Kalau kamu tertarik, film ini bisa kamu saksikan secara legal lewat layanan streaming Netflix mulai 17 Februari 2022.
Nah, apakah kamu semakin tertarik untuk nonton filmnya setelah baca review film tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!