*(SPOILER ALERT) Review film Doraemon Nobita’s Sky Utopia ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Pada 19 Juli 2023 memang akan ada dua film Hollywood besar yang siap tayang berbarengan pada bioskop Indonesia, yaitu Barbie dan Oppenheimer. Namun, sebenarnya ada satu film lagi yang siap meramaikan bioskop Tanah Air pada tanggal tersebut, yaitu Doraemon: Nobita’s Sky Utopia. Ini merupakan film ke-42 dari anime Doraemon yang tentunya jadi tontonan wajib buat para penggemarnya.
Sinopsis film Doraemon: Nobita’s Sky Utopia berkisah tentang Nobita serta kawan-kawannya yang bertualang untuk menemukan Utopia. Setelah melakukan perjalanan dengan kapal penjelajah waktu, mereka menemukan Paradapia, sebuah dunia dengan kehidupan yang sempurna. Namun, ternyata kehidupan sempurna dalam dunia tersebut enggak sesuai dengan ekspektasinya Nobita.
Nah, sebelum kamu nonton film Doraemon: Nobita’s Sky Utopia pada bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film Doraemon: Nobita’s Sky Utopia
Film anak-anak dengan cerita kompleks yang berlangsung lamban
Film Nobita’s Sky Utopia memiliki rating usia SU sehingga bisa disaksikan oleh penonton usia berapapun. Bahkan, saat KINCIR menghadiri acara premier untuk screening film ini, studio bioskopnya lebih didominasi oleh penonton berusia anak-anak. Jadi, film ini pada dasarnya memang menargetkan penonton berusia anak-anak.
Namun, menurut KINCIR Nobita’s Sky Utopia justru jadi film animasi yang lebih cocok untuk penonton dewasa. Sebab, plot film ini cukup kompleks untuk anak-anak, dan punya plot twist yang lebih bisa penonton dewasa nikmati, begitu juga dengan joke-nya. Selain itu, makna yang film ini ingin sampaikan tentang kehidupan sebenarnya juga jauh lebih pas dengan realita kehidupan penonton berusia dewasa.
Sayangnya, penonton dewasa juga harus bersabar untuk bisa menikmati film ini. Pasalnya, meski memiliki durasi 107 yang terbilang tidak terlalu panjang, Nobita’s Sky Utopia memiliki pace penceritaan yang terbilang sangat lamban pada awal filmnya. Beruntungnya, kekurangan ini terbayarkan pada third act filmnya.
Voice acting yang bikin nostalgia
Doraemon memang menjadi salah satu anime legendaris yang hampir setiap generasi ketahui. Selain premis ceritanya, faktor yang membuat Doraemon menjadi ikonis tentu saja suara dari setiap karakternya yang sangat khas sehingga melekat pada telinga penonton. Nah, film Doraemon: Nobita’s Sky Utopia pun kembali menghadirkan para pengisi suara tersebut.
Kehadiran para dubber tersebut tentunya menjadi poin positif untuk film ini. Sebab, selain karena memang suara mereka yang sudah pas dengan karakternya masing-masing, suara mereka juga berhasil bikin penonton merasa nostalgia, khususnya para penonton dewasa.
Animasi 2D yang tetap bisa dinikmati
Dalam beberapa tahun terakhir ini, film animasi memang lebih banyak menggunakan format 3D atau bahkan menggabungkannya dengan teknologi CG. Duologi Stand by Me Doraemon sebenarnya juga menggunakan gaya animasi 3D. Meski begitu, Doraemon: Nobita’s Sky Utopia tetap setia dengan gaya animasi 2D-nya yang memang merupakan format animasi asli anime-nya.
Penggunaan format 2D pada film ini pun masih bisa kita nikmati sebagai penonton di tengah gempuran banyaknya film animasi dengan gaya 3D. Film ini juga terbilang membuktikan bahwa kualitas film animasi enggak selalu berkaitan dengan gaya animasinya. Sebab, dengan gaya 2D yang mungkin banyak orang sudah ‘kuno’, film ini masih berhasil memberikan pengalaman menonton yang menyenangkan.
***
Meski harus bersabar agar bisa menikmati filmnya, Doraemon: Nobita’s Sky Utopia berhasil memberikan cerita solid yang berada di luar ekspektasi penonton. Jika kamu tertarik, film ini sudah bisa kamu saksikan pada sejumlah bioskop Indonesia mulai 19 Juli 2023.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!