*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Cerita: 7 | Penokohan: 8 | Efek Suara/Scoring: 7 | Visual: 8 | Penyutradaraan: 8 | Nilai Akhir: 7,6/10
Danur 2: Maddah menggentayangi bioskop Indonesia dengan keseraman yang ditampilkan. Sekuel Danur (2017) ini masih menceritakan kisah Risa Saraswati. Namun, sesuai dengan judulnya, lo bakal diajak menyelami kehidupan dan kebiasaan mistis Risa lebih dalam.
Sinopsis: Risa dan adiknya memiliki seorang paman yang baru aja pindah rumah ke Bandung. Pamannya tinggal bersama Istri dan anaknya. Risa dan Riri pun sering berkunjung ke rumah sang paman yang besar dan kuno. Suatu ketika, keluarga tersebut mengalami beberapa kejadian aneh. Terlebih pamannya berubah sikap menjadi lebih dingin setelah memasuki satu kamar paviliun yang terbengkalai.
Masih diadaptasi dari novel karya Risa Saraswati yang berjudul Maddah (2012), film ini merupakan kisah nyata yang dialami sang penulis. Soalnya, Risa memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal gaib. Kalau di film horor, biasanya yang ditampilkan hanya karakter hantu yang jahat. Film ini justru menceritakan karakter hantu yang baik dan jahat.
Yap, masih ada di universe yang sama, sekuelnya ini Risa enggak lagi berhadapan dengan kuntilanak bernama Asih. Melainkan, sosok yang lebih kompleks dan menyeramkan. Risa bakal berhadapan dengan hantu Belanda yang enggak bisa move on, kasar, dan menyeramkan. Lo bisa lihat wujudnya sejak di poster filmnya.
Ceritanya lebih mudah diikuti. Meski lebih lambat, film ini bikin lo penasaran pada tiap adegannya. Menariknya, Danur 2: Maddah ini lebih banyak jump scare-nya dibanding film pertamanya. Bisa dibilang, film ini lebih serius dan logis dari segi cerita. Enggak terkesan buru-buru seperti film pertamanya.
Soal twist plot, Danur 2: Maddah ngasih kejutan menjelang akhir filmnya yang sebenarnya udah ditunjukkan di 30 menit awalnya. Nuansa mistisnya sudah terasa sejak adegan pembukaan film. Yap, kegelapan dan keseraman memang sengaja dibangun sepanjang film.
Bisa dibilang, film garapan MD Pictures dan PicHouse ini campuran feel antara waralaba Insidious dan The Conjuring. Kualitas cerita dan keseraman bisa dibilang naik kelas dari film sebelumnya. Namun, film ini lo lebih dibawa pelan-pelan mendalami cerita. Jadi, lo bakal sering nonton adegan yang kira-kira bakal muncul something evil, tapi enggak ada apa-apa.
Makanya, beberapa adegan seakan bakal bisa klimaks, tapi justru bikin emosi lo terombang-ambing. Ditambah, sosok hantunya digambarkan lebih kuat dan bikin penasaran karena enggak sering muncul. Unsur ketegangan yang dibangun pada sekuelnya ini enggak ngasih lo jeda.
Film ini masih dibintangi oleh Prilly Latuconsina sebagai Risa. Enggak bisa dimungkiri bahwa Prilly masih punya kualitas keren memerankan film horor. Apalagi, di film ini dia tampil lebih total. Lo seketika bakal lupa gaya Prilly yang manja dalam beberapa film dramanya. Prilly tetap tampil cukup baik.
Masih dimeriahkan oleh Sandrina Michelle sebagai karakter Riri yang lucu dan menggemaskan. Ditambah, Bucek sebagai Om Ahmad yang layak mendapatkan apresiasi. Ekspresi datarnya yang misterius bisa dibilang tepat untuk film horor.
Film ini juga dimeriahkan oleh aktris berbakat, Sophia Latjuba sebagai Tante Tina dan pendatang baru, Shawn Adrian sebagai Angki. Lo juga masih bisa melihat sosok teman-teman gaib Risa yang bertambah jadi lima. Diperankan oleh Gamaharitz (Peter), Alexander Bain (William), Kevin Bzezovski (Janshen), Matt White (Hendrick), dan Justin Rossi (Hans).
Kalau lo mengharapkan teman-teman hantu Risa dalam film ini, sepertinya lo bakal sedikit kecewa. Soalnya, mereka hanya muncul beberapa adegan aja. Namun, kehadiran mereka tetap ditunggu-tunggu penonton karena selalu jadi pahlawan.
Efek suara yang ditampilkan juga lebih mencekam. Lo enggak dikasih kendor meski musik-musik pengiring lebih jarang terdengar alias lebih sunyi. Namun, hal itu justru bikin suasana makin mengerikan.
Masih dengan lagu “Boneka Abdi”, seakan udah jadi trademark waralaba ini. Yap, lagu tersebut jadi penanda bahwa lo bakal melihat sosok hantu dalam film ini. Meski enggak sesering diperdengarkan dalam film pertamanya, lagu tersebut masih bikin lo merinding.
Menganai anggapan bahwa film sekuel enggak bakal sebaik film pertamanya, tampaknya sang sutradara Awi Suryadi mematahkan hal itu. Awi masih mempertahankan kualitasnya dalam karyanya ini. Layaknya James Wan pada tiap film Insidious, tapi Awi mencoba tampil lebih berani dan sedikit berbeda dari film pertamanya.
Awi masih menampilkan visual dengan latar yang bagus dan detail meskipun untuk film horor. Bisa dibilang, imajinasi Awi lebih “liar” dan udah bisa disandingkan dengan beberapa film horor garapan Hollywood. Terlihat dari beberapa pengambilan gambar yang brilian.
Nah, kalau lo suka film horor, Danur 2: Maddah bisa jadi pilihan utama lo saat ini. Ketika lo baper, ingat mantan pas nonton film drama, lo bisa menetralkan rasa itu dengan nonton film Danur 2: Maddah. Kali aja, kegagalan lo buat move on bisa hilang gara-gara “kesel” dengan hantu di Danur 2: Maddah yang mengerikan.
Lo udah bisa menikmati film Danur 2: Maddah sejak 29 Maret 2018 di bioskop seluruh Indonesia. Biar lebih nyaman pas nonton, ajak aja teman-teman dan gebetan. Namun, jangan ajak anak kecil di bawah umur 13 tahun, ya. Lo enggak pengen, ‘kan, keganggu dengan jeritan anak-anak yang ketakutan pas nonton Danur 2: Maddah? Kalau udah nonton, share, ya, pendapat lo lewat kolom komentar!