Info 
*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Aum! yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.
Jefri Nichol terakhir muncul di film yang berjudul Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi (2020). Lalu, Chicco Jerikho terakhir muncul di film yang berjudul Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (2020). Apa jadinya jika kedua aktor Indonesia tersebut bertemu dalam satu film? Nah, kolaborasi antara Jefri dan Chicco bisa kalian saksikan di film terbaru yang berjudul Aum!.
Dengan latar Indonesia pada 1998, tepatnya pada Peristiwa Reformasi 1998, Aum! berkisah tentang sekelompok pemuda yang punya tujuan dalam mendukung reformasi. Rasa takut dan cemas menghantui para pemuda ini dalam mencapai tujuan mereka. Soalnya, mereka harus bisa mendukung peristiwa reformasi tanpa harus terlihat menarik perhatian.
Lantas, bagaimana keseruan Aum!? Langsung saja simak review film ini versi KINCIR!
Semangat Reformasi yang Begitu Berapi-api di Awal Film
Tanpa berbasa-basi, Aum! langsung dibuka dengan adegan menegangkan yang menampilkan karakternya Jefri Nichol, yaitu Satriya, yang sedang dikejar-kejar di sebuah rumah susun. Setelah berusaha menghindar sedemikian rupa, Satriya akhirnya berhasil ditangkap oleh Adam yang ternyata adalah kakaknya sendiri.
Penangkapan Satriya ternyata berhubungan dengan gerakan reformasi. Adam yang merupakan orang militer berpura-pura menangkap Satriya dengan tujuan untuk menyelamatkan adiknya sendiri. Sepanjang perjalanan untuk kabur, penonton diperlihatkan interaksi Satriya dan Adam yang bertolak belakang. Satriya, seorang mahasiswa, yang menggebu-gebu ingin berpartisipasi dalam gerakan reformasi. Di sisi lain, Adam ingin Satriya diam demi keselamatan nyawa adiknya.
Seperempat awal Aum! memang ditampilkan dengan begitu berapi-api dan emosional. Namun, kalian mungkin bakal dibuat sedikit bingung dengan seperempat awal film ini. Ada beberapa adegan enggak nyambung yang tiba-tiba diselipkan di bagian awal film, seperti Adam dan Satriya yang sedang menari, Satriya yang sedang mencuci tangan, dan tarian harimau.
Apakah adegan-adegan enggak nyambung tersebut merupakan gaya seni dari sutradara Aum!? Eits, kalian bakal menemukan jawabannya menjelang pertengahan film ini. Soalnya, bakal ada kejutan saat memasuki pertengahan filmnya.
Plot Twist-nya Enggak Cukup Sekali!
Seperti yang telah dijelaskan pada poin di atas, bagian awal film terlihat begitu menggebu-gebu serta dibumbui dengan selipan adegan yang terlihat enggak nyambung. Pada awal film, kalian mungkin bakal berpikir bahwa Aum! adalah film tentang perjuangan reformasi yang begitu dramatis. Namun, pandangan tersebut langsung berubah ketika kalian memasuki pertengahan film ini.
Siapa yang pernah menonton film Jepang yang berjudul One Cut of the Dead (2018)? Awal film One Cut of the Dead terlihat begitu absurd dan menegangkan. Enggak tahunya, semua yang kalian lihat di awal film hanyalah bagian dari acara TV yang disiarkan secara live. Nah, Aum! menghadirkan konsep yang cukup mirip dengan One Cut of the Dead.
Apa yang kalian lihat di awal Aum! ternyata adalah film garapan sutradara Panca yang diperankan oleh Chicco Jerikho. Jadi, Panca dan timnya membuat sebuah film yang memiliki pesan tentang reformasi. Sejak pertengahan hingga akhir film, kalian bakal melihat berbagai konflik yang terjadi saat Panca menggarap filmnya.
Pertengahan hingga akhir Aum! menampilkan nuansa cerita yang benar-benar berbeda dengan bagian awal filmnya. Perselisihan yang terjadi saat membuat film juga diwarnai dengan berbagai adegan konyol yang dilakukan oleh para kru. Interaksi antara Panca, produser, kru, dan para aktornya terlihat begitu natural selayaknya kita melihat video behind the scene suatu film.
Enggak hanya sekali, kalian juga bakal menemukan plot twist di bagian akhir film. Plot twist di akhir filmnya memang enggak tertebak, sih. Sayangnya, plot twist tersebut terlihat cukup janggal dan agak dipaksakan. Plot twist yang ditampilkan malah menimbulkan sebuah plot hole di film ini.
Kolaborasi Para Aktor yang Tampil Sangat Apik
Dua aktor yang perlu diapresiasi penampilannya di Aum! adalah Jefri Nichol dan Aksara Dena. Soalnya, kedua aktor tersebut tampil dengan dua peran sekaligus di film ini. Saat menjadi Satriya dan Adam, Jefri dan Aksara tampil begitu apik layaknya aktor di era 1990-an dengan akting dan tutur katanya yang kaku. Namun begitu mereka lepas dari peran Satriya dan Adam, Jefri dan Aksara langsung tampil lebih santai.
Menariknya, aktor-aktor lain juga mampu mengimbangi penampilannya Jefri dan Aksara. Sehingga, semua aktor terlihat bersinar dengan porsinya masing-masing. Kalian bakal dibuat geregetan dengan cekcok antara Panca (Chicco Jerikho) dan produsernya (Agnes Natasya Tjie). Ditambah lagi, tingkah lucu dari para aktor yang berperan sebagai kru. Semua aktor menciptakan harmonisasi menyenangkan di film ini.
Visual ala Film 1990-an yang Bikin Bernostalgia
Para aktor yang tampil di Aum! sudah cukup baik menampilkan gaya orang 1990-an dengan cara berpakaian dan tutur kata mereka. Selain itu, kalian bakal merasakan nuansa 1990-an yang begitu kental di film ini lewat gaya visualnya. Jika kalian lihat pada trailer di atas, Aum! memang menampilkan efek kamera yang benar-benar seperti film di era 1990-an.
Model visual tersebut bisa dibilang menjadi nilai plus dari film ini. Kalian pastinya pernah menonton film Indonesia dengan latar waktu jadul, tetapi kurang terasa jadulnya karena efek kameranya yang terlalu modern. Nah, visual jadul yang ditampilkan Aum! benar-benar meyakinkan, sehingga penonton seperti benar-benar menonton film yang dibuat di era 1990-an. Anak generasi 1990-an dijamin bakal dibuat bernostalgia dengan visual film ini.
***
Bisa dibilang, Aum! menampilkan sesuatu yang segar untuk industri perfilman Indonesia di tengah pandemi saat ini. Apalagi, film ini menampilkan perjuangan mendukung reformasi dengan cara yang berbeda. Ditambah lagi, kalian bisa juga bisa merasakan nuansa nostalgia lewat film ini.
Aum! bisa kalian tonton mulai 30 September 2021 di situs maupun aplikasi Bioskop Online. Kalian bisa menonton film ini secara legal dengan harga Rp15 ribu. Buat yang sudah menonton, apa pendapat kalian mengenai film ini?
