*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Cerita: 7 | Penokohan: 8 | Visual: 8 | Sound Effect/Scoring: 8 | Penyutradaraan: 7 | Nilai Akhir: 7,6/10
Seperti yang lo tahu, Disney tampak tengah gencar bikin adaptasi dari novel atau dongeng klasiknya menjadi film live action. Selain proyeknya Mulan, Aladdin, Dumbo, dan Snow White yang masih akan dirilis 2019 dan 2010 mendatang. Tahun ini, Disney siap menghadirkan proyek live action, Mary Poppins dan Christopher Robin. Untuk film Christopher Robin sendiri baru aja dirilis pada 3 Agustus lalu di bioskop luar negeri, sedangkan di Indonesia sendiri baru tayang 22 Agustus.
Christopher Robin mengangkat kisah anak cowok bernama Christopher Robin dengan masa kecilnya yang penuh petualangan di hutan Hundred Acre, bersama dengan Pooh, Eeyore, Tigger, Kanga, Roo, Rabbit, Owl, dan Piglet. Kini Robin beranjak dewasa dan dia sibuk dengan pekerjaannya. Teman-teman masa kecilnya, Pooh, Eeyore, Tigger, dan Piglet tiba-tiba datang ke dunia nyata dan menemui Robin kembali untuk membantunya menemukan kembali sisi lain dalam dirinya yang ceria dan penuh kebahagiaan.
Christopher Robin dan Winnie the Pooh pertama kali diceritakan dalam buku karangan A.A. Milne yang berjudul When We Were Young (1924). Kumpulan cerita karangan Milne ini akhirnya menjadi sebuah buku berjudul Winnie the Pooh yang dipublikasikan pada 1926. Pas bikin Winnie the Pooh, Milne terinspirasi dari anaknya, Christopher Robin Milne, dan boneka Teddy Bear miliknya. Winnie the Pooh sendiri menceritakan persahabatan Christopher Robin dengan boneka beruang Pooh dan teman-temannya.
Intip nih, Karakter Winnie the Pooh Ternyata Cewek!
Film ini dibuka dengan adegan perpisahan Robin kecil bersama teman-teman masa kecilnya di hutan Hundred Acre. Sesaat sebelum Robin kecil hadir di tengah-tengah Pooh, Eeyore, Tigger, Kanga, Roo, Rabbit, Owl, dan Piglet, Eeyore sempat dipersilahkan Owl untuk membacakan puisi spesial untuk Robin. Adegan-adegan pembuka ini tampaknya sengaja dihadirkan sang sutradara, Marc Forster, agar para penonton bisa membandingkan bagaimana bahagianya Robin kecil saat berkumpul bersama Pooh dan teman-temannya tersebut.
Lalu, alur pun berjalan cepat dari Robin yang berpisah dengan teman-temannya di hutan Hundred Acre, masuk sekolah asrama, bokapnya meninggal, lalu bertemu dengan Evelyn Robin (Hayley Atwell), yang akhirnya jadi istrinya. Hingga akhirnya sampai pada Robin dewasa yang sibuk dengan pekerjaannya di perusahaan koper.
Christopher Robin berubah dari pribadi kecil yang ceria menjadi Robin dewasa yang harus menghadapi peliknya kehidupan dunia nyata. Mulai dari masalah pekerjaan, lalu persoalan rumah tangga karena kesibukan Robin dengan pekerjaannya, dan berbagai masalah orang dewasa lainnya yang membuat Robin seolah lupa cara untuk bahagia. Hidupnya pun membosankan, saking sibuk dengan kerjaan.
Di saat Robin yang tengah pusing dengan masalah-masalahnya tersebut. Di waktu yang sama, beda lokasi, Pooh di hutan Hundred Acre tengah sedih karena kehilangan teman-temannya. Pooh yang bingung akhirnya masuk ke sebuah pintu pohon yang kemudian membawanya ke London, dan hadir di hadapan Robin.
Bukannya bahagia dan menikmati waktu bersama dengan teman masa kecilnya tersebut. Robin malah merasa terganggu dengan kehadiran Pooh dan membawanya kembali ke hutan Hundred Acre. Nah, di pertengahan film ini, sebenarnya banyak adegan sedih seperti saat-saat Robin memarahi Pooh dan meninggalkannya di hutan Hundred Acre.
Entah kenapa sang aktor, Ewan McGregor, tampaknya kurang total untuk menjadi Robin yang kasar. Jadinya nangggung, penonton pun mungkin merasakan sedihnya juga nanggung. Ya, karena itu, soulless.
Akting dari McGregor sebagai Robin dewasa sebenarnya udah bagus dan patut diacungi jempol. Karena berakting dengan bantuan teknologi CGI dan benda enggak nyata tentunya bukan pekerjaan yang mudah. Enggak heran kalau aktor satu ini berhasil memenangkan penghargaan Golden Globe dan masuk nominasi Emmy Awards.
Untuk ekspresi pun dia juga sangat lihai seolah-olah dirinya tengah beradu akting dengan manusia biasa. Namun, jika disimak, McGregor tampak kurang mendalami perasaannya saat berakting memerankan karakter Robin ini. Jadi, sangat disayangkan membuat film ini jadi kurang spesial.
Ending film ini pun juga biasa aja dan mudah ketebak. Buat lo yang udah sempat mikir kalau bakal nangis nonton film ini, sepertinya sih enggak akan. Suasana sedih yang dihadirkan pun benar-benar kurang dan enggak akan bikin nguras air mata penonton. Ending bahagia justru terasa biasa saja.
Petualangan yang disajikan di akhir cerita saat Madeline Robin (Bronte Carmichael), Pooh, Tigger, Piglet, dan Eeyore pergi ke London untuk mengantar dokumen penting Robin juga terasa sangat singkat dan kurang menantang. Ya, enggak seperti film Disney sebelum-sebelumnya yang selalu mengandalkan petualangan yang panjang dengan momen-momen yang menyentuh sekaligus memukau.
Meski begitu, dengan skenario yang ditulis Alex Ross Perry, Tom McCarthy, dan Alison Schroeder, film Christopher Robin berhasil menyelipkan pesan moral untuk penontonnya. Saat manusia beranjak dewasa, mereka akan terlalu fokus untuk masa depan sehingga terkadang lupa membuat bahagia diri sendiri saat masa sekarang. Pooh mengajarkan kalau ada saatnya, kita butuh waktu di mana kita enggak mikirin banyak hal dan menikmati kehidupan sejenak.
Untuk pengalaman sinematiknya sendiri, film ini menyajikan tone yang agak gelap mengarah pada grey. Meski begitu, tone-nya cukup ciamik untuk dinikmati. Seperti yang lo tahu film ini memadukan live action dan CGI. Efek visual yang ditampilkan pun juga udah lebih dari cukup. Enggak terlihat ada cacat di film yang sangat bergantung pada efek CGI ini.
Selain dibintangi Ewan McGregor, Hayley Atwell, dan Bronte Carmichael, film Christopher Robin juga diramaikan oleh pengisi suara dari teman-teman masa kecil Robin. Diantaranya, Jim Cummings yang mengisi suara Pooh dan Tigger, Brad Garrett (Eeyore), Toby Jones (Owl), Nick Mohammed (Piglet), Peter Capaldi (Rabbit), dan Sophie Okonedo (Kanga). FYI, Jim Cummings udah menjadi pengisi suara Pooh selama puluhan tahun silam sejak 1996.
Film berdurasi 103 menit ini bisa lo jadikan sebagai ajang family time di akhir pekan. Soalnya, film ini bisa dinikmati mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Kalau lo udah nonton filmnya, jangan lupa sempatkan diri lo untuk kasih penilaian soal film ini di kolom review di bagian atas, ya!