(REVIEW) Bohemian Rhapsody (2018)

Bohemian Rhapsody
Genre
  • Biography
  • drama
  • Music
Actors
  • Ben Hardy
  • Gwilym Lee
  • Joseph Mazzello
  • Lucy Boynton
  • Rami Malek
Director
  • Brian Singer
Release Date
  • 31 October 2018
Rating
4 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film Bohemian Rhapsody yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Kalau lo nyangka film Bohemian Rhapsody adalah film dokumenter grup band Queen, itu kurang tepat. Kalau lo nyangka Bohemian Rhapsody adalah film musikal, itu juga kurang tepat. Yap, film ini berusaha menampilkan kisah sang frontman Queen dengan segala kemegahan dari lagu-lagunya.

Mengisahkan Farrokh Bulsara, bocah imigran yang datang bersama keluarganya ke tanah Inggris untuk mengubah nasib. Beranjak dewasa dang anti nama jadi Freddie Mercury, dia punya pikiran liar yang tertahan di dalam hati dan kepalanya. Dari sekian banyak grup band pada masa mudanya, dia menyukai Smile, grup band yang membawakan musik rock pada kala itu. Hingga akhirnya, ide “liar” membawa grup band tersebut bernama Queen dan jadi sosok populer.

 

Kisah sang Legenda yang Bikin Simpati

Judul Bohemian Rhapsody dipilih bisa jadi karena menghormati mahakarya dari band populer dunia, Queen. Menariknya, film ini diawali dan diakhiri dengan konser Live Aid, konser amal terbesar yang menampilkan musisi terkenal pada zamannya. Hal yang bikin lo simpati pada sosok Freddie Mercury yaitu narasi ketika dia termasuk kelompok minoritas di lingkungannya.

Film ini berani menampilkan realita dari seseorang yang dikagumi. Enggak ada yang ditutupi, meski isunya sensitif. Namun, sang sutradara berhasil menampilkan realita tersebut dengan epik dan rapi. Entah apakah narasi tersebut memang udah diatur oleh Bryan Singer, atau memang diubah oleh Dexter Fletcher. Mengingat, Singer telah meninggalkan proyek film ini setengah jalan, lalu diteruskan oleh Fletcher.

Jangan harap film Bohemian Rhapsody ngasih lo komedi intens yang bakal menghibur lo. Sebaliknya, setiap narasi yang diucapkan semua karakternya ngasih lo motivasi. Banyak energi positif yang terpancar di tiap adegannya. Apalagi, ketika melakukan konser di depan lautan manusia.

Memang, banyak adegan epik yang bikin lo pengen tepuk tangan. Namun, di sisi lain ada juga kekurangan film ini yang bikin penonton bosen. Bisa jadi karena sang sutradara pengen menyampaikan semua karier dan kehidupan Freddie Mercury secara lengkap. Sayangnya, karena banyaknya materi, bikin film ini terlalu terburu-buru menyampaikan. Jadinya, bakal dibikin bingung antara karier Freddie atau Queen.

 

Karakter yang Penuh Penjiwaan

Sejak awal, ketika Rami Malek dikabarkan berperan sebagai Freddie Mercury, banyak yang antusias dan berekspektasi lebih padanya. Bagaimana enggak? Sosok Freddie Mercury jadi legenda musik yang masih dikenang hingga kini. Rami Malek berhasil membawa kembali Freddie Mercury dengan total dan hampir sempurna. Mulai dari gesture, hingga secara fisik yang mirip abis. Meski enggak terlalu tinggi, Malek bisa memainkan sisi maskulin, manja, dan egoisnya Freddie.

Memang, Rami Malek dapat perhatian utama di film ini. Namun, lo juga enggak boleh melupakan Lucy Boynton sebagai Mary Austin, cewek berpengaruh di kehidupan Freddie. Ada juga Bn Hardy sebagai Roger Taylor, Joseph Mazello sebagai John Deacon yang mirip abis, dan Gwilym Lee sebagai Brian May.

Visual dan Soundtrack yang Bikin Merinding

Harus diakui, secara narasi film Bohemian Rhapsody enggak se-epik film-film biopik lainnya. Enggak ada pidato yang menggetarkan jiwa. Satu hal yang bikin film ini memiliki nilai lebih adalah scoring-nya. Sejak awal dan sepanjang film, biopik ini menyuguhkan sederet lagu-lagu populer Quenn. Tercatat, ada 22 lagu yang jadi soundtrack.

Sejak awal, lo udah dibikin merinding dengan suara Freddie nyanyi. Makin dibikin merinding dan haru pas lo disuguhkan konser-konser megahnya. Klimaksnya, ketika film ini menampilkan adegan konser Live Aid. Buat lo yang belum tahu Queen sebelumnya aja lo bakal dibikin merinding, bagaimana buat lo yang ngaku penggemarnya. Dijamin, air mata lo enggak terbendung saking rindunya dengan Freddie Mercury dan Queen.

Visual yang ditampilkan juga bukan pemandangan kota di era tahun 1980-an. Melainkan, lautan manusia yang bikin ngerasa bahwa lo adalah bagian dari konser besar itu. Warna-warna cerah dan glamor juga memenuhi film ini sejak awal. Meski menampilkan latar jadul, film ini ngasih visual cerah yang justru menampilkan sisi glamor dan modern di zaman tersebut.

Secara garis besar, film ini enggak mengecewakan juga enggak terlalu memuaskan. Ada dibatas kualitas di atas rata-rata. Kalau lo mikir film ini bisa bikin lo sing-along sepanjang film, kayaknya gagal. Soalnya, sang sutradara berhasil memainkan emosi penonton. Lo enggak hanya dibikin bahagia, tapi juga simpati dan haru terhadap sang karakter utama. Jadinya, pas lo nonton, lo pengen nyanyi, tapi saat itu hati lo justru tersentuh.

Film ini manjain banget penggemar band Queen. Namun, bukan berarti ngebosenin buat lo yang enggak tahu Queen. Lagu-lagu yang disuguhkan, udah pasti pernah lo denger, deh! Lo bisa ajak temen-temen lo yang suka dengan Queen atau orangtua lo yang dulu favoritin Queen.

Oh ya, film ini untuk 17 tahun ke atas. Jadi, kalau lo ajak anak di bawah umur, mending lo pikir-pikir lagi, deh! Soalnya, ada konten yang dirasa sensitif. Film Bohemian Rhapsody siap tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai 31 Oktober 2018.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.