*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Cerita: 9 | Penokohan: 10 | Efek Suara/Scoring: 8 | Visual: 9 | Nilai Akhir: 9/10
Pernah bayangin Bumi di masa depan bakalan kayak apa? Film Blade Runner 2049 ngasih salah satu gambaran yang mungkin aja terjadi dalam beberapa tahun lagi. Film bergenre fiksi ilmiah besutan Denis Villeneuve ini merupakan sekuel dari film yang disutradarain sama Ridle Scott berjudul Blade Runner (1982).
Viki, sih, nyaranin kalau mau nonton film ini di bioskop, lo harus nonton film pertamanya dulu daripada nanti lo bengong-bengong doang di dalam bioskop karena enggak ngerti ceritanya tentang apaan. Namun, kalau lo memang udah ngebet dan penasaran banget buat nonton filmnya, ya, Viki kasih pengantar sedikit aja tentang film Blade Runner pertama.
Blade Runner ngambil latar Bumi di era 2019 saat manusia buatan (disebut replicant) mulai hidup bareng sama manusia beneran. Karena manusia buatan pada tahun itu belum bisa hidup lama, ada, tuh, kerjaan buat ngeburu mereka dan bikin mereka pensiun atau ngebunuh mereka yang dinamain blade runner. Salah satu blade runner namanya Rick Deckard (Harrison Ford). Nah, alih-alih ngeburu semuanya, Deckard malah jatuh hati sama replicant yang namanya Rachel.
Karena Blade Runner 2049 ini terjadi 30 tahun setelahnya, pastinya, banyak kejadian lagi yang enggak bakalan semuanya bisa diceritain di film. Makanya, sang sutradara ngajak beberapa pembuat film buat bikin tiga film pendek yang menceritakan kejadian-kejadian penting di antara 2019—2049. Nah, tonton dulu, nih, tiga videonya.
Pada 2049, manusia masih hidup bareng sama para replicant, tapi kerjaan sebagai blade runner pun masih eksis. Salah satu blade runner yang ada di tahun itu merupakan anggota LAPD yang namanya Officer K (Ryan Gosling). Tugasnya masih sama, ngeburu replicant versi lama dan bikin mereka pensiun. Bagian awal film ini kejadiannya satu tahun setelah film pendek ketiga.
Officer K ngeburu Sapper Morton (Dave Bautista) ke tempat tinggalnya hingga akhirnya nemuin teka-teki baru tentang manusia dan replicant yang bikin dia kepikiran. Jangankan pemainnya, Viki yakin, deh, lo juga bakalan ikut mikirin ceritanya bakalan dibawa ke mana. Viki mau ngasih tahu lagi, film ini durasinya 163 menit atau 2 jam 43 menit. Kalau enggak fokus pas nonton, Viki yakin, lo bakalan enggak gagal paham sama jalan ceritanya.
Tenang, walaupun durasinya lama, ceritanya enggak membosankan sama sekali. Alurnya dibuat sangat lembut dari adegan yang satu ke adegan selanjutnya. Jangan cari banyak aksi, ya, di film ini. Dari durasi yang lama itu, adegan pukul-pukulan dan tembak-tembakannya cuma sedikit banget. Viki hitung, cuma ada lima adegan baku hantam dan adu tembak.
Di masa depan yang diceritain film ini, bakalan ada teknologi ciptaan Niander Wallace (Jared Leto) yang bisa nampilin hologram cewek bernama Joi (Ana de Armas). Joi yang dipunyain Officer K pertama kali cuma bisa jalan-jalan di dalam rumah. Programnya pun ditingkatin sampai Joi bisa keluar rumah bersama Officer K.
Perusahaan Wallace juga jadi pembuat replicant terbesar dan selalu semena-mena sama buatannya itu. Menurut Viki, Jared Leto di sini keren banget pas jadi sosok orang jahat. Beda banget pas dia jadi Joker di film Suicide Squad (2016) yang begajulan dan gila. Di film ini, Leto lebih terasa dingin, enggak banyak tingkah, dan kejam walaupun enggak pakai ketawa nyeremin.
Wallace punya ambisi untuk bikin replicant terbaik sampai dia pun ngeburu sosok Deckard yang udah lama hilang karena dia tahu Deckard punya kunci buat bikin replicant terbaik. Officer K pertama kali yang berhasil nemuin kembali Deckard, namun gerombolan suruhan Wallace juga berhasil nemuin mereka. Pascakejadian itu, Officer K akhirnya sedikit banyak tahu asal-usulnya.
Sebagai latar, Kota Los Angeles di era 2049 yang digambarin di film ini tampak suram dan gelap. Cuma ada gedung-gedung tinggi yang dihiasin layar LED dan hologram. Futuristis, tapi mencekam. Tempat lain pun enggak kalah suram. Misalnya aja kota tak berpenghuni nan tandus yang jadi tempat pertemuan antara Officer K dan Deckard.
Blade Runner juga punya suara-suara spesial di sepanjang film. Lo enggak bakalan banyak denger lagu atau efek suara sepanjang film. Sekalinya ada, waktunya pas banget buat ngagetin lo atau ngegambarin suasana suram di film. Ya, mirip film garapan Villenueve lainnya, Arrival (2016). Sang sutradara juga masukin lagu-lagu klasik, kayak lagu “Can’t Help Falling in Love”-nya Elvis.
Secara keseluruhan, Viki ngasih apresiasi tinggi ke film Blade Runner 2049. Di samping cerita yang keren banget, banyak pula pelajaran tentang kemanusiaan di dalam film ini. Salah satunya, walaupun orang di sebelah lo itu manusia buatan, enggak sepantasnya lo beda-bedain. Eh, benar, enggak, orang di sebelah lo replicant? Coba, deh, tanyain.