*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.
Film tentang masa SMA memang selalu berhasil bikin kita bernostalgia. Apalagi, ditambah dengan sosok penggarapnya adalah Riri Riza dan Mira Lesmana yang sudah terkenal dengan tema persahabatan, cinta dan masa sekolah.
Kali ini, mereka kembali merilis film remaja yang dijamin akan bikin kalian rindu masa-masa SMA. Berjudul Bebas, film ini bercerita tentang enam orang sahabat di satu sekolah yang melewati suka-duka bersama. Hingga pada suatu hari suatu masalah terjadi dan membuat mereka terpisah.
Setelah 23 tahun berpisah, salah satu anggota Geng Bebas terserang penyakit mematikan dan meminta bertemu semua anggota kelompok sebelum dia meninggal. Apakah Geng Bebas akan bisa berkumpul kembali? Yuk, simak ulasan KINCIR di bawah ini.
Perpindahan Timeline yang Tertata Rapi
Sewaktu awal menonton film Bebas kalian akan diajak bertemu Geng Bebas versi dewasa yang dimulai oleh Vina (Marsha Timothy) yang merasakan kekosongan dalam hidup yang serba berkecukupan. Gejolak mudanya mulai muncul saat dia bertemu dengan Kris (Susan Bachtiar), salah satu anggota gengnya di sekolah 23 tahun yang lalu.
Film ini terbilang unik karena menggabungkan dua zona waktu, yaitu pada 1996 saat geng bebas SMA dan di masa sekarang. Tiap perpindahan timeline pun enggak bikin bingung, karena dibedakan oleh suasana film.
Menariknya, ketika masuk zaman Geng Bebas sekolah, kalian akan disambut banyak hal yang ikonis di tahun tersebut. Bebas juga memasukan unsur sosial politik ‘90-an yang sedang banyak pergolakan. Bahkan, seakan relate dengan situasi yang terjadi di Indonesia saat ini.
Meski alur ceritanya mengasyikan dan menghibur, beberapa adegan tampil hanya sebagai pengingat bahwa adegan tersebut ada di materi yang diadaptasi, Sunny (2011). Untungnya, dua penulis naskah, Mira Lesmana dan Gina S. Noer bisa menghubungkan dengan budaya di Jakarta pada tiap masa.
Riri Riza, Mira, dan Gina harus diacungi jempol soal mengaduk-aduk perasaan penonton. Meski enggak intens bikin sedih, kecewa, dan senang, permainan emosi dalam film Bebas bakal relate ke banyak penonton, terlebih yang tumbuh remaja pada masa 1996.
Banyak momen yang bikin film ini cocok ditonton segala kalangan. Bukan hanya cocok karena hidup di zaman yang sama, tapi juga cocok karena juga merasakan masalah yang sama dengan Geng Bebas versi remaja maupun dewasa.
Misalnya, momen pernah punya geng yang ditakuti, menjadi senior yang berkuasa atau junior yang terlalu nurut, menjadi anak baru yang masuk geng populer, memendam cinta lama, dan reunian dengan sahabat setelah lama berpisah.
Pembangunan Karakter yang Kuat Didukung Pemain Berbakat
Pembangunan karakter yang kuat juga menjadi salah satu nilai tambah dari Bebas. Hebatnya, Riri bisa mengarahkan mereka meski berbeda generasi. Para pemain muda misalnya, mereka secara mengejutkan bisa tampil luar biasa, bahkan, bisa menyaingi kepiawaian pemain seniornya.
Seperti, Sheryl Sheinafia sebagai Kris, Maizura sebagai Vina, Zulfa Maharani sebagai Gina, Agatha Pricillia sebagai Jessica, Lutesha sebagai Suci, dan Baskara Mahendra sebagai Jojo. Pengembangan karakter mereka dibangun pelan-pelan seiring perjalanan film.
Sementara, pemain seniornya seperti Susan Bachtiar sebagai Kris, Marsha Timothy sebagai Vina, Widi Mulia sebagai Gina, Indy Barends sebagai Jessica, Salvita Decorte sebagai Suci, dan Baim Wong sebagai Jojo, bisa berakting menjadi penyeimbang pemain muda dengan piawai.
Bahkan, kalian enggak perlu mikir “si dia jadi siapa”, karena pembangunan karakternya memang semirip itu. Bahkan juga mirip dengan pemain dalam film aslinya, Sunny.
Sebagai informasi, Gina mengubah salah satu karakter perempuan di Geng Bebas menjadi laki-laki yaitu Jojo. Sementara di film Sunny, semua karakternya adalah perempuan, karena memang berada di sekolah khusus perempuan. Adanya Jojo, menambah keberagaman yang ada di Indonesia.
Penggambaran ‘90-an yang Relate
Salah satu kekuatan dari Bebas ada pada soundtrack yang mengiringi sepanjang film. Buat generasi ‘90-an yang nonton Bebas, kalian pasti enggak bakal tahan buat ikut nyanyi. Soalnya, lagu-lagu yang jadi latar musik di film ini benar-benar mengingatkan serunya di zaman tersebut.
Kalian bisa menikmati lagu Dewa 19 “Cukup Siti Nurbaya” yang dijadikan latar untuk koreografi Geng Bebas. Ada juga lagu “Sendiri” milik mendiang Chrisye yang selalu mengalun syahdu bersama dengan kemunculan Jaka.
Enggak ketinggalan lagu milik rapper Iwa K berjudul “Bebas” yang diaransemen dan dinyanyikan oleh para pemainnya. Lagu yang dijadikan sebagai tema dan penutup Bebas, dijamin membuat kalian ikut bernyanyi dan berasa banget momen kebebasanya.
Kalau kalian termasuk generasi yang enggak pernah dengar lagu-lagu musik pengiring Bebas, enggak usah khawatir karena lagunya enak buat didengar dan bisa masuk ke dalam playlist kalian.
Visual dari Bebas juga enggak kalah kece, lho. Penggambaran suasana ‘90-an terlihat apik didukung dengan efek gambar yang bernuansa retro. Lokasi yang dipilih pun bernuansa vintage yang masih eksis hingga kini. Bebas juga menjadi film pertama yang syuting di MRT.
Penggambaran gaya dan karakter anak ‘90-an di Bebas juga enggak kalah luar biasa. Mulai dari hal kecil seperti rok pendek dengan kaos kaki tinggi, pakaian berwarna cerah, musik, sampai bahasa “G” yang hit pada zaman tersebut.
Diadaptasi dengan Gaya Khas Indonesia
Namanya juga film adaptasi, pasti ceritanya akan mirip. Dalam beberapa hal, Riri Riza membuat variasi agar lebih berasa cocok sama kebiasaan anak sekolah di Jakarta.
Konflik yang diperlihatkan juga sedikit berbeda. Dalam Bebas konflik yang ditampilkan lebih sedikit daripada Sunny. Hal-hal seperti operasi plastik yang bukan hal biasa di Indonesia juga dihilangkan. Paling mencolok perbedaannya adalah jika Sunny mengambil latar 80-an, Bebas memilih 90-an sebagai latar belakang ceritanya.
Riri terlihat ingin Bebas lebih terasa Indonesia agar lebih bisa diterima penonton. Nostalgia memang menjadi kata kunci yang dipegang Riri Riza dan Mira Lesmana ini untuk menggarap Bebas.
Secara keseluruhan kalian akan benar-benar merasakan pengalaman nostalgia di bioskop. Ide cerita Bebas memang enggak ada yang terlalu istimewa, tapi soundtrack hingga visualisasi dalam film ini bisa jadi pencair setelah nonton Joker (2019).
Dari tiap karakter yang ada juga kalian akan diajarkan untuk bagaimana mensyukuri hal-hal yang masih kalian miliki. Kalian juga akan diajarkan untuk semakin mencintai diri sendiri dan berdamai dengan masa lalu.
***
Film dengan kategori usia di atas 13 tahun ini mulai tayang di bioskop pada 3 Oktober 2019. Buat yang udah nonton, jangan lupa kasih bintang dan review kalian di bagian atas artikel KINCIR ini, ya.