Penggemar film wajib bahagia karena salah satu event terbesar dan bergengsi di dunia perfilman, Jakarta Film Week, resmi dibuka pada tanggal 25 Oktober 2023! Jakarta Film Week adalah sebuah festival film internasional yang diprakarsai oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta sejak tahun 2021.
Sebanyak 102 film, baik film Indonesia mau pun film internasional meramaikan acara bergengsi ini pada tahun 2023 dan bisa turut kamu nikmati di bioskop! Film-film terpilih Jakarta Film Week ini tidak cuma cantik secara visual, tetapi juga memiliki makna yang bernas dan menambah khazanah pengetahuan kamu, baik terkait budaya berbagai negara mau pun terkait pengalaman sinematik itu sendiri.
Nah, mana saja nih rekomendasi film pilihan Jakarta Fashion Week yang sayang banget kamu lewatkan? Yuk, simak resensi film-film menarik tersebut dan di mana kamu bisa menontonnya!
Deretan film yang bisa kamu lihat di Jakarta Film Week
If Only I Could Hibernate (2023)
Asal: Mongolia
Sayang banget jika kamu melewatkan film ini! Soalnya, If Only I Could Hibernate akan sulit untuk ditemukan di platform VOD biasa. Selain itu, film ini juga memuat perjuangan seorang anak dengan seabrek masalah keluarga yang menjadi bebannya.
Film ini bercerita tentang seorang remaja laki-laki miskin tetapi penuh semangat, Ulzii, yang tinggal di daerah yurt di ibu kota Mongolia, Ulaanbaatar. Ia bertekad untuk memenangkan kompetisi fisika untuk mendapatkan beasiswa. Namun, ibunya yang buta huruf menemukan pekerjaan di pedesaan harus dan meninggalkan dia bersama saudara-saudaranya di tengah musim dingin di yurt tersebut.
Di tengah pegunungan Mongolia yang begitu distant, sunyi, dan dingin, kita bisa melihat semangat Ulzii yang membakar dirinya. Namun, semangat itu enggak datang tanpa dilema. Dilema itulah yang menarik untuk disaksikan, dan seolah relate dengan judul filmnya: andai saja manusia bisa berhibernasi, layaknya beberapa hewan yang melakukannya untuk bertahan di tengah musim dingin.
Tuhan, Izinkan Aku Berdosa (2023)
Asal Film: Indonesia
Mungkin beberapa di antara kamu pernah membaca buku kontroversial bertajuk Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur karya Muhidin M. Dahlan. Pada masanya, perilisan novel ini bahkan pernah menimbulkan polemik di Yogyakarta karena dianggap memojokkan Islam radikal dan mengajukan kritik keras kepada aliran itu.
Novel itu akhirnya diangkat menjadi film dengan judul yang lebih soft dan enggak mengintimidasi, yakni Tuhan Izinkan Aku Berdosa. Film ini berkisah tentang Nadyah, seorang mahasiswi dengan pemikiran garis keras yang ikut ke dalam organisasi dengan ideologi radikal. Awalnya, ia merasa bahwa ini adalah jalan yang benar. Namun, lama-kelamaan, ia justru terganggu sama banyak pemikiran yang ditelurkan oleh organisasi radikal tersebut.
Karena kecewa, ia pun terjerumus ke dalam lubang hitam, menjadi ayam kampus. Bukannya menyesal, ia malah menjadikan hal tersebut sebagai bentuk tantangan kepada Tuhan atas jawaban-jawaban kehidupan yang enggak pernah ia temukan saat bergabung ke organisasi tersebut.
Tokyo Story (1953)
Asal Film: Jepang
Rasanya sayang banget kalau kamu melewatkan film asal Jepang yang dinobatkan sebagai film terbaik sepanjang masa ini. Apa alasannya?
Ceritanya hangat dan dalam, walau plotnya sangat sederhana. Sepasang lansia mengunjungi anak cucu mereka yang sudah memiliki kehidupan masing-masing. Namun, bukannya menyambut baik kedatangan orang tua, anak-anak mereka yang sukses ini terlalu tenggelam dalam kesibukan. Justru, menantu mereka yang janda ditinggal mati-lah yang menyambut mereka dengan penuh kehangatan.
Diakhiri dengan kisah yang tragis, film ini dianggap mampu memotret realita masyarakat Jepang pada zamannya dengan baik. Selain itu, film ini juga memiliki sinematografi yang apik, menegaskan setiap adegan yang ada di dalamnya.
Women From Rote Island (2023)
Asal Film: Indonesia
Ada rasa haru, sedih, dan marah saat kamu melihat film Women From Rote Island. Maka dari itu, film ini benar-benar sangat direkomendasikan untuk kamu tonton.
Women From Rote Island berkisah tentang Martha, seorang TKI ilegal yang berada di tempat penampungan setelah diperkosa pemilik kebun kelapa sawit. Pada hari ke-9, ia baru bisa dipulangkan, dan hal itu sangat berarti bagi keluarganya. Pasalnya, sebelum meninggal dunia, sang ayah berpesan agar dimakamkan hanya setelah Martha pulang. Film ini ditutup dengan kepulangan Martha yang damai.
Untuk kamu yang ingin menonton film yang hangat sekaligus penuh kekuatan untuk melawan kekerasan seksual dan membahas budaya Indonesia, saksikan Women from Rote Island di CGV Grand Indonesia.
I Haven’t Done Anything (2022)
Asal Film: Korea Selatan
Buat kamu yang menginginkan film dengan isu terkini dan tentunya dari negeri gingseng, kamu bisa menonton I Haven’t Done Anything. Film ini berkisah tentang Oh Tae-kyung, aktor sekuter yang mencoba untuk menjaring lebih banyak ketenaran lewat channel YouTube.
Di sana, ia mulai memproduksi konten tentang mengabulkan keinginan orang-orang. Awalnya, ia pikir mudah. Namun, saat seorang subscriber meminta Oh untuk mencari tahu tentang seorang laki-laki yang senantiasa berdiri di depan Cheonggye Plaza Seoul dengan memegang kertas bertuliskan “Aku Belum Pernah Melakukan Apa-Apa”. Namun, apa pun yang dilakukan Oh enggak membuat laki-laki itu buka suara. Apa yang sebenarnya terjadi?
Masih ada banyak film yang bisa kamu tonton di Jakarta Film Week. Nah, buat kamu yang ingin melihat jadwalnya, kamu bisa klik tautan ini.